06. Riski

8.2K 480 16
                                    

Kali ini Miko benar-benar telah menjauh sepenuhnya dari Rachel. Itu yang ada di pikiran gadis itu.

Ia merasa kecewa tentu saja. Tapi biar bagaimana pun mungkin Miko sendiri juga jenuh harus mengejar-ngejarnya tanpa di pedulikan olehnya.

Seharusnya ia tak bersikap seperti itu.

Dan Rachel menyesal sekarang.

Semua siswa seantero sekolahnya telah mengetahui berita itu. Rachel tak mengumbarnya, sumpah. Pasti Miko yang melakukan itu, mengumbar-umbar kalau hubungan mereka telah berakhir.

Miko sendiri jiga makin dekat dengan cewek yang bernama Aurel itu. Iya, yang selama beberapa hari selalu ia lihat menempel pada Miko.

Sekarang Rachel sendiri sedang duduk di kantin sendirian. Teman-temannya yang lain masih ada di kelas. Tadi guru mengadakan kuis dadakan di kelas, jika ada yang berhasil menjawab dengan cepat maka akan di perbolehkan untuk istirahat duluan.

Jadi begitulah yang Rachel alami. Dia berhasil menjawab kuis dari gurunya dengan benar, dan akhirnya boleh keluar dari kelas.

"Woy bengong ae lo!" Rachel tersentak kala mendengar seruan keras di depannya.

Ia menoleh ke sumber suara, Riski, teman satu ekskul Rachel yang ternyata adalah pelakunya.

Rachel berekspresi datar. Ia jengkel karena Riski dengan seenaknya mengagetkannya.

Lagian mana bisa mengageti harus bilang-bilang?? Yang ada tidak jadi kaget :)

"Dih ngambekan. Btw, gue duduk disini, ya." kemudian Riski duduk di kursi, berhadapan dengannya langsung.

"Apaan sih." Rachel menyantapkan nasi gorengnya.

Ia terlalu lapar hingga memesan satu porsi nasi goreng. "Ya gue kan cuman pengen deketin lo doang. Mumpung lo sama Miko udah putus."

"Uhuk!"

Rachel terbatuk. Ia tersedak nasi goreng akibat omongan yang Riski lontarkan untuknya. Itu terlalu frontal ya ampun.

"Nggak jelas banget lo, setan." Begini-begini Rachel juga nggak kaku-kaku amat kok.

Riski nyengir. Ia diam saja tak menanggapi ejekan dari Rachel. Sedangkan Rachel sendiri memakan nasi gorengnya kembali setelah rasa perih akibat tersedak hilang. Walaupun terasa canggung.

Hey, bagaimana tak terasa canggung jika Riski terus saja menatapnya sedang makan.

"Lo ngapain liatin gue makan mulu? Mau?" raut Rachel datar sambil menyendokkan satu sendok nasi goreng ke arah Riski seolah-olah ingin menyuapi cowok itu.

Hap

Rachel terkejut dengan apa yang dilakukan Riski. Iya, Riski memakan suapan yang ia sodorkan untuknya. Padahal maksud Rachel bukan begitu.

Wajah Riski juga dibuat-buat polos. Ia tak mau kena amukan dari Rachel. Tapi sesekali menggoda calon pacarnya juga tidak apa-apa.

"Ambilin sendok baru sono! Najis gue kena jigong lo." dalam batin Riski berusaha sabar menghadapi omongan Rachel yang tekesan sedikit kasar itu.

Tapi Riski menurut. Ia mengambil sendok baru untuk Rachel. Rachel sendiri masih memasang raut marah.

"Padahal dia sendiri loh yang tadi nawanin." gumam Riski saat menjauh dari Rachel.

"Gue denger lo ngomong apa, Ki!" sentak Rachel dari kejauhan. Nyatanya gumaman Riski tak selirih yang ia kira.

Untung keadaan kantin disini sepi jadi mau sekeras apapun Rachel berteriak, tak akan ada yang memperhatikannya.

Walaupun setelahnya Rachel membenarkan gumaman Riski tadi. Iya, seharusnya ia tak perlu sok sok berlagak ingin menyuapkan nasi gorengnya pada Riski.

Coba aja kalo gue tadi teriak pasti kalo ada Miko gue langsung kena tegur, Rachel membatin diam-diam.

Dulu saat mereka masih pacaran, Miko selalu melarangnya untuk berucap dengan nada keras saat di depan umum. Katanya tidak sopan.

Rachel tidak selugu yang kalian kira. Ia bukan cewek sekalem itu. Tapi ia juga tak sebar-bar itu.

Dan dengan berpacarannya ia dengan Miko, itu sedikit merubah kebiasaan buruknya.

"Nih." Riski msnyodorkan sendok baru kearah Rachel.

Rachel menerimanya dengan raut datar. Tak menganggap keberadaan Riski lebih tepatnya. Ia kembali menyendokkan sendok barunya.

"Jangan kacangin gue dong, Chel." Riski mencolek-colek lengan Rachel yang sedang makan. Sambil memunim teh kotak yang ia beli.

Rachel mendengus, ia menatap Riski tajam. Ia sedang tidak ingin diganggu. Dan keberadaan Riski di hadapannya itu membuatnya terganggu.

"Lo ngapain sih kesini." Rachel merotasikan matanya malas. Iya, malas dengan keberadaan Riski disini.

Melihat Riski sama seperti melihat sepupunya, Angga. Tapi sepertinya Riski tak se-tidak peka seperti Angga.

Riski mencebik, "Gue bolos."

Riski menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. "Btw, Chel. Nanti lo bareng gue ya, pulangnya."

Rachel berpikir sejenak. Biasanya ia akan bareng dengan Ninda atau Miko. Tapi jika selalu dengan Ninda ia merasa sungkan. Sedangkan Miko, dirinya sudah putus dengan cowok itu.

"Oke deh." Rachel mengangguk-anggukan kepalanya kecil. Lumayan bisa menghemat uang saku nya.

Riski tersenyum lebar. Sepertinya Rachel tak sebegitu menolak keberadaannya. Dan itu membuatnya optimis untuk mendekati Rachel.




Tbc
[A/N]

Total kata tanpa A/N adalah 715 kata.

Hai! Maaf kemarin nggak up! Soalnya lagi sibuk😅😅 //sok sibuk atuh.

Btw, ini part terpendek yg aku ketik. Biasanya kan sampe sekitar 1000 lebih word.

Sorry for typo/'s
Jangan lupa berikan vomment!

See u next

Na_Vania

21-07-2019

BACK TO YOU [END]Where stories live. Discover now