Bab 3

21.5K 2.4K 57
                                    

"Eeh.." Xu Liu menatap Mu Ge dengan gugup.

"Kenapa? Apa kau tidak mengantuk?"

"Apa kita akan tidur berdua?"

"Tentu saja. Apa yang kau pikirkan?" Mu Ge naik ke tempat tidur dan menepuk sisi yang kosong. "Naiklah."

Xu Liu berdebat dengan hatinya, namun Ia tetap naik ke tempat tidur. Mu Ge tidak melakukan apapun dan hanya tidur. Mendengar nafas yang teratur disisinya, hati Xu Liu lega dan  memutuskan untuk tidur juga.

Xu Liu bangun dan mendapati dirinya sedang menempel erat pada tubuh yang kuat. Ah sial..apa aku bersikap tidak baik saat tidur? Dengan wajah memerah, Xu Liu bergegas ingin bangkit.

"Jangan bergerak." suara rendah yang sedikit serak tiba-tiba terdengar.

"Ap..apa?" mata Xu Liu terbelalak dan mendongak, langsung berhadapan dengan mata hitam pekat seperti jurang neraka.

"Jika kau bergerak. Jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu." ucap Mu Ge sambil mencoba menenangkan nafasnya.

Xu Liu masih linglung. Ketika kakinya bergerak, Ia tak sengaja menyapu benda keras dibawah perut Mu Ge. Apa itu tadi? Apa dia ereksi? Mata Xu Liu terbelalak. Itu wajar untuk reaksi pagi seperti itu bagi pria. Tapi mengingat status mereka saat ini, Xu Liu tidak bisa tenang.

"Diam saja sebentar. Itu akan baik-baik saja segera." ucap Mu Ge.

Dan begitu, Xu Liu tidak berani bergerak lagi. Tubuhnya kaku dipelukan Mu Ge. Setelah beberapa saat, Mu Ge bangkit dan bangun dari tempat tidur.

"Aku akan mandi dulu." Mu Ge keluar dari kamar.

Xu Liu masih belum pulih. Itu hampir saja. Ia bisa merasakan sekilas seberapa besar benda itu. Sial. Selain tubuhnya yang sangat bagus, miliknya juga sangat bagus. Xu Liu tidak bisa tidak membandingkannya dengan milik tubuh ini. Itu perbedaan yang sangat jauh. Xu Liu menghela nafas dan menggeleng.

"Tuan muda. Apakah Anda sudah bangun?" suara Du Meng terdengar dari luar.

"Ya. Masuklah." jawab Xu Liu

Selesai mandi dan berpakaian, Xu Liu memakan sarapannya di kamar. Mu Ge sudah berangkat entah siapa yang tau kemana. Xu Liu mengambil seruling gioknya dan mengajak Du Meng untuk mendatangi kedai teh yang kemarin mereka datangi.

Xu Liu menawarkan untuk bermain seruling sebagai pendamping guqin. Lu Lin tersenyum dan mengangguk. Mereka memainkan lagu demi lagu bersama-sama dengan harmonis. Orang-orang bertepuk tangan dengan meriah, merasa senang dengan penampilan mereka. Mereka bertanya-tanya siapa sebenarnya pemuda yang cerah dan cantik itu dan dari keluarga mana Ia berasal.

Desas desus tentang pemuda tampan yang bermain musik bersama bunga kedai itu terdengar dimana-mana. Semakin banyak orang yang penasaran dengan kebenaran berita itu dan memutuskan untuk datang. Pemilik kedai itu merasa senang dan berusaha merekrut Xu Liu untuk bermain musik dikedainya. Ia menjanjikan bayaran yang mahal, tapi Xu Liu hanya bisa menolak. Ia hanya akan datang untuk bermain sesekali dan tidak mengharapkan uang.

Xu Liu senang bisa menghibur orang lain, Ia merasa kembali ke kehidupannya sebelumnya. Jadi secara alami Ia sering datang ke kedai itu untuk bermain bersama Lu Lin.

"Permainan Tuan Muda sangat bagus. Lu Lin merasa terhormat bisa bersanding dengan Tuan Muda untuk bermain musik."

"Nona Lu terlalu merendah. Permainanmu jelas lebih bagus."

"Aiya..kalian berhentilah saling memuji. Sudah jelas kalian bermain dengan sangat harmonis." Du Meng tidak tahan lagi mendengar mereka saling memuji dan menengahi.

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiWhere stories live. Discover now