Kebenaran

135 24 20
                                    


"Namaku Nicanor, kalau kalian?" pria itu memperkenalkan dirinya pada Rudy dan Fraul.

Rudy dan Fraul masih kebingungan dengan situasi saat ini. Mendadak seorang pria bertubuh kekar membawa mereka ke suatu tempat dan dengan santainya memperkenalkan diri.

Semua orang melihat mereka, tapi hanya memandang saja. Puluhan pria berotot sedang minum-minum di ruangan itu. Bau yang memabukkan membuat Rudy dan Fraul ingin cepat-cepat pergi.

"Apa ini?" Rudy mempertanyakan minuman yang disediakan untuknya.

"Beer." Jawab Nicanor singkat.

Rudy menghirup aroma minumannya. Orang-orang di sekelilingnya juga meminum minuman yang sama. Dengan rasa penasaran, Rudy mencobanya, tapi rasanya yang aneh membuatnya meletakkan gelasnya kembali.

"A-aku Fraul, dia temanku Rudy." Fraul memperkenal diri.

"Kalian pemberontak?" tanya Nicanor.

Fraul tidak menjawab.

"Sepertinya bukan," tebak Nicanor, "kalian punya hubungan apa dengan Tony?"

"Kami hanya kebetulan bertemu dengannya di Zona Perang." Kata Fraul.

"Bagaimana dengan bayi yang kalian bawa? apa Tony mengatakan sesuatu tentang bayi itu?"

"Tidak, tapi sepertinya..."

Fraul menghentikan kalimatnya, mengingat Tony yang berkali-kali mencoba melihat bayi yang mereka bawa saat di mobil. Nicanor tidak menyela Fraul yang terdiam dan hanya menunggu hingga dia mengatakan sesuatu.

"Kenapa daerah ini punya nama?" Rudy mengganti topik pembicaraan.

Seorang pelayan wanita yang tadinya hanya mengantarkan minuman, ikut bergabung duduk di sebelah Rudy dan Fraul.

"Kau bisa lihat bangunan besar itu?" pelayan itu menunjuk sebuah bangunan di luar jendela.

"Ada apa dengan bangunan itu?" tanya Rudy.

"Bangunan itu bernama Cooperante. Di dalamnya terdapat ruang rapat besar yang menyatukan para pemimpin pemberontak terkuat."

"Menyatukan? maksudmu seperti rapat besar untuk kerja sama?"

Sang Pelayan memuji Rudy yang mengerti alur pembicaraan. Sang Pelayan menjelaskan bahwa saat para pemberontak belum memiliki Zona Perang, terjadi sebuah perang besar untuk memperebutkan lokasi. Pemberontak yang kalah saling menyatukan kekuatan untuk menjatuhkan pemberontak yang menang. Setelah mereka berhasil menjatuhkannya, perang memperebutkan lokasi kembali terjadi. Hal itu terus berulang hingga mereka memutuskan untuk membagi lokasi perang.

"Di dalam bangunan itulah kerja sama itu dibentuk dan akhirnya lokasi perang dibagi sesuai arah mata angin. Daerah yang kita tempati saat ini disebut Selatan." Sang Pelayan terlalu sibuk menjelaskan hingga mengabaikan para pelanggannya.

"Selatan? sepertinya orang-orang dalam rapat itu tidak bisa memikirkan nama lain." Kata Fraul lalu sedikit tertawa.

"Para Pemberontak saling berperang di lokasi masing-masing dan pemenangnya menyandang nama 'Terkuat'. Hanya pemberontak yang mendapat nama itu yang diperbolehkan untuk bergabung dengan rapat kerja sama selanjutnya."

"Sekarang aku mengerti bagaimana mereka membentuk kelompok pekerja dan rakyat biasa."

Pelanggan-pelanggan yang terus memanggil Sang Pelayan akhirnya membuat ruangan itu sangat berisik. Sang Pelayan berhenti menjelaskan dan melanjutkan pekerjaannya.

The War For Baby's Soul [HIATUS]Where stories live. Discover now