Bab 4. Ancaman

23 14 5
                                    

Karena udah 5 comment sesuai permintaan author, maka author nepatin janji buat update :)

***

"Nek, Nenek masak apa?" tanya Artha yang baru saja bangun dari tidur siangnya.

"Eh, kamu sudah bangun ternyata. Ini, Nenek memasak tumis kangkung dan tempe goreng. Gimana, kamu mau 'kan?" Artha mengangguk cepat.

"Biar aku aja nek yang goreng tempenya." Artha mengambil tempe yang berada dimeja.

"Emang kamu bisa? Nanti kalau  kena minyak panas hlo"

"Aku udah gede, Nek. Lagian cuma goreng tempe doang kok" Artha mulai menggoreng tempe dengan baik.

"Yaudah kalau gitu. Nenek mau nyeduh teh dulu, kalau kangkungnya matang panggil Nenek, ya."

"Siap Nenekku" ucap Artha semangat.

Setelah selesai memasak, Artha bergegas mandi dan makan bersama Neneknya. Artha sudah bisa tertawa lepas kali ini, dan itu membuat Neneknya lega. Nenek Mina yakin, bahwa Artha sedikit demi sedikit akan bisa bangkit kembali seperti sedia kala. Cepat atau lambat.

"Nenek nanti mau kerumah tetangga sebentar sehabis maghrib. Kamu mau ikut apa dirumah saja?"

"Uhm... acara apaan dulu?"

"Nggak ada acara apa-apaan sih. Cuma masalah perkebunan aja."

"Oh gitu. Kalau gitu aku ikut aja deh, Nek. Sekalian belajar tentang kewirausahaan."

Setelah sholat maghrib, Artha dan neneknya pergi menuju rumah tetangganya. Mereka pergi dengan berjalan kaki karena jaraknya tidak terlalu jauh.

Sesampai tujuan, Nenek Mina mengucapkan salam. Pintu dibuka oleh seorang anak kecil yang Artha kenal. Leo.

Leo sepertinya masih ingat dengan Artha. Buktinya dia langsung memeluk kaki jenjang milik Artha. "Kakak cantik, Leo kangen"

Artha berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Leo lalu mengusap rambutnya. "Kakak juga kangen. Leo apa kabar, kakinya sudah sembuh belum?"

"Hloh, kamu juga kenal sama nak Leo ya?"

"Iya nek. Waktu itu aku yang nyelamatin Leo waktu jatuh dari sepedanya." Jelas Artha.

"Udah kak, tapi bekasnya masih sakit." rengek Leo.

Artha jadi tertawa kecil melihat wajah Leo saat merengek. Menurutnya itu sangat imut. Padahal sebelumnya ia tak menyukai anak-anak.

"Eh mbak Mina, ayo masuk. Maaf baru tahu, tadi saya didapur." Kata Nenek Ami yang datang dari dalam rumah.

"Iya nggak masalah kok. Lagipula saya sudah disambut sama cucumu yang ganteng dan lucu ini" jawab Nenek Mina sambil mencubit pipi Leo.

"Eh, ini cucu kamu yang dari kota itu ya? Ealah, cantik sekali dia." kata Nenek Ami saat melihat Artha.

Artha berdiri lalu mencium punggung tangan Nenek Ami. Setelah itu mereka masuk kedalam rumah untuk membicarakan masalah perkebunan.

Artha sibuk bermain dengan Leo. Bahkan Artha dan Leo sempat berfoto bersama menggunakan handpone miliknya.

Sayup-sayup terdengar suara motor berhenti diteras rumah Nenek Ami. Kata Leo, itu adalah kakaknya yang akan menjemputnya pulang.

"Ayo kak kita ketemu sama kakak aku" Leo menarik tangan Artha.

Artha mendengus pelan saat mengetahui dugaannya benar. Kakaknya Leo adalah Samuel.

Not AloneWhere stories live. Discover now