Diskusi Malam Hari

201 32 21
                                    


Malam hari yang dingin, Rudy dan Fraul yang tiba di Daerah Kumuh dengan membawa bayi, langsung terlibat dalam keributan besar.

"Lagi-lagi kau melakukan hal yang tidak perlu!" Protes salah seorang wanita.

"Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian di Zona Perang." Bantah Rudy.

"Dari awal harusnya kau tidak pergi ke Zona Perang. Kau tahu itu adalah area berbahaya, kan!"

Rudy dan Fraul mencoba meyakinkan beberapa penduduk Daerah Kumuh agar membiarkan bayi yang dibawanya tetap tinggal bersama mereka. Beberapa orang menganggap bahwa kehadiran bayi itu akan mengundang pemberontak untuk menyerang.

"Hanya untuk beberapa hari saja, setelah itu aku dan Rudy akan membawanya pergi." Kata Fraul.

"Bagaimana jika ada pemberontak yang mencarinya? Bagaimana kau akan bertanggung jawab kalau mereka menyerang tempat ini?" tanya seorang pria sambil menarik kerah baju Fraul.

Fraul terdiam, dia tidak bisa mengatakan bahwa memang akan datang seorang pemberontak untuk mengambil bayi itu. Tangan kanannya meraih lengan pria yang menggenggam bajunya dan berusaha melepaskannya.

"Aku akan membawa bayi itu pergi jauh dari sini sekarang juga," Fraul menatap mata pria yang berada di depannya, "kalau masih belum cukup, aku juga akan meninggalkan tempat ini. Kalian hanya perlu mengatakan bahwa aku yang mengambil bayi itu pada pemberontak yang datang. Dengan begitu, kalian tidak perlu khawatir daerah ini akan diserang, kan."

"Kau sudah gila, ya? Kau benar-benar akan pergi hanya untuk bayi yang tidak jelas asalnya itu?" seorang perempuan terlihat merendahkan Fraul.

"Bagaimana denganmu Rudy? Kau sudah lama ingin meninggalkan tempat ini, kan? Kau mau ikut denganku atau tetap bersama mereka?"

Tidak ada jawaban. Rudy terdiam sambil menenangkan bayi yang tiba-tiba saja menangis. Bukan hanya Rudy, suara protes dari orang-orang di sekitarnya juga terhenti. Semua pandangan tertuju pada bayi yang digendongnya.

"Sepertinya dia lapar." Terdengar bisikan kecil dari setiap orang yang memperhatikan bayi itu.

"Ba-bagaiman kalau untuk malam ini kita biarkan saja bayi itu tinggal di sini. Besok, kita bisa mendiskusikannya lagi." Usul seorang perempuan bernama Zelia.

Perempuan berambut coklat dengan gaya kepang dua. Zelia Huber, umur 26 tahun. Zelia tinggal di Daerah Kumuh dan biasanya membantu mempersiapkan persediaan makanan untuk penduduk lainnya.

"Zelia, kau tidak perlu membela mereka," ucap pria yang berada di sebelah Fraul, "kalau terlalu dimanja, mereka akan semakin bertingkah seenaknya. Kau tahu akibatnya kalau sampai pemberontak menyerang tempat ini lagi, kan!"

"Apa kau benar-benar tega membiarkan seorang bayi diluar sana sendirian?" Zelia tidak menyerah, "aku tahu bayi itu mungkin akan membawa masalah jika terus berada di sini. Tapi bagaimana dengan Fraul dan Rudy? Mereka sudah bersama kita sejak lama. Saat tempat ini diserang pemberontak, mereka lebih memilih tetap tinggal dan membantu kalian yang hampir terbunuh. Kalian kira, siapa yang selama ini pergi keluar sana dan memberikan informasi saat pemberontak datang?"

Berkat Zelia, Rudy dan Fraul diizinkan untuk membiarkan bayi itu tinggal di Daerah Kumuh untuk sementara. Beberapa penduduk bahkan membantu mengurus bayi itu.

"Hei, di mana Rain?" Bisik Zelia di telinga Rudy.

Rudy menatap Fraul berharap dia membantunya. Fraul menarik Zelia lalu Rudy mengikutinya dari belakang. Tidak lama kemudian, mereka tiba di sebuah tenda kecil milik Fraul.

The War For Baby's Soul [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang