Bab 39

8.3K 1.2K 181
                                    

Mulai Bab ini kita akan kembali ke jalur yang benar. Kembali ke pasangan kita yang tercinta.😄

~Happy Reading~
***

Penyerang yang di angggap sebagai perampok kediaman Xu segera dihukum mati. Meski Xu Zheng juga merasa agak janggal, Ia tidak mengatakan apapun.

Zhuo Yan mendengar Xu Liu terluka parah dan memerintahkan tabib istana untuk merawatnya. Hal itu membuat Xu Zheng merasa sangat terkejut dan bersyukur.

Setelah satu minggu, Xu Liu akhirnya sadarkan diri. Meski lukanya masih terasa sakit, tubuh dan mentalnya sudah mulai pulih.

"Ah Liu..bagaimana keadaanmu?" tanya Wen Niang.

"En..aku merasa lebih baik bu."

"Syukurlah. Ini..makan lalu minum obatmu. Kau tau..Kaisar bahkan mengirim tabib istana ketika mendengar bahwa kau terluka parah. Syukurlah kau akhirnya bangun."

"Kaisar?" tanya Xu Liu tidak percaya.

"Ya. Sudahlah..cepat makan lalu minum obatmu agar kau cepat pulih."

"En.." Xu Liu mengangguk,mengambil mangkuk makanan dari tangan ibunya dan meminumnya.

Dua bulan kemudian, berita duka datang dari perbatasan. Wakil Jenderal Xu Zao tewas ditangan musuh. Mendengar kabar itu Wen Niang langsung tak sadarkan diri.

Xu Liu yang akhirnya pulih akhirnya jatuh lagi. Bertubi-tubi masalah datang. Tak henti-henti nasib mempermainkan hidupnya, membuat Xu Liu kesakitan.

Jasad Xu Zao tiba setengah bulan kemudian. Xu Liu melihat wajah tampan Dagenya yang dingin, tak menunjukkan ekspresi apapun. Membuktikan bahwa tidak ada jiwa yang mendiami tubuh itu. Tidak ada lagi Dagenya yang selalu menjaganya dan memanjakannya. Ia tidak akan melihat senyum Dagenya yang hangat ataupun godaan kekanakan yang dimainkan untuk menghiburnya lagi.

Ketika akhirnya jasad Xu Zao dikebumikan, air mata Xu Liu pun jatuh. Terakhir kali ketika Xu Zao ingin memeluknya, Ia menolaknya. Ia tak pernah berpikir bahwa itu seharusnya akan menjadi pelukan terakhir antara keduanya. Kapan semuanya mulai berubah? Ia tidak tau apa yang Ia rasakan. Ia hanya merasakan penyesalan.

Peperangan terus berlanjut selama berbulan-bulan dan beberapa wilayah perbatasan telah dikuasai. Bahkan kehebatan Jenderal Mu menyebar seantero negara Fu. Rakyat mulai ketakutan apabila prajurit mereka tidak bisa bertahan, maka negara mereka akan hancur.

Jenderal Mu mengirim surat kepada Kaisar Zhuo untuk gencatan senjata. Karena posisi negara Fu sudah terpojok, Kaisar Zhuo pun setuju.

Jenderal Mu di undang ke istana untuk melakukan kesepakatan. Ia meminta sebagian wilayah negara Fu yang telah mereka duduki saat ini. Zhuo Yan ingin menolak, namun mengingat posisi mereka yang tidak menguntungkan Ia memilih berkompromi. Hanya saja Ia tidak menyetujui semua wilayah yang telah diduduki untuk diberikan. Sebagai gantinya Ia akan mengirim beberapa harta berharga yang dimiliki negara Fu serta membayar upeti.

Jenderal Mu setuju. Selain hal-hal yang telah disepakati, Ia juga meminta seseorang dari negara Fu sebagai utusan yang datang ke Ming. Kandidat terbaik yang bisa diusulkan adalah Xu Liu sebagai sarjana paling berbakat di kekaisaran Xia An.

Awalnya Zhuo Yan sedikit enggan, namun karena desakan para menterinya serta demi keamanan rakyatnya akhirnya Ia setuju. Perdamaian pun disepakati. Jenderal Mu segera menarik mundur pasukannya ke batas wilayah yang telah disepakati.

Seminggu kemudian, Kaisar Jin melakukan kunjungan dan disambut dengan hangat oleh Kaisar Zhuo. Meski ada perbedaan usia, masalah diplomatik seperti ini tidak menjadi hambatan bagi Zhuo Yan.

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiWhere stories live. Discover now