Bab 29

8.5K 1K 13
                                    

Xu Liu hampir kehilangan hatinya ketika melihat salah satu penjahat itu mengayunkan pedang ke arah He Yan. Namun sebelum pedang itu mendarat, bayangan hitam menebas penjahat itu hingga tewas tersungkur.

He Yan berbalik tanpa khawatir diwajahnya dan melihat mayat di bawah kakinya dengan penghinaan. "Ingin main belakang hah?"

Xu Liu juga menyadari bahwa tangan yang menjambak rambutnya menegang. Ketika Xu Liu berbalik, pemimpin penjahat itu juga rubuh ke tanah.

"Anda baik-baik saja Yang Mulia?" tanya pria berpakaian hitam itu pada He Yan.

"En." He Yan menjawab singkat dan mendatangi Xu Liu. "Baby..apa kau terluka?" He Yan mengulurkan tangan untuk memeriksa tubuh Xu Liu.

Xu Liu melewatkan kalimat pertama He Yan dan mengangguk. "Aku baik-baik saja. Anda..apakah Anda terluka?" Xu Liu kembali menggunakan formalitasnya.

"Jangan khawatir soal aku. Nah..ayo kita kembali." He Yan tersenyum pada Xu Liu, namun matanya memberi isyarat pada para pengawalnya.

Pengawal itu langsung mengerti dan menghilang dengan cepat. He Yan mengantar Xu Liu kembali ke kediaman Xu.

Keesokan harinya, Xu Liu mendengar kabar bahwa pemilik sebuah rumah bordil ditangkap dan rumah bordil tersebut ditutup. Adapun penyebabnya Xu Liu tidak mendengar dengan jelas, namun Xu Liu yakin itu adalah perbuatan He Yan.

Xu Liu sedang membaca buku dikamar ketika seorang pelayan memberitahunya bahwa Hao Lan ingin bertemu dengannya. Xu Liu bergegas keluar dan menemui Hao Lan di aula.

"Lan-Ge." Xu Liu berlari ke arah Hao Lan. "Kapan kau kembali?"

"Baru tadi malam dan hari ini aku langsung menemuimu."

"Kau tidak ingin bertemu Dage?"

"Itu benar. Kau tidak menemui atasanmu dan malah langsung menemui Didi-ku." Xu Zao melangkah masuk.

"Dage..aku baru akan melapor padamu setelah menemui Ah Liu."

"Bagus sekali. Kau melewatkan laporanmu dan ingin mencuri Didi-ku." Xu Zao mendekap Xu Liu dari belakang.

"Haha..bukankah kau kejam. Aku belum bertemu Ah Liu hampir setahun dan kau memonopoli dia. Dia juga Didi-ku." Hao Lan cemberut ingin menarik tangan Xu Liu.

Xu Zao menarik Xu Liu ke belakang untuk menghindari Hao Lan. Dan adegan berubah menjadi kejar tangkap seolah-olah mereka kembali ke masa kecil mereka ketika mereka bermain bersama.

Setelah puas bermain-main, mereka bertiga pergi ke gazebo di halaman untuk memakan cemilan dan meminum teh.

"Aah aku hampir lupa. Ini untukmu." Hao Lan menyerahkan sebuah kotak pada Xu Liu.

Xu Liu membuka kotak dan mengambil gulungan didalamnya. Ia membuka gulungan dan melihat lukisan pemandangan yang sangat indah. "Wow..sangat indah."

"Benarkan. Aah aku ingin sekali membawa Ah Liu ke tempat ini."

"Tidak." Xu Zao melirik Hao Lan dengan dingin. "Bagaimana kau bisa membawa Didi ke tempat berbahaya seperti itu."

"Berbahaya? Tempat seindah ini?"

"Ya. Tempat itu berada di pegunungan terpencil dimana banyak bandit bersarang. Didi tidak boleh mendatangi tempat seperti itu seberapa pun indahnya."

"Sayang sekali."

"Tapi aku sudah membawakanmu lukisan ini. Aku menghabiskan waktu satu bulan untuk melukiskan semua pemandangan untuk kau lihat."

"Terima kasih Lan-Ge." Xu Liu tersenyum dengan mata besar yang berbinar, membuat hati siapapun meleleh ketika melihatnya.

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiWhere stories live. Discover now