Bab 2. Pindah

44 17 10
                                    

Artha baru saja pulang dari acara pengambilan kelulusan disekolahnya. Ternyata benar, nilai ujian Artha sangat memuaskan.

Dengan nilai itu, ia bisa melanjutkan sekolah ke SMA yang diimpikannya selama ini. Namun, semua itu tidak dapat terjadi karena ia harus pindah daerah tempat tinggal.

Artha sedang berbenah untuk memastikan agar tidak ada barang yang tertinggal. Setelah selesai, ia masuk kedalam mobilnya untuk melakukan perjalanan kedesa.

Artha dijemput oleh neneknya untuk kedesa. Alhasil, neneknya selalu mengajaknya untuk bercerita.

Namun sepertinya Artha tidak tertarik sedikitpun. Ia hanya terus diam melamun menghadap jendela dengan respon berupa anggukan. Neneknya memaklumi hal itu.

"Nanti kamu didesa sekolahnya bakalan sama anak-anak kota kok. Nenek sudah tahu sekolah mana yang pas buat kamu. Jadi kamu jangan khawatir, ya" Artha hanya mengangguk.

Setelah beberapa jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai dirumah Neneknya Artha. Nenek Mina.

Rumah Nenek Mina memang dipedesaan tapi tidak jauh dari wilayah kota. Jadi, Artha dapat bersekolah bersama anak-anak kota lainnya yang berada diwilayah sini.

Artha bergegas mandi lalu tidur dikamar yang disediakan oleh neneknya. Ia tidak makan sore dengan alasan masih kenyang.

Paginya, Artha mendaftar kesekolah yang dipilihkan oleh neneknya. Ia mengambil jurusan IPA karena ia suka dengan pelajaran Biologi sejak tingkat Sekolah Dasar.

Setelah mendaftar, ia pulang. Sesampai dirumah ia ganti baju dan duduk diteras rumah menatap awan yang sedang berjalan.

Selang beberapa menit kemudian, hujan gerimis datang membasahi tanah yang berwarna merah. Udara kini semakin dingin.

Nenek Mina datang menghampiri Artha dengan membawa dua gelas teh hangat dan singkong rebus yang masih mengepul. Lalu mereka berdua menikmatinya bersama.

"Nenek pun juga pernah merasakan hal serupa denganmu, Artha. Sangat sedih rasanya. Tapi kita harus ikhlas, harus tabah. Ahh, nenek jadi teringat sama almarhum kakek kamu." Nenek Mina tertawa kecil.

"Iya nek."

❤📖NotAlone📖❤

MOS  berlangsung dengan baik dan teratur. Para peserta MOS sangat antusias dengan kegiatan yang diadakan. Belum lagi ditambah dengan wajah para kakak kelas pengurus MOS yang dibilang cantik dan... sangat tampan.

Itu membuat para peserta MOS semakin tambah semangat. Namun lain dengan Artha, dia masih tetap sama seperti hari sebelumnya. sedih.

Dia bahkan belum mendapatkan teman sama sekali. Jadi dia hanya mengikuti calon temannya. Mungkin. Kesana kemari.

Saat ini sedang apel untuk penutupan acara MOS yang telah dilakukan selama beberapa hari ini. Para murid yang telah diterima disini merasa gembira mengingat sekolah ini adalah SMA favorit.

Samar-samar Artha mendengar  tiga orang disampingnya sedang membicarakan seseorang. Mereka membicarakan kak Samuel, sang ketua OSIS disekolah ini. Memang Artha akui, kak Sam memang tampan. Kelewat tampan malahan. Namun banyak yang bilang bahwa ia adalah seorang playboy dan sifatnya arogan.

Kedua hal tersebut membuat Artha tidak jadi tertarik kepadanya. Belum lagi ia merupakan orang yang tegaan kepada siapapun. Tidak pandang laki-laki ataupun perempuan. Buktinya saat MOS tadi kak Sam tega menghukum seorang cewek bernama Mitha push up lima puluh kali hanya karena tidak sengaja menjatuhkan air minum dibajunya.

"Dasar kejam!" gumam Artha.

Sudahlah, Artha tidak peduli apapun tentang kak Sam lagi. Kini apel telah selesai dan Artha harus kepapan pengumuman untuk melihat dikelas manakah ia akan belajar nanti.

Artha berdesak-desakan untuk melihat hasil pengumuman tersebut. Hingga akhirnya ia menemukan namanya dikelas X IPA 1.

Ia berada dikelas unggulan lagi seperti waktu SMP. Ia tersenyum sesaat lalu segera menepi dari keramaian itu dan beranjak pulang naik bus.


📎What do you think about the story?

✏Nonarae22 🐾

Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang