Part 9

4.7K 290 10
                                    

       Ini merupakan awal pertemuan yang tidak disangka sangka oleh Taehyung. Ia sebetulnya lebih senang jika pemilik tempat ini setidaknya adalah seorang yang sedikit barbar. Jika lembut dan manis begini, yang ada ia malah kikuk. Taehyung menggaruk belakang leher. Pertanda ia sedikit gugup. Seokjin yang menyadari hal itu tak tinggal diam. Ia segera menanyakan maksud dan tujuan sebenarnya dari pemuda tampan dihadapannya ini.

       "Ngomong ngomong ada perlu apa kau datang kemari sayangku? ", Seokjin mencoba mencairkan suasana.

"Aku ingin Kookie untukku saja", Taehyung bicara langsung pada intinya tanpa babibu.

"Hah?  Apa?  A-apa maksudmu?", Seokjin mengerutkan kening bingung. 

"Berapa yang harus kubayar agar ia jadi milikku. Aku tak ingin ia melayani orang lain. Cukup aku.", tatapan elangnya kini membuat Seokjin merasa terdikte.

"Hah? Kau ini bicara apa? Kau sedang bercanda kan? ", Seokjin sangat terkejut dengan sikap frontal Taehyung.

Tindakan yang terhitung berani untuk pemuda seumuran dia. Seokjin ingat kejadian semalam. Jadi pemuda ini ternyata biang keroknya. Ter-la-lu!!







Malam itu.....

Saat ia sedang asik menikmati mandi bubble nya, tiba tiba saja ia dikejutkan oleh suara ketukan di pintu kamarnya. Awalnya suara itu tak dihiraukannya. Akan tetapi semakin lama ketukan itu semakin keras diikuti oleh teriakan parau seorang pria. Seokjin pun memakai bathrobenya,kemudian mendatangi sumber suara. Saat pintu dibuka, ia melihat sosok lelaki tambun bertelanjang dada dengan penampilan acak acakan dan sedikit 'berbau'.
Tanpa sadar Seokjin pun menutup hidungnya. Tamu itu langsung berteriak ke arah Seokjin.

"Kembalikan uangku!!", teriak si pria tua tambun itu

"Kenapa aku harus mengembalikan uang anda?   Anda tau aturan mainnya. Lagipula anda bukan langganan baru disini kan?  Apa yang terjadi?", tanya Seokjin yang masih kebingungan.

"Pokoknya kembalikan uangku! Aku tidak mau memakai jasa si Kookie itu lagi. Dia tak pernah bisa memuaskanku. Aku muak padanya. Aku menyesal telah membooking dia. Dia sudah mempermainkanku selama ini. Dasar Brengsek!! "

Pria tambun itu terus mengumpat dan berteriak. Kata kata kasar dan hinaan terus  meluncur dari mulutnya. Dia meluapkan kekecewaan dengan berapi api dan tanpa jeda. Bahkan Seokjin tak diberi kesempatan untuk bicara sama sekali. Hingga akhirnya....

"Diiiiiiiiaaaaaaaaammmmmm!!", Seokjin berteriak dengan kencang sambil menutup kedua telinganya.

Si pria tambun itu terdiam seketika. Tatapan Seokjin tak santai lagi. Mulutnya bergetar dengan urat yang tampak timbul di lehernya. Nyali si tambun pun ciut seketika. Pria cantik dihadapannya ini menakutkan juga jika sedang marah. Seokjin mengambil napas dalam dalam dan mulai menurunkan kadar emosinya. Beberapa menit kemudian Seokjin tersenyum dan mulai berbicara lembut pada tamunya. Si pria tambun itu merasa takjub sekaligus takut akan perubahan sikap Seokjin.

"Tuan Gong, bagaimana kalau kita bicara di ruang kerjaku saja?  Aku punya minuman dan cemilan enak disana"

Si pria tambun itupun mengangguk tanda setuju. Ia mengikuti Seokjin dari belakang. Sesampainya diruangan kerja Seokjin, mereka berdua pun mulai berbicara mengenai kejadian yang ia alami. Si pria tambun menceritakan dari awal ia datang hingga saat dimana ia merasa 'kenikmatan' sesaatnya dikacaukan oleh seorang pemuda kurus brengsek yang ternyata nyalinya lebih besar dari ototnya. Ia bahkan belum 'pelepasan'. Kepala pening dan ngilu pada pusakanya sungguh menyiksa.  Seokjin minta maaf atas apa yang terjadi. Sebagai gantinya ia memperbolehkan si pria tambun memilih 1 jalang lagi malam itu dan tak usah membayar lagi. Kecuali jika si pria tambun bersedia memberi tips pada jalangnya, itu akan jauh lebih baik. Akhirnya si pria tambun pergi dan rasa kecewanya sedikit terobati. Seokjin menghela napas panjang. Ia lega dan sedikit penasaran. Siapa gerangan pemuda pemberani itu.





My beloved slut (vkook) Where stories live. Discover now