Keberanian Untuk Hidup

120 29 24
                                    


"Di mana Clover?" pikir Fraul.

Tony kembali dari tempat pemberontak dan menemukan ruang kerjanya dibuka paksa oleh seseorang. Tony menyeret pedang miliknya dan membiarkan suara pedang yang tergesek di lantai menakuti Fraul.

"Keluarlah, aku tahu kalian di dalam." Kata Tony yang berdiri di tengah pintu masuk.

Fraul yang bersembunyi di balik meja, membungkam mulutnya agar suara nafasnya tidak terdengar. Tony mulai bergerak mencari di dalam ruangan. Fraul berkali-kali berpindah tempat untuk menghindari Tony.

"Aku berterima kasih karena telah menolongku di Zona Perang," Tony berbicara lagi, "perempuan itu, tidak akan kumafkan karena telah merampokku."

"Perempuan itu?" pikir Fraul, "Ah, maksudnya perempuan yang mengambil senjata dan mobilnya di Zona Perang."

"Kalau kalian membuka ruangan ini, berarti kalian sudah curiga denganku. Kalian pasti menyesal telah mengantarku ke sini, kan. Tenang saja, aku tidak akan membunuh kalian. Yang mereka inginkan hanya bayi itu. Berikan bayi itu padaku dan tidak akan ada dari kalian yang terluka."

Fraul menyiapkan revolver-nya dan bersiap untuk menembak saat ada kesempatan. Tapi hati kecil Fraul masih belum siap karena di dalam ruangan itu ada banyak senjata, Tony bisa membunuhnya kalau dia lengah.

Fraul menemukan sebuah gelas kaca di atas meja. Beberapa kali dia memastikan Tony tidak mencari di tempatnya bersembunyi. Tangannya meraih gelas itu dan melemparkannya jauh. Suara gelas pecah menarik perhatian Tony.

"Kalian di situ, ya," Tony mendekat ke arah suara, "wah, ceroboh sekali."

Setelah Tony menemukan pecahan gelas itu, Fraul dengan cepat keluar dari tempatnya bersembunyi dan menembak Tony dengan revolver-nya. Peluru berdesing cepat bersamaan dengan Tony yang tiba-tiba berbalik.

"TRANG!"

Tony menangkis peluru dengan pedangnya. Fraul membatu melihat rencananya gagal. Tawa Tony semakin keras hingga memantul di dinding ruangan. Kaki Fraul gemetar, tapi dia berusaha untuk tetap menyeimbangkan badannya.

"Sudah kubilang, ceroboh sekali," ucap Tony lalu kembali tertawa, "ruangan ini milikku, aku tahu di mana letak benda-benda yang kusimpan. Saat aku mendengar suara gelas pecah di sini, aku sudah tahu tempatmu bersembunyi."

"Begitu, ya? kalau begitu tidak ada pilihan lain selain menyerang langsung." Fraul mencoba untuk tidak terlihat tegang.

"Kau lupa kalau aku pembuat senjata? senjata rendahanmu tidak akan bisa mengalahkanku. Mataku sudah terbiasa dengan peluru-peluru di dunia ini. Suara dan kecepatannya bisa terlihat jelas di mataku. Saat masih kecil, aku yang harus berjuang hidup sendi-,"

"Diam! Aku tidak peduli dengan masa lalumu."

Fraul memasukkan revolver-nya ke dalam tas kecil yang terpasang di ikat pinggangnya. Sebuah pedang lain yang terpajang di dinding menarik perhatiannya. Tony diam dan hanya memperhatikan Fraul yang mengambil pedangnya.

"Bukan hanya kau yang punya masa lalu kelam," ucap Fraul sambil memegang pedang dengan kedua tangannya, "aku juga punya, dan kurasa semua orang di negara ini juga sama."

"Haha, berani hidup berarti berani menghadapi masalah. Aku menghargai keberanianmu yang tidak lari dari situasi saat ini." Puji Tony yang sudah siap untuk bertarung.

"Aku mengutukmu karena telah menjual kami pada pemberontak di luar sana!"

Fraul berteriak dan menyerang Tony dengan pedang yang dipegangnya. Tony menangkis serangan Fraul dan membiarkannya tetap menyerang. Suara dua pedang yang saling berbenturan memenuhi ruangan.

The War For Baby's Soul [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang