"Ketika orang yang paling dibenci, berubah menjadi orang yang paling disayang."
Dia yang tidak kamu sukai. Dia yang masuk ke dalam daftar orang-orang buruk dalam hidupmu.
Ketika kamu begitu membenci seseorang, Bahkan mungkin kebencian itu menjurus p...
"Pedekate sekeras ini, gue rela demi untuk dapetin lo, Ga." Disya mengoceh memegang pena serta kertas berwarna biru cerah.
Surat cinta, katanya. Dan ini adalah saran dari teman-temannya. Disya menurut, karena mungkin ini memang cara paling ampuh. Kebingungan melanda, Disya tak pernah menulis surat sebelumnya. Dan tiba-tiba? Dia harus berpuisi.
Inigila!
Masih sibuk, ponsel gadis itu bergetar, menampilkan nomor tak dikenal. Lagi?
Mungkinkah itu Zendro? Bukankah Disya sudah memblokir nomor cowok tak jelas itu. "Halo,"
"Goodnight, honey..."
Menggeram dengan mata terpejam rapat. Disya hapal siapa si pemilik suara. "Lo! Ngapain lo telpon gue lagi?!"
"Guekangen. Boleh dikangen balik?" Zendro santai di seberang sana.
Disya rasa sebentar lagi ia akan gila. Diganggu oleh Zendro adalah hal paling menyebalkan selama ia hidup.
Sedang di tempatnya, Zendro terkekeh menatap layar ponselnya yang terdapat foto Disya. "Disya, Disya, lo jual mahal malah makin keliatan murah di mata gue."