Akhir Dari Misi

105 25 26
                                    


"Miala mungkin masih di lemari," kata Zelia.

Kevin menyuruh Grey untuk membawa yang lainnya keluar dari dalam rumah, sementara dia, Tony, dan Zelia kembali ke lantai atas. Zelia menuntun Tony dan Kevin ke tempatnya mengunci Miala. Asap yang menutupi ruangan membuat mereka sulit bergerak.

Mereka bertiga bersembunyi di balik meja dan mencari celah menuju lemari di sudut ruang tamu. Kevin bangkit dan menembak seseorang yang berada tidak jauh darinya, dengan cepat mereka berlari dan mencari tempat persembunyian lain.

Tony mengambil pecahan cermin di lantai lalu mengawasi para pemberontak dari cermin itu. Ada seseorang yang mendekat ke arahnya, Tony memberi tanda dan Kevin menembak orang itu.

Tidak butuh waktu lama hingga mereka menjadi lebih dekat ke lemari. Tapi dengan keadaan lemari yang tidak memiliki tempat bersembunyi di depannya, membuat mereka tidak dapat mendekatinya.

"Singkirkan orang itu." Zelia menunjuk seorang pria yang bersembunyi tidak jauh dari lemari.

"Apa kau punya ide?" tanya Kevin.

Tanpa menjawab pertanyaan Kevin, Zelia berlari mendekati lemari. Disaat yang sama, salah satu pemberontak melemparkan granat asap. Ruangan kembali tertutupi kepulan asap putih.

Zelia terdiam membatu di depan lemari. Kedua tangannya meraih Miala yang ternyata masih berada di dalam. Rasa bersalah yang menghantamnya membuatnya tidak memperdulikan sekelilingnya. Tanpa dia sadari, seorang pemberontak menemukannya.

"DOR!"

Satu peluru tidak cukup, dua peluru kembali ditembakkan saat mengetahui dia masih hidup. Bayangan tubuh Kevin muncul di balik asap yang masih menyebar, dia memegang erat sniper-nya dan meledakkan kepala pemberontak yang menyerang Zelia.

Zelia mencoba untuk tidak menjerit, tangannya yang menggendong Miala tidak dapat membungkam mulutnya. Tony jatuh, darah mengalir keluar dari bagian-bagian tubuhnya yang tertembak. Kevin bergegas menyeret Tony kembali ke ruang bawah tanah.

Kevin dan Zelia duduk di sebelah tubuh Tony yang sudah terbujur kaku. Kevin tidak mengatakan apa-apa, hanya menunggu Zelia berhenti menangis. Zelia sadar dia tidak bisa terus berada di ruangan itu. Dengan perlahan dia membaringkan Miala di samping Tony lalu keluar dari ruangan itu bersama Kevin.

"Di mana Tony?" tanya Fraul, "Miala?" tanyanya lagi.

Zelia menggelengkan kepalanya. Kevin menunduk untuk mendekatkan bibirnya ke telinga Fraul.

"Anak itu tewas kehabisan nafas," bisik Kevin, "Tony tertembak karena melindunginya."

Rain muncul bersama beberapa pemberontak yang akan mengantar mereka kembali ke Daerah Kumuh. Sebuah mobil telah menunggu mereka di luar Contribucion, tugas mereka untuk melindungi bayi itu telah selesai.

"Sudah kuduga aku bisa mempercayai kalian." Puji Rain pada Rudy dan Fraul.

"Kenapa dari awal kau tidak bilang kalau kau ayah bayi ini?" tanya Rudy.

"Aku hanya tidak ingin melibatkan kalian lebih jauh."

"Tempat tinggal kita hampir di serang pemberontak tadi pagi, kami diincar pemberontak sepanjang hari, Fraul dan Zelia hampir terbunuh di dalam sana! bagian mana dari semua itu yang tidak melibatkan kami, hah?!"

Vinnel yang ingin menjelaskan semuanya pada Rudy, langsung dihalangi oleh Nicanor. Tidak ada yang menghentikan Rudy memarahi Rain. Suara yang terdengar hanya amarah Rudy dan ledakan besar yang meruntuhkan rumah Tony.

The War For Baby's Soul [HIATUS]Where stories live. Discover now