Ekstra Part

58.9K 2K 56
                                    

Sebelah tangan Albert bergerak meraba sisi kasur sebelahnya yang ternyata kosong. Kedua matanya kemudian terbuka perlahan berniat untuk mencari sesosok wanita yang selama ini menempati sisi itu. Albert mendudukkan dirinya dengan malas saat matanya tidak menemukan wanita itu.

Kedua kaki Albert kemudian melangkah perlahan keluar dari kamar dan menuruni tangga ke lantai bawah saat masih juga tak menemukan sang istri di lantai dua. Senyum di bibirnya perlahan terbit saat akhirnya melihat Varischa yang tengah asik berkutat di dapur.

Pria itu semakin memelankan suara langkah kakinya agar Varischa tidak menyadari kehadirannya. Sampai akhirnya Albert berhasil melingkarkan kedua tangannya di perut sang istri dan membuat wanita itu berjengat kaget.

"Albert!" Varischa meneriakkan nama suaminya dengan suara keras menggelegar, membuat Albert tertawa keras karena misinya mengagetkan sang istri sukses besar.

"Masih saja suka mengagetkan orang." sungut Varischa setelah memukul keras tangan suaminya. Tawa Albert masih tersisa saat ia memberikan kecupan singkat di pipi Varischa. "Mengagetkanmu itu kegiatan yang menyenangkan, sayang."

Varischa mendengus kesal seraya kembali menggerakkan tangannya untuk membalik telur yang sedang berada di atas wajan. "Mandi, Al. Nanti kamu terlambat ke kantor."

"Ingat kan aku CEOnya ?"

"Aku akan melaporkanmu ke Gerald." Albert langsung terbahak mendengar ancaman dari istrinya itu. "Astaga, baru sekarang aku menyesal karena hubungan kalian yang sudah dekat. Padahal dulu bertatap muka dengan Gerald saja dulu kamu takut."

"Tentu saja aku takut. Dia kan atasan dari atasanku, Al."

"Dan sekarang dia adalah sepupu dari suami kamu." bisik Albert mesra. Varischa yang mendengarnya diam-diam tersipu. Untung saja dia sedang membelakangi suaminya itu. Kalau tidak, pasti dia sudah digoda habis-habisan oleh Albert karena tingkahnya yang masih saja sama saat mereka masih berpacaran.

"Apa rencana kamu hari ini ?"

"Hmm, tidak tahu. Paling-paling aku ke rumah Mama Martha dan belajar memasak atau belanja bersama."

"Kamu tidak ingin ikut aku saja ke kantor ?"

Kening Varischa mengerut saat mendengar pertanyaan aneh dari Albert barusan. Ia menoleh ke belakang sedikit dan bertanya, "Untuk apa aku ikut kamu ke kantor ? Aku pasti akan kalah saing dengan dokumen-dokumenmu."

Albert kembali terbahak. Ia lalu mencium bibir istrinya dengan gemas sebelum melepaskan pelukannya pada wanita itu. "Hari ini aku tidak ada jadwal rapat atau pertemuan dengan pihak luar. Jadi, kita berdua bisa menghabiskan waktu di ruanganku untuk melakukan beberapa hal."

Varischa menatap suaminya dengan pandangan tak percayanya. Tanpa menghiraukan Albert, ia mengangkat telurnya dan menaruhnya di piring sebelum membawanya ke meja makan.

"Kenapa tidak menjawabku, hm ?"

Varischa berkacak pinggang sambil menatap suaminya yang sedang menaik-naikkan sebelah alisnya jenaka. "Tidak mau! Aku tidak mau tergap oleh Wiliam untuk yang kedua kalinya."

Lagi, untuk yang ketiga kalinya di pagi hari ini seorang Albert kembali terbahak. Pria itu teringat akan kejadian satu bulan pernikahan mereka. Saat itu, Varischa mengantarkan makan siang untuknya. Dan Albert meminta jatah desert kepada istrinya itu. Namun naas, Wiliam sang sekretaris memergoki mereka karena pria itu tak kunjung juga mendapat balasan dari sang atasan setelah beberapa kali mengetuk pintu.

"Aku akan mengunci pintu kali ini." Albert mendekati Varischa, masih berusaha untuk membujuk wanita yang sudah enam bulan ini menjadi istrinya itu. Kepala Varischa langsung menggeleng tegas. "Tidak mau, Al. Lagi pula, kantor itu tempat untuk kamu bekerja. Bukannya tempat melakukan hal seperti itu."

At the Drop of a Hat - ENDWhere stories live. Discover now