Bab 15

13.5K 1.7K 81
                                    

Du Meng mengetuk kamar Xu Liu. Xu Liu berdehem mempersilahkan Du Meng masuk.

"Tuan Muda. Tadi aku melihat Wangye pergi menuju aula dengan tergesa-gesa?Apakah ada tamu penting?"

"Ya. Yang Mulia Putri Mahkota datang berkunjung." jawab Xu Liu acuh tak acuh, wajahnya dingin.

"Di tengah malam seperti ini? Apa begitu mendesak?" Du Meng bertanya heran.

"Jaga ucapanmu Ah Du. Kau tidak perlu mengurusi hal-hal yang bukan urusanmu. Ngomong-ngomong setelah Wangye melapor pada Kaisar, kita akan pergi berkunjung ke Fu."

Mata Du Meng cerah. "Benarkah?Ini berita baik ah."

"Mulai besok persiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk perjalanan. Jangan sampai ada kekurangan."

"Baik Tuan Muda."

"En..kau bisa pergi sekarang. Beristirahat dengan baik."

Du Meng berbalik dan keluar dari kamar. Xu Liu menghela nafas dan memutuskan untuk tidur. Meskipun Ia tidak yakin bisa tidur, mengingat hatinya yang gelisah. Bagaimanapun bayangan Su Liang masih meninggalkan dampak psikologis baginya. Ia pernah sangat mencintai wanita itu. Terlebih lagi, mengapa sepertinya wanita Chu Su itu sering menemui Mu Ge? Untuk statusnya sebagai Putri Mahkota, bukankah itu kurang pantas?

Keesokan harinya Xu Liu bangun dipelukan hangat Mu Ge. Xu Liu menggeliat dengan gelisah, berbalik dan langsung berhadapan dengan mata gelap Mu Ge yang juga sudah bangun.

"Pagi..." suara Mu Ge serak khas orang bangun tidur.

"En..kapan kau kembali?" tanya Xu Liu sambil mengusap matanya.

"Aku tidak pergi kemana-mana. Setelah bicara sebentar, aku kembali dan kau sudah tidur."

"Adakah sesuatu yang besar telah terjadi sehingga Yang Mulia datang kesini?" suara Xu Liu bergetar karena gugup.

"Tidak ada. Dia hanya membicarakan sedikit tentang politik keluarga Chu dan Mu di pengadilan Kaisar. Dan juga membawakan undangan perjamuan dari Kaisar. Sepertinya kita harus menunda untuk kepergian kita ke Fu."

"Perjamuan?"

"Ya..setiap awal musim Kekaisaran mengadakan perjamuan. Ini juga sekaligus untuk merayakan kemenangan kita akan negara Qin."

Xu Liu teringat akan putri Liang Zu. Bukankah perjamuan ini akan melukai harga dirinya? Merayakan kemenangan akan kehancuran negaranya.

Xu Liu bangkit dan turun dari tempat tidur. "Apakah Ibu juga akan ikut?"

"Tidak. Beliau akan pergi ke kuil selama seminggu ini untuk mendoakan arwah para prajurit yang gugur."

"En..baiklah. Aku akan mandi dan menyiapkan sarapanmu."

Setelah membersihkan diri, Xu Liu dan Mu Ge makan dengan harmonis. Xu Liu mengambil tulang-tulang ikan dan memberikan dagingnya ke mangkuk Mu Ge. Mu Ge tersenyum melihat perilaku Xu Liu dan menyantap makanannya dengan senang hati.

Malam perjamuan pun tiba. Mu Ge menggunakan jubah resminya yang berwarna biru gelap dengan bordir phoenix emas. Xu Liu mengenakan jubah berwarna hijau muda yang sangat cocok dengan temperamennya. Mereka berangkat menggunakan kereta mewah keluarga Mu yang pernah dinaiki Xu Liu ketika pertama kali bertemu Kaisar Jin.

Mu Ge turun dari kereta dan mengulurkan tangannya pada Xu Liu. Xu Liu merasa enggan mengambil tangan itu. Hey..dia bukan gadis ok? Ada apa dengan perlakuan ala putri ini?

Tapi meski begitu, Ia tetap mengambil tangan Mu Ge. Ia harus memberikan wajah pada suaminya. Mereka berjalan beriringan dan banyak pejabat telah datang ke halaman itu.

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiWhere stories live. Discover now