🌜30. Dia, Rapuh.🌛

36.4K 2.7K 177
                                    

Terlalu sombong untuk mengatakan dirimu sendiri yang terkuat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terlalu sombong untuk mengatakan dirimu sendiri yang terkuat. Tapi akan begitu bodoh bila mengaku kau lemah. Jadi, silahkan sombong.

-Ladisya-

¶¶¶

Cermin di hadapan Disya hanya menunjukkan aktifitas gadis itu sejak tadi. Setiap menatap matanya melalui cermin, akan terbayang reka ulang tentang Algi. Bagaimana kepedulian pemuda itu ditunjukkan dengan cara yang berbeda.

Kalem, tapi menasehati. Santai, namun terselip kekhawatiran. Acuh, namun melindungi. Dan ... Sifat berterus terangnya membuat perasaan Disya luluh lantak.

"Lucu. Lo lucu Disya. Lucu banget kalo akhirnya lo jatuh cinta sama dia. Gila, mentang-mentang stay di indonesia, hidup udah terkontaminasi sama FTV." Disya mengikat cepol rambutnya, mengoleskan toner ke wajah.

Menilik ulang bekas lukanya yang perlahan memudar seiring waktu. Selanjutnya Disya memoleskan krim malam. "Ish, kenapa gue bayangin dia terus sih?"

Jika ia mati rasa, mungkin Disya sudah menghantamkan kepalanya ke cermin. Katanya jatuh cinta itu manis, tapi kenapa Disya malah kelimpungan. "Serah! Bodo amat!"

¶¶¶

Kenapa Algi peduli? Karena alasan kemanusiaan. Kenapa Algi melindungi? Berlindung di bawah kata baik. Kenapa Algi sampai merelakan waktu hanya untuk menjauhkan Disya agar tidak masuk jebakan?

Jawabannya; menebus kesalahan.

"Alasan apaan, tuh?" cetus Naufal menaruh di meja dua cup cappuccino di hadapan Algi.

"Emang baik butuh alasan, ya? Pamrih amat lo." sahut Algi menyedot minuman.

Naufal menghisap rokoknya dalam. "Bukan ngajarin lo pamrih, gob! Tapi, tanpa sadar perhatian lo persis seperti ke Inara dulu."

"Eh, denger ye cenayang abal-abal. Meskipun gue bilang udah ikhlas liat Nara sama Galins, bukan berarti gue cepet move on." Algi turut menyalakan rokok.

Tawa Naufal meledak bernada ejekan. "Si tai, gue kan cuma mengutarakan pendapat doang. Gue ngasi tau apa yang gue liat."

"Dengan kata lain, lo menyimpulkan gue mulai sayang ke Disya? Gue suka sama dia? Menaruh hati, gitu?" cerocos Algi sebal.

"Heitt... Bukan gue yang ngomong loh, yaa... Lo sendiri yang ngomong. Lagian kagak ada undang-undang yang melarang jatuh cinta sama mantan musuh." terang Naufal bak seorang ahli cinta.

"Terserah lo, Fal. Ngomong dah." acuh Algi mulai memainkan ponselnya.

"Gue jadi membayangkan, kalau lo sama Disya pacaran, pasti hot. Hahaha!" Naufal tertawa geli. "Satunya ngegas, yang satu sekalinya ngomong nyelekit."

Warm In The Arms ✔Where stories live. Discover now