Mac vs El

12.8K 1.5K 112
                                    


Hari ini matahari sudah tinggi dan menuju puncak panasnya. Mac yang gerah menyalakan AC mobil dan menyetel musik keras-keras. Ia sedikit mengalami syok terapi siang ini. Niatnya datang ke Club untuk mencari pujaan hatinya. Lebih tepatnya mencari informasi tentang Oscar. Apa penyebab laki-laki itu banyak berubah? Kenapa dia sekarang memakai kemeja kantoran? Siapa laki-laki yang tengah dekat atau menjalin hubungan dengan Oscar saat ini?

Namun bukannya mendapat informasi, ia malah mendapat jawaban telak yang langsung memukul jantung serta hatinya. Mac hampir mati berdiri saat mengetahui kalau pria yang selama 5 tahun ia dekap itu akan memiliki seorang bayi. Iya bayi makhluk hidup baru dengan popok dan susu botol. Oscar menghamili seorang perempuan, catat perempuan!! Manusia dengan emosi terlabil di dunia dan berdada bak melon menggantung. Perempuan yang beruntung telah dititipi benih Oscar itu adalah Mikaella.

El... yang notabene katanya hanya sebatas sahabat. Apa yang tengah mereka lakukan di belakang Mac? Usia kandungan El memang baru tujuh bulan. Tapi Mac curiga sebelum mereka putus, perempuan itu pernah bermain di belakangnya bukan? Sialan... sialan.... El si rubah licik, berani merebut Oscar darinya.

Mac mengumpat sambil memukul setir mobil berkali-kali. Bunyi klakson mobil di belakangnya tak di dengar. Mac emosi sampai tak melihat jika lampu traffic light sudah berubah jadi hijau.
Ia bergegas menginjak gas serta memutar setir menuju butik milik El. Perempuan itu harus ia peringatkan. Sengaja hamil agar Oscar bertanggung jawab.

Sampai di sana, Mac meragu. Antara gengsi, malu, kesal dan juga cemburu. Lalu ia akan apakan El kalau sudah ketemu. Melabrak karena sudah merebut Oscar? Tapi Mac kan juga punya istri. Atau bicara baik-baik namun manfaatnya apa? Menjauhi Oscar. Eh tentu tak bisa, ingat yang hamil El bukan dirinya. Paling tidak Mac harus melampiaskan sakit hatinya karena El jadi selingkuhan Oscar ketika mereka masih menjalin hubungan.

"Astaga... ada pelanggan macho... banget. Abang ke sini butuh baju apa?" Mac mengernyit heran, kenapa yang menyambutnya ketika membuka pintu adalah seorang banci yang sedang mengganti koleksi tas di etalase. Dahi Mac mengerut, darimana El dapat anak buah seperti ini sih?

"---"

"Ya ampun kok cuma diem. Butuh baju buat siapa pacar, ibu, adik atau istri?" Di kata terakhir Tince memelankan suara. Ia berharap kalau pria sejuta pesona ini tak memiliki istri atau pacar.

"Saya mau cari El." Tince komat-kamit. Kenapa pria yang sangat suamiable selalu mencari si El. Tidak Oscar, pemilik cafe depan atau pun pria yang menjulang tinggi di hadapannya ini. El selalu di incar pria matang dan juga berduit. Tidak bisakah satu dari mereka memilih Tince. Kan Tince dengan El, sebelas dua belas cantiknya.

"Bentar saya panggilkan. Mas ganteng duduk aja dulu. Mau minum apa?"

"Air mineral saja." Tince berbalik dengan mencebikkan bibir. Kenapa cuma air putih, kan Tince tak bisa mencampurnya dengan ramuan guna-guna.

Mac menunggu sambil membaca majalah fashion, setelah beberapa menit. Ia mendengar derap langkah seseorang dari arah lantai atas. Lihat El dengan perut buncitnya sudah turun. Mac tentu saja iri. Anak di dalam perut El membuat Oscar berubah drastis. Melupakan dia lalu hidup berdua dengan bahagia.

"Mac!!" Pekiknya kaget. Jadi lelaki yang di bilang Tince macho, cakep, berbadan tegap dan juga enak di peluk itu Mac, Mantan Oscar. Kenapa juga pria itu kemari setelah hampir setengah tahun lebih tak terdengar kabarnya.

"El, apa kabar?"

"Baik, lo?"

Mac tersenyum misterius namun pandangannya menilai El begitu tajam dan ingin membelah tempurung kepalanya. "Gak begitu baik."

BersamamuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon