🌜60. Yang Berharga.🌛

30.7K 2.6K 492
                                    

Antara kita tercipta cerita sederhana

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Antara kita tercipta cerita sederhana. Sesederhana dimana ada aku, di sana ada kamu. Cinta.

-Ladisya-

¶¶¶

Terlalu banyak orang yang tidak menghargai hati mereka sendiri dengan cara berharap pada ketidakpastian. Lupa cara memelihara dinding hati dengan merindu kepada yang bukan seharusnya.

Mengatasnamakan rasa, lantas mengemis perhatian meskipun tahu ujungnya sia-sia. Terabaikan. Atau lebih menyedihkannya disepelekan.

Manusia itu senang sekali membuang-buang waktunya demi berlarut dalam ratapan. Menangisi diri, nasib dan hati. Yang mungkin waktu yang terbuang adalah bisa digunakan untuk memperbaiki diri.

Percayalah, saat kamu sedang bangkit dari segala masa lalu pahit mu, yang pantas sedang berada dalam perjalanannya. Ayo tersenyum.

Mulai hari ini, prioritas Algi berubah dari yang setiap pagi butuh sarapan, menjadi butuh untuk melihat senyum Disya.

Budak cinta, dua kata yang sangat menggambarkan kondisi keduanya. Melewati hari-hari yang entah itu baik atau buruk.

Melalui pertengkaran hingga berbaikan. Berdebat lalu berakhir berpelukan. Ataupun saling meneriaki yang didominasi oleh suara Disya. Apapun itu, keduanya selalu jatuh cinta setiap hari.

Terhitung sudah setahun lebih mereka menjadi sepasang kekasih, mulai dari sama-sama bersekolah dan sekarang Algi sudah lulus terlebih dahulu.

"Kamu kebiasaan tau gak, ngajak video call pagi-pagi. Aku kan belom mandi. Masih berantakan." dari seberang Disya mencerocos. Ia semakin sering mengomel.

Algi tersenyum. Muka bantalnya bahkan tetap tampan. "Ya biarin, sih. Kan bentar lagi kamu bakalan aku liat bangun tidur di samping aku."

"Masih pagi, oke?" pipi Disya merona.

"I love you too. So bad." ujar Algi mengerling.

"Udah diem. Gimana persiapan buat camping acara kelulusan?"

"Udah siap kok. Kamu gimana? Jangan lupa bawa jaket, kalo malem di pantai itu dingin banget."

"Basi ya Tuan Wirapandu. Kek kamu gak pernah bawa aku bikin tenda di tepi laut aja."

"Siapa tau lebih kedinginan karena ngeliat Galins yang mau lamar Inara."

"Apaan deh. Biasa aja. Malah ikutan seneng. Kamu kapan?"

Algi menahan senyuman. "Kamu ngode?"

"Ih enggak. Aku belum pengen nikah muda."

Sedikit terdengar tidak mengenakkan. "Kalo aku lamar juga, tetep belum siap?"

Warm In The Arms ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें