(IND) Chapter Twenty One

760 96 10
                                    

Kong membawa Arthit ke sebuah hotel dan bergabung dengan yang lain untuk membahas rencana malam ini. Sebelum memulai diskusi, ia mengeluarkan audio recorder dan cincin Arthit, meletakkannya di toilet di bawah handuk, kemudian memutar rekaman yang diedit yang ia ambil pagi ini.

[Flashback...]

Kong sedang memikirkan bagaimana rencana mereka bisa gagal, bagaimana paman Liu sepertinya tau yang sedang mereka lakukan, dan menyembunyikan kunci seolah-olah tahu mereka hendak mencurinya.

Dia juga menyadari perubahan sikap paman Liu terhadap Arthit, dan sepertinya dia juga tidak antusias mendengar bahwa Arthit bersedia membuka rahasia buku tersebut.

Dia melirik ponselnya sejenak untuk mengecek notifikasi, dan teringat sesuatu. Kong membongkar ponselnya dan mengamati microchip yang ditanam oleh paman Liu, lalu berpikir sebentar.

Ia kemudian pergi ke kamar Arthit, memberi isyarat kepada Arthit untuk tidak bersuara sebelum memintanya untuk melepas cincinnya. Kong mencoba membukanya, namun ia tidak tahu caranya.

Kong kemudian pergi ke PC Pang dan membrowsing cara mendeteksi perangkat mata – mata seperti mikrofon atau kamera. Selanjutnya ia mencari smartphone tua Pang dan melakukan seperti apa yang dikatakan artikel itu.

Arthit menemukan frekuensi elektromagnetik dari cincin, yang ia curigai sebagai mikrofon.

Kong tidak percaya bahwa uncle Liu ternyata memata- matainya dan Arthit, ia berusaha untuk tenang dan memikirkan ide, lalu teringat bahwa lusa adalah hari Sabtu, Paman Liu selalu mampir ke lab setiap Sabtu pagi, untuk memeriksa beberapa masalah dan laporan, selain itu sebagian pekerja magang libur pada hari itu.

Kong mendapatkan ide untuk menguntit orang tua itu tanpa dicurigai.

Jadi, pada Sabtu pagi, sebelum fajar ia merapikan tempat tidurnya sendiri, dengan sengaja melupakan ponselnya dan masuk ke kamar Arthit.

Kong dengan hati -hati melepas cincin Arthit, meletakkannya di bawah bantal, dan menyuruh Arthit mengikuti seperti yang ia lakukan dengan berbisik. Selanjutnya, dia menyiapkan alat perekam dan menaruhnya di atas meja, lalu menunggu sampai paman Liu mengetuk pintu kamar Arthit.

Kong masuk ke dalam sprei di samping Arthit dan dengan sengaja menggerakkan tubuhnya untuk menghasilkan suara, lalu melakukan orgasme palsu, sambil memanggil nama Arthit.

Sementara itu, Arthit memperhatikannya dari samping dan tercengang. Dia tidak tahu apa yang dilakukan Kong dan bagaimana mengikutinya.

Kong memelototi Arthit, memberi isyarat agar pria itu mengikutinya sambil menjawab paman Liu dan terus berpura-pura mendesah. Namun, Arthit hanya melongo dan menikmati menonton.

Kong kehilangan kesabarannya, tiba-tiba saja ia memasukkan tangannya ke dalam piyama Arthit dan memijat batang pria itu dengan sungguhan. Arthit tersentak kaget seketika dan mengeluarkan erangan asli.

Sebelum Arthit sempat protes, Kong segera mencium bibirnya untuk membungkamnya, sementara tangannya terus membelai dan meremas object sensitif milik Arthit.

Arthit perlahan-lahan menutup matanya dan menikmati ciuman, juga service hand job yang diberikan oleh Kong. Arthit tidak bisa menahan diri untuk tidak terengah-engah, mencoba untuk menahan ereksinya ketika merasakan miliknya bahan perlahan oleh pijatan langsung.

Kong tersenyum nakal padanya dan menambahkan kecepatan, ia kemudian memikirkan sesuatu di kepalanya, tanpa peringatan, tiba – tiba ia mengeluarkan member Arthit, dengan cepat menurunkan kepalanya dan memasukkan joystick Arthit ke tenggorokannya.

(IND - ENG) -  Ancient Love, The Present Time - The EndWhere stories live. Discover now