(IND) Extra Chapter - One Shot

1.2K 100 21
                                    

Hari ini merupakan perayaan Qing Ming, beberapa keluarga yang meletakkan altar leluhur di rumah akan memperingati dan bersembahyang untuk arwah para leluhur di dalam rumah, setelah berjiarah dan membersihkan kuburan beberapa waktu sebelumnya.

Karena Paman Liu adalah orang Cina, ia tidak pernah melewatkan perayaan Qing Ming setiap tahunnya. Dia selalu menyiapkan persembahan dan mengaturnya di ruang altar lalu berdoa untuk leluhur Suthiluck.

Namun, sejak insiden di gua, sebagian besar adat kebiasaan etnis oriental tersebut tampaknya telah dilupakan, sampai Arthit mengungkitnya kembali.

Jadi, hari itu Kong dan Arthit ke ruang altar dan menyiapkan persembahan sederhana yang ia ingat dan pelajari dari paman Liu, lalu berdoa kepada leluhurnya.

"Apakah kita harus melakukan ini setiap tahun?" Tanya Kong ke Arthit.

"Ya, tidak peduli berapa lama waktu berlalu, kau tidak boleh mengabaikan atau melupakan leluhurmu!"

Kong mengangguk pelan, dia malas berdebat.

Arthit maju ke depan dan melihat lebih dekat papan nisan yang terbuat dari kayu dengan ukiran karakter kuno di atas altar, mencoba untuk membacanya. Ia terkejut ketika mengetahui bahwa sebenarnya marga asli Kong adalah 'Shu', yang berarti buku kuno dan stempel memang diwariskan secara turun temurun oleh kepala desa selama dua ribu tahun.

Namun, Arthit bertanya-tanya apa yang terjadi pada janda dan putra Liu Yi.

Arthit tidak sengaja melihat gulungan bambu yang sangat tua di depan papan nisan, jadi selanjutnya ia meminta izin Kong untuk membaca gulungan tersebut.

Arthit akhirnya mengetahui tentang apa yang terjadi dan menemukan sesuatu yang mengejutkan yang tertulis di dalam gulungan, tetapi dia tidak memberi tahu Kong.

"Tunggu, apakah itu berarti kau pernah bertemu leluhurku dan berperang bersama mereka?!" Kong terdengar bersemangat. "Itu keren!"

Arthit mengangguk. "Kepala desa adalah orang yang paling loyal kepada komandan Liu, ia bahkan menulis surat untuk mengingatkan keturunannya agar tidak melupakan status mereka dan terus mengabdi pada Komandan Liu, melindungi rahasia buku itu selama ribuan tahun, sampai suatu hari, komandan Liu akan kembali dan mengklaim kembali semuanya..."

"Maksudmu, warisan Suthiluck...sebenarnya milik keluarga Liu? Semuanya?"

Arthit mengangguk.

"Well, haruskah aku menyampaikan kabar baik ini kepada paman Liu?"

"Kau akan membuatnya menyesal!"

"Setidaknya, aku harus maaf atas nama leluhurku telah membuatnya menjadi pelayan di dalam kerajaan keluargaku di mana dia seharusnya menjadi raja!"

Jadi, pada hari berikutnya Kong pergi mengunjungi paman Liu di rumah sakit juga membawa buku dan gulungan bambu padanya.

Pria tua itu tidak percaya bahwa Kong benar-benar telah membuka buku itu, awalnya ia pikir buku yang dibawa Kong palsu, tetapi entah bagaimana ia mengenali sesuatu di sampulnya dan mempercayai bahwa buku itu asli.

"Bagaimana kau membukanya?"

"Kau tidak perlu tahu bagaimana, aku punya caranya!"

"Arthit, kan?"

"Terserah!" Jawab Kong. "Aku hanya ingin kau tahu bahwa...tidak ada ramuan keabadian, atau rahasia apapun di dalamnya, kau telah dibodohi dan melakukan semuanya sia- sia!"

"Tapi, ada sesuatu yang akan membuatmu bahagia..." tambah Kong lalu menyerahkan buku dan gulungan padanya.

Paman Liu perlahan membuka buku itu, mengambil gulungan dan membacanya dalam diam.

(IND - ENG) -  Ancient Love, The Present Time - The EndWhere stories live. Discover now