Prolog

102 25 17
                                    

Terlihat ada seorang gadis yang sedang meringkuk sendirian diujung ruangan.

Sesekali terdengar sesenggukan darinya. Ia begitu rapuh, ia begitu lemah.

"Artha... " panggil seorang lelaki yang memakai topi merah.

Perempuan yang dipanggil Artha mendongak menatap seseorang yang memanggilnya.

"Loe nggak papa?" Artha tetap diam.

"Siapa yang ngelakuin ini sama loe?" kali ini Artha menggeleng cepat.

"Gue akan ngelindungi loe mulai sekarang!" kata lelaki itu tegas.

"Kenapa loe baik sama gue? Semua orang ninggalin gue dan benci sama gue. Kalau loe pada akhirnya kaya gitu, mendingan mulai sekarang loe nggak usah sok baik sama gue, loe jauhin gue. Gue udah muak!"

"Nggak, gue nggak akan pernah ninggalin loe. Gue janji!"

"Loe akan malu temenan sama gue, jadi loe nggak usah deketin gue lagi!"

"Kenapa harus malu berteman dengan cewek pintar dan baik kaya loe? loe itu cuma kurang terbuka aja sama orang-orang. Gue akan nunjukkin cara agar loe bisa bahagia dan bisa menerima semua yang telah terjadi."

"Ayo, gue antar pulang," imbuhnya.

lalu keduanya meninggalkan ruangan ini dengan disinari cahaya langit berwarna jingga.



NB : Jangan menyimpulkan isi suatu cerita dari prolognya saja, baca dahulu dengan cermat sampai ending baru menilai. Selamat membaca dengan berbagai macam ekspresi,-

Not AloneWhere stories live. Discover now