🌜37. Jalan Cinta.🌛

36.8K 2.7K 664
                                    

Entah nanti kita berakhir bersama, atau berpisah di tengah jalan, yang pasti saat ini kamu adalah tujuanku

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Entah nanti kita berakhir bersama, atau berpisah di tengah jalan, yang pasti saat ini kamu adalah tujuanku.

-Algifary-

¶¶¶

Pernah dengar? Cinta itu punya magnet yang merekatkan dua hati yang bertolak belakang sekalipun. Disya kira, malam itu dirinya benar-benar akan putus dengan Algi, setelah itu mereka akan bermetamorfosis menjadi dua orang asing.

Ternyata semua itu tidak terjadi. Bagaimana Algi memeluk erat tubuh Disya, mendaratkan kecupan di kening lalu di bibir.

Sekarang, kedua remaja itu berdiri bersisian, saling melempar lirik. Algi menautkan jemarinya di tiap ruas jari Disya. "Masuk kelas, mba."

"Gak usah Alay," peringat Disya, namun tak mau melepaskan genggaman itu.

"Alay sama pacar sendiri, masa gak boleh." goda Algi datar.

"Geli, Al..." rengek Disya melihat Algi yang sok imut. Tawa Algi terdengar renyah membuat Disya mengernyit.

"Bodo." santai Algi. "Ya udah, yok." keduanya bergandengan hingga sampai di barisan siswa siswi yang lain.

Disya melotot saat Algi menolak melepaskan genggaman mereka. "Padahal seneng, kan, diginiin? Gak usah dilepas."

"Apa-apaan ini kalian, gandengan pagi-pagi." omel seorang guru olahraga menginterupsi.

Algi memasang ekspresi senyum tipis. "Gandeng pacar sendiri, gapapa lah pak."

Guru itu melotot. "Wah-wah, kalian pacaran? Biasanya main siram-siraman."

Semua heboh, sampai Naufal ikutan menyambar. "Sekarang mainnya siraman rohani pake gombalan, pak!"

Pipi Disya memerah, walaupun dirinya berusaha berwajah datar. Ingin rasanya menginjak kaki Algi agar cowok itu berhenti menggodanya, baik secara langsung ataupun secara halus.

Barisan bubar, dan Algi bertingkah berlebihan dengan mengantarkan Disya ke kelas. "Al, lebay tau gak."

Tak menggubris Disya, Algi tersenyum manis. "Selamat belajar." lalu pergi.

Disya terkenal karena keangkuhannya, biarpun seisi kelas ingin menggodanya dengan berseru heboh, toh mereka takut dan memilih bungkam.

Sedang Algi sendiri diteriaki seluruh kelas karena sudah terang-terangan mengakui Disya sebagai pacarnya. "Cieee ada yang udah gak jomblo nih!"

Warm In The Arms ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant