Bab 25. Kebenaran

10 3 0
                                    

Dengan langkah gusar Melly berjalan menghampiri Elvan yang sedang tidur di bawah pohon besar belakang sekolah. Dia harus meminta maaf karena gara-gara dia Elvan mulai besok akan diskors.

"Kak..."

Elvan membuka matanya dan menoleh, menatap Melly datar dengan lebam yang masih terlihat jelas di wajahnya. Sudah hampir setengah menit keduanya terdiam, Melly terus menunduk ketakutan sambil meremas jari-jarinya.

"Puas bikin gue kaya gini?" Elvan membuka suara. Melly semakin gemetar, dia menggigit bibir bawahnya sendiri.

"Maaf kak, waktu itu..." Melly malah menangis dan tidak melanjutkan kata-katanya. Elvan mendengus lalu beringsut duduk menatap muak Melly.

"Mau loe apa sih?!" tanya Elvan emosi. Jika saja Melly itu laki-laki, pasti dia sudah memukulnya habis-habisan. Gara-gara dia imagenya di sekolah hancur dan dia diskors.

"Maafin aku kak, aku ngaku salah. A--aku sayang sama kakak," kata Melly terbata-bata.

Elvan tersenyum mengejek, "Nggak ada gunanya loe ngaku di depan gue, gue udah tau. Oh iya, gue nggak suka sama loe!" Elvan tersulut emosi. "Gara-gara loe bibir gue nggak suci lagi." imbuh Elvan.

Elvan turun dari meja dan menghampiri Melly yang masih terisak. Dia mengangkat dagu Melly sehingga Melly dapat menatapnya dengan wajah sembab. "Loe itu... jalang!" Elvan tersenyum miring lalu mendorongnya dan melangkah pergi dari situ.

"Apa salah jika aku suka sama kakak?" teriak Melly dengan suara serak khas menangis.

Elvan berhenti melangkah lalu berbalik menatap Melly. Dia merogoh kantong sakunya dan melemparkan isinya ke hadapan Melly. "Itu buat jalang recehan kaya loe." Elvan tertawa sarkatis lalu melangkah kembali.

Tangis Melly semakin pecah. Rasanya sakit sekali dianggap jalang oleh seseorang yang dicintainya selama ini. Apa dia salah melakukan semua ini?

Melly menatap uang senilai lima puluh ribu rupiah di hadapannya dengan miris. Segitu burukkah dirinya?!

**

Sarah terus menundukkan kepalanya dan memasang raut sedih. Segitu buaskah Riski sampai-sampai Sarah meringis melihat lebam di wajah Elvan, pasti sangat sakit.

"Loe mau ngomong apaan?" tanyanya dingin. Sarah menelan salivanya berat, Elvan pasti marah dan mencaci makinya.

"Gue mau minta maaf," kata Sarah lirih. Dia membasahi bibirnya sambil meremas-remas tangannya sendiri.

Elvan tetap diam sambil mengamati gerak-geriknya. "Terus, loe pikir gue orang baik yang segampang itu maafin loe?"

"Gue ngaku gue salah, gue minta maaf..." Sarah menunjukkan raut menyesalnya. Elvan merasa muak dengan ratu drama yang satu ini. Dia mengambil napas sebentar lalu menatap Sarah tajam.

"Loe udah ngehancurin persahabatan gue sama Riski, loe udah khianatin kepercayaan gue, terus dengan mudahnya loe cuma minta maaf tanpa ngelakuin apapun?" kata Elvan kesal. Dasar cewek sok polos, sok suci!

"Gue sanggup ngelakuin sesuatu agar loe bisa maafin gue." kata Sarah yakin.

Elvan terkekeh. "Cukup nggak usah nunjukkin muka loe ke hadapan gue lagi. Dan inget, kita putus!"

Elvan menarik jaketnya yang terlampir di kursi lalu segera melangkah pergi menjauhi wilayah kafe. Sarah menghembuskan nafasnya lalu meminum kopi hangatnya. Baru kali ini dia ketahuan selingkuh. Sarah mengambil handphonenya saat merasakan benda itu bergetar. Bibirnya melengkung ke atas seolah sudah melupakan kejadian yang baru saja dialaminya.

Riskisyg❤
Kita bisa hangout? kalau bisa ketemuan di tempat biasa.

Tentu baby😘

Read

Sarah segera menuju ke kasir untuk membayar dan langsung bergegas menemui Riski.

***

Karena menonton acara komedi di televisi, Artha dan neneknya tertawa berulang kali hingga perutnya sakit.

"Hahaha..."

Dua menit kemudian acara tersebut selesai. Artha dan neneknya mengerucut sebal. "Seharusnya acara kaya gini tuh tayangnya lebih lama." gerutu Artha.

"Iya benar, dari pada sinetron-sinetron nggak jelas yang dapat merusak akhlak generasi muda." Nenek Mina menyetujui perkataan Artha.

Akhirnya keduanya sepakat untuk tidur saja. Lagi pula sudah jam sembilan malam, wilayah desa sudah sepi.

***

"Jujur aku kecewa sama kamu." katanya sambil mengepulkan asap ke udara.

"Maafin aku, aku tahu aku salah. Kamu maafin aku kan?" Sarah mencoba merayu Riski. Bagaimanapun juga tinggal Riski harapannya punya pacar kelas atas.

"Sebenarnya aku nggak masalah kamu mau dekat sama siapa aja. Tapi jangan sama sahabat aku, itu sakit, Sar," kata Riski dengan raut wajah kecewa.

"Iya maaf, aku kan nggak tahu kalau dia sahabat kamu." Sarah masih membela diri. Riski terdiam sebentar lalu mematikan rokoknya. Membuang ke luar lewat jendela di sampingnya.

Dia memegang kedua pipi Sarah lalu mengelusnya. Sebenarnya dia malas mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan yang namanya cewek, tapi entah kali ini dia ingin melakukannya. Ada hal yang unik dari diri Sarah. Apakah kali ini dia benar-benar jatuh cinta dengan seseorang di hadapannya?

"Aku ngasih kamu kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki hubungan kita." Sarah nampak berbinar, "jadi jangan kecewain aku lagi, ok?" Riski tersenyum manis, memamerkan lesung di pipinya.

Sarah mengangguk cepat. Kemudian dia langsung memeluk Riski erat, seolah takut kehilangannya. "Aku janji nggak bakal ngecewain kamu lagi!" kata Sarah mantap.

"Pacar cantik..." kata Riski lirih lalu mengecup lama puncak kepala Sarah.

****

Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang