Berakhir

33.7K 1.6K 61
                                    


El dengan riang masuk ke unit apartemennya sambil menenteng kantung kertas berisi roti Prancis, salad dan juga sepotong keju serta tak lupa beberapa biji buah jeruk segar. Ia melangkah penuh percaya diri mengibaskan rambutnya yang lurus memanjang, bergelombang di ujung. Kakinya yang jenjang bertumpu pada stiletto mahal keluaran channel.

El sempurna sejak lahir, menyandang nama belakang Hutomo membuat bergelimang kemewahan sedari dalam perut sang bunda. El semangat sekali menekan password. Hari ini dia akan merayakan hari spesial. Dua tahun pertunangannya dengan Alex. Ia mengecupi cincin berlian mahalnya ketika sudah masuk dan menjejaki keset. Apakah kalau Alex melamarnya untuk di jadikan istri, cincin yang ia dapat lebih besar, mahal dan juga berkelas dari pada cincin pertunangan mereka.

Namun senyumnya punah, ketika melihat apartemen yang ditempatinya hampir dua tahun ini berubah carut marut layaknya kandang ayam. Apa ada maling masuk dan merusak semua propertinya atau lebih parah mencuri koleksi tas Guccinya, Hermes, Prada, Chanel, atau LV. Oh tidak itu namanya mimpi buruk, tapi ketika melangkah masuk kamar El malah berteriak histeris melihat Alex terkapar dengan bersimbah darah dan pecahan beling dimana-mana. Alexnya tak boleh mati! "Alex... Alex... bangun. Ayo ku antar kau ke rumah sakit!!"

El mengumpat keras mengingat hal itu. Harusnya ia biarkan di brengsek itu mati bersimbah darah. Setelah dengan khawatir dan sayang El membawa Alex ke rumah sakit. Apa yang dia dapat, sebuah nama perempuan yang tunangannya itu gumamkan. Harusnya otak El pintar sedikit, bukan malah lemot dan mengetahui kalau Alex menyukai saudaranya sendiri dari mulut sampah bajingan itu tepat di hari ulang tahun Alan, di hadapan semua orang. Memalukan, sedih, di kasihani, harga diri El langsung terhempas. Sampai sekarang pun El masih kerajinan menangis.

El menekan tombol mesin treadmill agar berjalan cepat biar saja air mata yang menetes bercampur dengan keringat. Di campakkan rasanya sakit, apalagi setelah kita merencanakan hidup bersama layaknya Raja dan Ratu tapi ternyata bahagia hanya ada di negeri dongeng. Namun ia hampir terjungkal ketika mesin treadmillnya tiba-tiba di matikan. Siapa orang yang mengganggunya, trainer mana yang berani menghentikan aktifitasnya?

"Kalau loe olahraga sampai kesetanan kayak gini. Mesin gue bisa rusak, cukup loe hancurin isi club seminggu lalu. Jangan tempat usaha gue yang lain juga kena imbas."

"Oscar?" El berdecih lirih lalu berpindah tempat ke alat pengangkat beban.

"El..." panggil Oscar keras. "Jangan begini El, loe sudah mengamuk seminggu lalu. Masak hati loe belum puas?"

"Gaj ada kata puas kalau gue belum menghajar bajingan itu." Mata Oscar yang sebiru samudra itu membola ke atas. Mendaratkan berkali-kali tamparan, memukuli tulang rusuk lalu memberi sebuah tendangan ke alat vital bisa di katakan kan menghajar. Kenapa perempuan dan sakit hatinya itu sangat menakutkan. Mereka akan jari ahli sejarah atau ahli ekspresi wajah jika mengetahui kalau pasangan mereka berselingkuh. Untunglah Oscar tak menyukai mahluk berdada besar itu hingga kini.

"Apa yang loe maksud menghajar itu ngirim Alex ke rumah sakit?"

"Iya bahkan gue akan puas mengirim dia ke liang lahat!!" Oscar merinding. Bagaimana bisa, kemarin baru sayang-sayangan lalu membicarakan pernikahan kini malah berniat membunuh. Itulah kekuatan seorang perempuan jika di buat sakit hati mana tak akan segan-segan ia menggali kubur. Asyik dengan pikirannya sendiri sampai tak menyadari jika sahabatnya kini sudah berpindah tempat.

"Jangan lakukan itu El , benda itu bisa kena kepala loe." Oscar berlari sekencangnya namun perkiraannya salah. Ternyata orang patah hati bisa berubah jadi Samsons. El mengangkat beban seberat, 50 kg dengan sekali hentakan.

"Loe pikir gue lemah?"

"Gak, loe cukup kuat." Oscar menghembuskan nafas lega namun itu pun tak lama. El  nekat akan mengangkat beban seberat 100 kg. "Jangan sentuh itu, kalau kau mengangkatnya bukan kau saja yang akan tertimpa tapi kau juga. Aku beri kau sebuah rahasia."

"Gue gak tertarik!!" Oscar buru-buru menahan lengannya.

" gue ajak  ke suatu tempat, tempat yang busa hibur loe!!" Mata El nampak memicing. Oscar satu-satunya sahabat yang ia punya dan orang yang ia percaya tak mungkin juga berbohong. "Tempat rahasia, yang pasti loe  suka." Tangan El yang semula berada di pinggang kini turun. El menurut, mengikuti keinginan sang sahabat.

Tak pernah terbayangkan jika El bertemu laki-laki ini 3 tahun lalu di tengah kesendiriannya karena kehilangan dua sekaligus orang yang dirinya sayang. Pertama ibunya yang meninggal karena kanker payudara kemudian Adrian, kekasih pertamanya, cinta pertamanya yang meninggal karena kecelakaan saat mengemudikan helicopter. Pada saat itu El berada di titik terendah dalam hidup. El sering mabuk bahkan mengkonsumsi ganja, serta pil ekstaksi. Kemudian ia bertemu Oscar sebagai pemilik Club langganannya yang baru. Pria itu mengulurkan sebuah hubungan bukan hubungan cinta kasih tapi hubungan persahabatan yang kekal hingga kini.

Oscar memiliki orientasi seksual yang melenceng. Dia penyuka sesama jenis alias gay. Entah El tak tahu Oscar berperan sebagai dominan atau sebaliknya. El tak pernah mempermasalahkannya, baginya pertemanan mereka benar murni dan saling menanam kepercayaan. El pernah di khianati dua kali oleh sahabatnya, dan keduanya berjenis kelamin perempuan. Pertama sahabatnya dari kecil yang tega mengambil desain miliknya demi sebuah lomba serta hadiah, kedua sahabat SMAnya yang tega mengkhianatinya dengan menikah dengan ayahnya sekaligus menyingkirkan sang ibu tersayang.

Dua kejadian itu membuat El trauma hingga tak pernah akrab lagi dengan teman perempuan. Baginya para perempuan itu bermuka dua, mereka bisa menawarkan persahabatan tapi menyembunyikan pisau di belakang punggung. Mungkin itu kenapa El lebih nyaman kini bersahabat dengan Oscar dia laki-laki abnormal tak akan pernah memandang El penuh nafsu.

Ting

Akhirnya mereka sampai ke lantai paling atas. Perlu di ketahui kalau Oscar adalah pemilik bangunan ini. Bangunan yang letaknya tepat  di pinggir jalan Raya. Bangunan yang hanya berlantai 5. Lantai bawah di gunakan sebagai parkir, lantai 1 dan 2 Club malam sedang lantai 3 tenpat gym lalu lantai 4 tempat adalah tempat tinggal pribadi Oscar kemudian lantai terakhir gudang mungkin. Jujur selama mereka persahabatan El tak pernah menginjak ke lantai puncak tapi dugaannya salah. Lantai 5 ternyata adalah surga.

El melihat banyak bidadara berbadan kekar, berotot bak roti sobek dan bertelanjang dada. Mereka rata-rata hanya memakai boxer ketat. Air liurnya menetes kalau saja Oscar tak mengatupkan rahangnya dengan paksa. "Ini tempat apa?"

"Ini studio sekaligus sanggar yang gue sediakan untuk para striptis dance tapi khusus gay. Karena di sini rata-rata yang berlatih hanya kaum gay." El tak percaya ini. Laki-laki tampan  berbadan minta di peluk ternyata gay. Badan mereka seksi enak di pahat atau bisa meningkatkan libido atau gairah. El tak tahu ada orang bodoh yang mengganti lubang nikmat bernama vagina dengan lubang pembuangan hajat alias anus.

"Apa mereka bokingan juga?" Oscar mengangguk, sambil melengkungkan bibir. "Gue boleh meminta satu dari mereka?"

"Mereka tak suka perempuan!"

El berdecih tak suka, sifat egois perempuan itu timbul. El paling benci ada yang menolak keinginannya. "Padahal gue punya keinginan buat one stand night!!" Oscar paham, tingkat kesetresan El memasuki tahap puncak. Menginginkan partner one stand night, katanya hal itu yang El belum lakukan seumur hidup. Tantangan patah hati katanya. "El sayang.... hal itu tidak cocok untukmu." Oscar layaknya ibu peri bedada lebat dengan bulu hitamnya sedang mengulur tiga permintaannya.

"Tapi gue mau, itu sebuah tantangan." El mulai maju melihat para laki-laki berorientasi seks menyimpang mulai menunjukkan keahliannya menari di atas panggung buatan yang berukuran 2x5m. "Apa burung mereka bisa di sentuh?" Tanya El dengan wajah berbinar sambil tersenyum licik.

"Ell.....!!"

🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳

Di tengah kegabutan, tahu-tahu up karya baru. Maaf aku khilaf.

BersamamuOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz