Bab 64

6.3K 929 48
                                    

Jin WeiShan berada dibawah bimbingan Hao Lan untuk latihan seni bela diri. Hao Lan tidak berbelas kasih dan membuat pelatihan yang sama bagi Jin WeiShan dengan prajurit lain. Orang-orang sedikit penasaran dengan identitas Jin WeiShan yang di bawa sendiri oleh Jenderal Hao dan justru memiliki latihan lebih keras dari yang lain. Namun mereka tidak berani menyuarakannya.

Awalnya Jin WeiShan mengeluh dengan betapa kejamnya pendidikan militer Hao Lan. Bagaimanapun dia dibesarkan di istana dan dimanjakan dengan semua fasilitas dan pelayanan. Meski Ia juga belajar seni bela diri, itu bukan tugas utamanya untuk berlatih karena Ia memiliki pengawalnya sendiri. Dimana dia pernah melewati kekerasan dan hidup kesulitan? Namun di masa depan, Ia merasakan perubahan pada tubuh dan staminanya. Ia berterima kasih pada Hao Lan yang tidak memanjakannya.

Sebelum Jin WeiShan didatangkan ke Fu, Hao Lan telah menerima surat dari Xu Liu untuk menjaga kerabatnya dan mengatakan betapa pentingnya kerabat ini baginya. Karena telah terjadi sesuatu yang besar di Ming sehingga tidak aman bagi Jin WeiShan untuk tetap tinggal. Hao Lan menyayangi Xu Liu seperti saudaranya sendiri sehingga Ia tidak akan mengecewakan permintaannya. Selama Jin WeiShan ada di bawah pengawasannya, tidak ada yang bisa menyakitinya.

Hao Lan menekan bahu Jin WeiShan yang memegang pedang dan menendang kakinya tanpa perasaan. "Ada apa dengan kuda-kudamu? Luruskan. Jangan lembek."

Jin WeiShan ingin memutar matanya, namun Ia segera memperbaiki kuda-kudanya dan mulai menggerakkan pedang yang berat di tangannya. Hari-hari ini Hao Lan mengajarkannya menggunakan tidak hanya pedang biasa, namun juga jenis pedang lain. Mulai dari belati, saber, hingga pedang lengkung. Belajar panah biasa hingga panah dari besi yang beratnya beberapa puluh kilo. Ada juga berbagai jenis tombak dengan berbagai macam bentuk dan panjangnya.

Setiap kali Jin WeiShan mendapatkan istirahatnya, Ia hanya akan mendapati seluruh ototnya kaku dan sakit yang membuatnya tidak nyaman saat tidur. Namun Ia harus menanggungnya dan memaksa diri untuk menutup matanya. Jika tidak..Ia akan terlalu lelah saat latihan berikutnya dan hukumannya tidak akan begitu mudah.

Suatu malam, Hao Lan datang ke kamar Jin WeiShan di markas. Selama pelatihan, Jin WeiShan pindah dari Manor Mu ke asrama militer. Hao Lan memilihkan kamar pribadi untuknya. Kamar itu kecil namun cukup nyaman.

Melihat Jin WeiShan yang berbaring seperti mati di tempat tidur, Hao Lan merasa sedikit bersalah.

"Oleskan minyak ini di kaki dan tanganmu yang pegal. Kau akan merasa lebih baik keesokan harinya." Hao Lan melempar botol porselen kecil ke tempat tidur.

Jin WeiShan menoleh dan mendongak ke atas, melihat Hao Lan berdiri di sisi tempat tidur. Tanpa banyak kata, Ia bangkit dan menggosok minyak ke tangan dan kakinya yang sakit.

"Ini.." Hao Lan menyerahkan bungkusan pada Jin WeiShan. "Anak buahku pergi ke pasar dan membeli beberapa kue untukku. Tapi aku tidak suka kue manis. Kau bisa memakannya atau buang saja." ucap Hao Lan acuh tak acuh. Ia tidak akan mengatakan bahwa Ia dengan sengaja pergi ke pasar dan membeli beberapa kue untuk menghiburnya.

Membuka bungkusan dan melihat kue yang manis dan beraroma harum, Jin WeiShan meneguk air liurnya. Ia melupakan rasa pegalnya, pergi mencuci tangan lalu kembali untuk mengunyah kue yang enak itu.

Hao Lan tersenyum geli melihat tingkahnya yang sangat mirip dengan Xu Liu. "Kau seperti Pamanmu Xu. Sama-sama bergigi manis."

Jin WeiShan menoleh ke arah Hao Lan. "Sejak kapan Paman mengenal Paman Xu?" tanyanya tanpa berhenti mengunyah, sehingga ucapannya terdengar seperti gumaman.

"Kami teman sejak kecil."

"Owh.." Jin WeiShan mengangguk.

Ada keheningan di udara. Hao Lan tidak lagi mengganggu Jin WeiShan dan keluar dari kamarnya. Jin WeiShan menatap punggung Hao Lan yang menghilang di balik pintu lalu menarik selimut untuk tidur.
.
.
Di Istana Bulan.

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiWhere stories live. Discover now