Enam Belas

3.1K 208 0
                                    

Setelah membaca pesan WA, yang dilakukan Thalita hanya diam. Kini, dia hanya menikmati makan siangnya tanpa terlibat obrolan dengan Lingga. Sekilas dia juga melirik pria berprofesi sebagai dokter jiwa itu namun pria itu juga diam sambil menikmati makanannya, sesekali juga melirik ponsel yang sudah banyak notifikasi yang masuk. "Ponselmu bunyi tuh, Ga."

"Biarkan saja," jawab Lingga sambil menyingkirkan benda pipih itu sedikit dari piring makanannya.

"Ya siapa tahu penting. Dari rumah sakit mungkin."

Lingga menatap Thalita tajam. "Kenapa?"

Melihat Lingga menatapnya seperti itu membuat Thalita cepat-cepat menunduk. Dia kemudian menggeleng dan melanjutkan menyuapkan stik daging ke dalam mulutnya. Thalita merasa takut. Takut barangkali Lingga membuka pembicaraan tentang pesan WA yang dikirimkan Satriya buatnya. Rasa ketakutannya bukan seperti seseorang yang tertangkap basah selingkuh atau main serong dengan pria lain, yang ditakuti Thalita adalah kalau sampai Lingga mengadu pada Radit maka akan menjadi boomerang baginya. Thalita tidak ingin hubungan pertemanannya dengan Satriya diketahui orang selain Rosa.

Membayangkan saja jika Radit mengetahui, kakaknya itu kemungkinan akan tidak menyukai. Meski itu hanya asumsinya saja, tetapi Thalita yakin Radit adalah sosok tim yang paling depan dalam perjodohannya dengan Lingga.

Pikirannya mencuat tentang sesuatu yang aneh menurutnya. Kenapa Radit begitu antusias menjodohkannya dengan Lingga? Apa yang terjadi di antara mereka berdua? Apa ada sesuatu di antara mereka berdua yang belum diketahui Thalita?

"Kamu sudah selesai, Ta?"

"Heh?" Thalita sadar dari apa yang baru saja dilamunkannya. Dia melihat piring yang masih tersisa sedikit makanan. Thalita kemudian menaruh pisau dan gapurnya, menyingkirkan piring itu dari hadapan. "Sudah."

"Yasudah kita pulang," ajak Lingga. Pria itu lalu beranjak menuju kasir restoran.

Thalita mengekori setelah memasukkan posel ke dalam tasnya. Merasakan sikap Lingga yang sedikit tak acuh kepadanya. Ada apa dengan Lingga? Apa karena pesan WA dari Satriya?

***

Thalita membaringkan tubuhnya di atas sofa kamar. Tidak ada aktifitas yang dilakukan, jadi dia hanya mengutak-atik sosial medianya. Dia tersentak kaget saat mengetahui pertemanan di akun instagram.

Fadhil Fahrenza mulai mengikuti anda.

Thalita mengedip beberapa kali. Apa ini nyata?

Thalita mengadu sakit setelah mencubit pipinya sendiri. Semua itu memang kenyataan. Fadhil mengikuti akun instagramnya. Thalita mengembus napas panjang, mencurigai sikap Fadhil. Siang tadi, pria itu mengajaknya untuk bicara dan sekarang pria itu men-follow sosial medianya. Thalita masih menimang-nimang antara menerima permintaan Fadhil atau menolaknya. Hingga akhirnya dia pun memilih membiarkannya saja. Pria itu tidak akan bisa mengetahui tentang unggahan Thalita di sosial media yang sengaja dia mode privasi. Jemarinya beralih membuka WA. Dia kembali teringat pesan Satriya yang belum terbalas.

Thalita : Aku baik, Mas.

Pesan itu dia kirim dan langsung berubah menjadi centang dua. Itu berarti Satriya sedang tidak sibuk. Biasanya pria itu jarang online.

Mas Satriya : Lama banget balasnya. Hehe

Thalita : Aku Lupa.

Ponsel Thalita bergetar. Mendapati panggilan telpon dari Satriya.

"Ya, Mas?" jawab Thalita beralih membaringkan tubuhnya di atas kasur.

"Nggak papa. Mas pingin tanya kabar adik saja, tidak boleh?"

Single, Salahkah? (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now