Ten

35.3K 2.1K 38
                                    

"Bapak ingin ke suatu tempat lagi ?" tanya Varischa ketika dirinya dan Albert baru saja memasuki mobil setelah menyurvey calon terakhir tempat yang akan dibangun cabang Viano Retail.

Albert menggeleng. "Tidak. Kita kembali saja ke hotel."

Varischa menyipitkan matanya. "Apa Anda tidak berniat jalan-jalan ? Atau mungkin membeli oleh-oleh untuk keluarga Bapak ?"

Albert hanya terdiam, namun di dalam hati ia mengiyakan pertanyaan bawahannya barusan.

"Kita kembali ke hotel saja, Pak Fahmi." ucap Varischa dengan cemberut kepada supir yang bertugas.

"Baik, Mbak Var."

Albert memilih terdiam, namun pandangannya menatap Varischa dan Pak Fahmi secara bergantian. Ingin rasanya ia menyuarakan keinginannya mengikuti ucapan bawahannya tadi, namun rasa gengsi menguasainya.

Akhirnya, Albert tetap terdiam sepanjang perjalanan menuju hotel.

----------

"Selamat siang, Pak. Saya pamit, sampai bertemu besok di sini." pamit Varischa ketika mereka berdua sudah berada di dalam kamar Albert. Varischa kemudian berbalik tanpa menunggu balasan dari atasannya.

"Varischa." panggilan dari Albert membuat langkah Varischa terhenti. Wanita itu kemudian menolehkan setengah badannya ke belakang dan menunggu ucapan yang hendak dilontarkan oleh atasannya.

Rasa penasaran langsung menerpa Varischa ketika mendapati ekspresi atasannya yang tidak pernah ia lihat.

Albert gugup. Atasannya yang dingin itu, gugup.

"Ada apa, Pak Albert ?" tanya Varischa pada akhirnya. Ia bahkan sudah menghadapkan seluruh tubuhnya pada Albert.

Albert berdeham pelan sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Pria itu kemudian memasukkan kedua tangannya pada saku celana. "Saya berubah pikiran."

"Berubah pikiran mengenai apa, Pak ?" sahut Varischa dengan alis yang naik sebelah.

"Bisa kamu temani saya berkeliling sebentar dan membeli oleh-oleh ?" tanya Albert pada akhirnya. Butuh waktu beberapa saat sampai akhirnya Varischa bereaksi. Wanita itu terlihat mengulum senyum dan berhasil membuat Albert kembali gugup.

"Jadi, Bapak setuju dengan saran saya tadi ?"

"Ya."

"Baik. Saya siap menjadi tour guide pribadi Anda, Sir Legger."

----------

Varischa dan Albert baru saja selesai berkeliling di kawasan Kota Lama, Semarang. Mereka menghabiskan waktu berjalan mengelilingi bangunan-bangunan tua yang masih bertahan sampai sekarang.

"Mau ke mana lagi, Pak ?" tanya Varischa yang sudah siap di balik kemudinya. Albert menatap Varischa dengan pandangan bingung. "Up to you. Saya sama sekali tidak tahu kota ini."

Varischa mengangguk perlahan sambil memasang sabuk pengamannya. "Karena sudah sore, bagaimana kalau kita pergi makan ?"

"Ok."

Varischa mendengus ketika mendengar jawaban yang begitu singkat dari atasannya barusan. "Berapa kata yang Bapak kuasai ?"

Albert mengerutkan dahi sesaat ketika mendengar pertanyaan aneh dari wanita di sampingnya. "Tentu saja banyak."

"Terus, kenapa Bapak hanya menjawab saya dengan 'ok' ?"

"Untuk apa saya mengucapkan banyak kata kalau satu kata saja sudah cukup." jawaban dari Albert membuat Varischa memberengut sebal. Mau tak mau, ia harus menerima jika ucapan dari atasannya memang benar.

At the Drop of a Hat - ENDحيث تعيش القصص. اكتشف الآن