Twenty One

28.6K 1.7K 8
                                    

Keluarga Legger baru saja menyelesaikan makan malam mereka ketika Albert membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Mario menaikkan sebelah alisnya dan menunggu sang putra pertama yang kini sedang berjalan ke arahnya.

"Bisa kita bicara, Pa ?"

Mario terdiam sejenak sebelum mengangguk dan bangkit dari duduknya. Pria yang menjadi ayah dari dua anak itu berjalan dalam diam menuju ruangannya di bagian belakang rumah.

Begitu memasuki ruangannya yang berdinding kaca, Mario mendudukkan dirinya di kursi belakang meja dan menatap Albert. "Amanda bilang hubungan kalian berjalan dengan baik."

Kalimat yang sudah siap Albert lontarkan langsung menguap ketika mendengar ucapan sang ayah. Mata Albert melebar dan raut wajah penuh tanyanya nampak jelas.

"Amanda yang mengatakannya kepada Papa ?"

Mario menautkan kedua tangannya di atas meja lalu mengangguk beberapa kali. "Kemarin dia menelpon Papa dan mengatakan kalau kalian sedang dalam tahap saling mengenal satu sama lain. Katanya, setelah beberapa kali berbincang, sepertinya dia dan kamu memiliki kemistri yang cukup baik. Amanda sangat yakin kalau kalian cocok dan hubungan ini akan berlanjut."

Albert menyeringai tidak percaya ketika mendengar ucapan papanya. Ia menghembuskan napas keras lalu berjalan mendekati meja kerja Mario.

"Dan Papa percaya dengan apa yang dikatakan oleh Amanda ?" tanya Albert dengan kedua tangan yang menekan pinggiran meja. Kedua alis Mario tertaut bingung. "Tentu saja. Memangnya kenapa ?"

Seringaian tipis menghiasi wajah Albert. "Everything that she told to you, Pa, were totally bullshit."

Mario tidak bereaksi. Pria itu menunggu kalimat selanjutnya yang akan dilontarkan Albert.

"Aku bahkan mengusirnya ketika dia datang ke kantorku kemarin. Dan dari awal, saat aku mengantarkannya ke rumah waktu itu, aku sudah mengatakan dengan jelas jika aku ingin perjodohan ini tidak berlanjut."

Wajah Mario berubah datar. Pria itu mencondongkan tubuhnya ke depan dengan tatapan tajam. "Apa Papa pernah mengajarimu untuk bersikap seperti itu kepada perempuan ? Kamu mengusir Amanda kemarin ?"

Albert mendesah keras dan menegakkan kembali tubuhnya. Pria itu menyugar rambutnya kasar. "C'mon, Pa, Albert sama sekali tidak menyukai ide perjodohan ini. Dan lagi pula, Amanda pantas mendapatkan perlakuanku yang seperti itu karena tingkahnya yang menyebalkan."

Mario menghela napas perlahan, masih dengan wajah datarnya. "Baik, Papa mau bertanya. Kenapa kamu tidak menginginkan perjodohan ini berlanjut ?"

"Aku sudah mempunyai wanitaku sendiri, Pa."

"Dan apakah wanitamu itu lebih baik dari pada Amanda ?"

"Tentu saja, Pa." sahut Albert dengan yakin.

"Bagaimana dengan keluarganya ? Apa kekayaannya setara atau melebihi keluarga Amanda ?"

Mata Albert memicing ketika mendengarkan pertanyaan yang terlontar dari papanya. Albert berkacak pinggang lalu membalas, "Excusme, Sir, apa barusan aku tidak salah dengar ? Apa barusan Papa membahas tentang materi ?"

Mario mengangguk santai lalu mendaratkan punggungnya pada sandaran kursi. "Kenapa ? Itu sangat penting, Al. Kalau kamu dan Amanda bersatu, kejayaan keluarga kita semakin bertambah karena bergabung dengan keluarga Jonas."

Albert tertawa dengan penuh ironi. "Aku sama sekali tidak percaya, Papa will take that things up."

"Papa ingat tidak, sejak kecil Papa dan Mama selalu mengajarkan aku dan Gilbert untuk tidak memandang seseorang tanpa memandang materi ? Apa Papa lupa ? Apa sekarang Albert yang harus mengajarkannya kepada Papa ?"

At the Drop of a Hat - ENDUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum