Part 10

5K 258 1
                                    

     Aroma harum kopi dan pancake menyeruak di sekitaran dapur rumah bernuansa gold dengan peralatan dapur yang didominasi warna hitam itu. Kesan mewah dan gothic menyatu menjadi satu. Desain interior yang mungkin dirasa aneh oleh sebagian orang, namun begitu indah untuk Namjoon. Selera pria paruh baya yang berkelas namun juga eksentrik begitu terlihat jelas disini.

Sang tuan rumah menyesap kopi dengan begitu khidmat di sudut ruang makan. Bisa dilihat dari matanya yang terpejam seketika saat cairan hitam kecoklatan itu mulai masuk ke indra pengecapnya. Ya benar. Namjoon itu pecinta kopi. Hampir semua jenis kopi sudah pernah ia cicipi. Hoseok tersenyum hangat mendapati sahabatnya itu ternyata tak berubah sama sekali. Masih seperti dulu. Mungkin saja kecintaannya pada kopi melebihi cintanya kepada siapapun. Terbukti dari kebetahan Namjoon menduda hingga kini. Padahal jika dilihat siapa sih yang tidak tertarik padanya. Di usia nya yang sudah tidak muda lagi ia masih tampan dengan tubuh tegap proporsional. Urusan uang tak perlu dipertanyakan lagi. Banyak wanita diluar sana yang mengincarnya. Ada yang memang ingin dijadikan istri dan tak jarang pula yang menawarkan diri hanya untuk sekedar menjadi sugar baby nya.

"Joonie, apa kau tidak ingin menikah lagi? ", Hoseok memecah keheningan.

"Kenapa kau tiba tiba bertanya begitu? "

"Ditanya malah balik bertanya. Kau ini. Memangnya kau tidak merasa kesepian?  Atau jangan jangan anumu sudah 'layu'? "

"Sialan kau. Tentu saja tidak. Untuk saat ini aku masih nyaman sendiri. Terima kasih sudah peduli", senyum manis terpatri di wajah Namjoon. Menampilkan cacat indah dipipinya. Hoseok tau jika sahabatnya itu bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta, seperti halnya Taehyung anaknya. Ia berharap semoga cinta Tzuyu pada Taehyung tak bertepuk sebelah tangan. Sebetulnya ia tak mempermasalahkan dengan siapa anaknya itu akan berjodoh nantinya. Yang penting anak semata wayang nya itu bahagia.

Namjoon mulai membicarakan masalah bisnis nya dengan Hoseok. Mungkin ia sengaja mengalihkan pembicaraan tentang ke 'duda' an dirinya yang sempat disinggung Hoseok.

Sementara itu di teras belakang rumah, Tzuyu dan Jimin tampak berbincang sambil sarapan. Mereka sengaja makan disana karena ingin menikmati sejuknya udara pagi hari dan menikmati pemandangan taman yang asri dan indah sambil menunggu kedatangan Taehyung.

"Tidurmu nyenyak semalam, Tzu? "

"Iya. Sangat nyenyak. Jika saja alarm hp ku tak berbunyi mungkin aku akan bangun kesiangan. Hahaha. Kau sendiri?"

"Aku juga tidur nyenyak semalam. Begitu pulang dari sini aku langsung tidur, supaya tidak bangun kesiangan. Kan sudah ada janji", ucap Jimin sambil mengedipkan matanya pada Tzuyu.

"Hadeuh. Sudah punya pacar masih saja genit. Aku bilangin pacarmu loh nanti biar tau rasa. Hihihi", canda Tzuyu.

"Eh eh eh,,, jangan dong. Belum resmi jadi pacar sih. Tapi kalau si swag marah bisa bahaya tau. Hahahaha"

Jimin itu tipikal orang yang supel dan asyik kalau diajak ngobrol. Hal itu membuat Tzuyu tak merasa bosan, sekalipun tak ada Taehyung. Sosok yang awalnya ia harapkan  untuk menemaninya di sini. Ia justru berangan angan Taehyung lah yang mengajaknya sarapan, ngobrol, jalan jalan, dan terlebih berkencan.






     Suara deru mobil mengalihkan atensi Namjoon. Obrolan bisnisnya terpaksa ia tunda guna menghampiri sosok yang ditunggunya sejak kemarin malam.

"Kau kemana saja Tae?"

"Maaf sudah membuatmu khawatir, dad"

"Kau seharusnya minta maaf pada paman Hoseok dan Tzuyu. Kau meninggalkan Tzuyu begitu saja. Untung ada Jimin. Kapan kau akan bersikap dewasa Tae? "

My beloved slut (vkook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang