Part 2

10.1K 565 16
                                    

Suara ketukan dirasa mengganggu kegiatannya. Rungunya mendengar namun tubuhnya enggan beranjak. Ketukan pun makin keras. Egonya mengalah. Namja manis itu pun melangkah gontai menghampiri sang pengganggu.. Dibukanya pintu itu dengan terpaksa. Senyuman khas ia tampilkan.

Cantik.

Itu yang terlintas saat pertama kali orang melihatnya.

Indah.

Kata itu lah yang sering ia dengar kala para hidung belang memandangnya.

Begitupun dengan si pemuda Kim. Tanpa dia sadari dia pun sama terjatuh seperti yang lainnya. Pandangan memuja tak bisa dielakan dari matanya. Mulut menganga seolah kali pertama melihat keindahan dunia. Menggelikan memang. Jimin terkekeh puas. Dia berhasil.

"Yakin masih menolak?"..

Itu si pria pengantar yang dari awal meyakinkan bahwa namja yang akan melayani Taehyung adalah sosok yang istimewa. Dan benar saja.

Taehyung langsung mengangguk cepat lalu melihat Jungkook sekali lagi. Matanya tak berkedip.

What the hell?.

Jungkook tersenyum menggoda tapi tidak lama kemudian menampilkan muka datar. Pemuda Kim menelan ludah sekaligus merasa heran.
Ada apa?.

"Suruh dia pulang Bambam". "Oh jadi namanya Bambam" batin Taehyung.

"Kenapa kook? Bukankah kau sudah lama tidak mendapat tamu. Aku tau kamu itu primadona disini tapi jangan jual mahal begitu. Tidak heran sekarang kau sepi job"

"Siapa bilang aku sepi job. Hanya saja tidak sembarang orang bisa menikmati jasaku. Lagipula seleraku bukan bocah ingusan. Aku hanya mau pria mature. Tau kan? "

Taehyung memicing tidak suka.

"Hey kid. Kau itu harusnya belajar, mengerjakan pr,chatan dengan teman gadis disekolahmu. Bukannya malah disini."

Matanya mengerling nakal sambil berbalik. Ketika pintu hendak ditutup si pemuda Kim dengan sigap menahannya.

"Aku akan membayarmu dengan sangat mahal. Kau tidak perlu khawatir untuk urusan uang"

Jungkook melotot ke arah Taehyung. Bukan rasa takut yang didapat. Tapi justru Taehyung merasa gemas. Bagaimana bisa ada seseorang yang begitu kelihatan lucu ketika marah.

"Apa kau bilang? Uang? kau pikir hanya itu saja yang penting disini?"

"Lalu apa? Kau kan bekerja untuk itu. UANG".

"Lantas apa yang kau inginkan dari ku? Seks? Hei kid dalam seks tidak hanya kau saja yang harus puas tapi aku juga. Dan aku yakin kau tidak bisa memberiku itu! "

"Justru itu. Tolong ajari aku tentang seks"

Mata jungkook membola. Ia tak percaya dengan apa yang ia dengar. Pemuda di hadapannya ini keliatan bukan orang sembarangan.

Wajah tampannya mampu menghipnotis siapapun. Bahkan mungkin diluar sana banyak yeoja yang bersedia mengangkang untuknya. Tapi si pemuda itu berbicara seolah olah ia belum mengenal wanita sebelumnya.

"Kau serius?. Memangnya kau belum pernah melakukannya? Lalu kenapa mesti denganku"

"Ayolah kook. Hanya kamu yang bisa" Bambam yang kini mendorong Taehyung angkat bicara.

Jungkook mematung. Akhirnya ia pun menyetujuinya tapi dengan syarat tanpa cium bibir. Karena dia benci itu.

Yah sayang sekali. Padahal bibir itu yang ingin dinikmati lebih dulu oleh Taehyung. Dari awal melihat jungkook ia sudah tertarik dengan bibir jungkook yang menurut taehyung sempurna untuk diemut. Eh?

Bibir merah cherry kenyal itu sepertinya nikmat. Ingat. Dia adalah the king of kissing.
Jimin dan Bambam pun beranjak pergi. Membiarkan si pemuda Kim menikmati malamnya. Mereka tidak tahu bahwa Taehyung hampir mati saking gugupnya. Dia yang sekarang sedang duduk di tepi ranjang tampak kaku dan tidak tahu harus berbuat apa.

Jungkook yang melihat hal itu tersenyum geli.

"Ya tuhan ternyata kamu memang amatir ya? Hihihi".

Jantung Taehyung berdesir. Kookie tersenyum cantik sekali. Gigi kelincinya tampak menyembul. Sungguh menggemaskan.

"Baiklah Kim. Mau mulai dari mana? Atas atau bawah?"

Eh?

Taehyung melongo tak tahu harus menjawab apa. Yang pasti dia yakin bahwa dia takan menyesal bahkan mungkin dia tak ingin beranjak dari sana kalo bisa.

Tbc..
Dont forget to voment. Thx... 😊

My beloved slut (vkook) Where stories live. Discover now