25. Not Now

5.4K 251 5
                                    

Rachel dan Miko.

Dua nama itu selalu saling berhubungan. Bila ada nama Rachel di sana, otomatis akan ada nama Miko setelahnya, begitu pun sebaliknya.

Dua nama yang memang sampai kapan pun akan terasa tak asing di telinga para murid di sekolah ini. Dua nama itu pula yang jika digabung sampai kapan pun akan tetap terdengar serasi.

Dan dua nama itulah yang juga menjadikan seluruh sekolah terkejut bukan main kala mendengar bila dua nama orang itu sudah tak lagi bersama.

Namun, dua nama itu juga yang dapat membalikkan keadaan kala banyak terdengar kabar miring diantara dua nama orang itu.

Mereka bersama lagi. Itu kata kebanyakan orang ketika melihat kedekatan sang pemilik dua nama itu.

Rachel dan Miko.

Layaknya manusia dan tumbuhan. Sama-sama saling membutuhkan. Yang bahkan jika salah satu diantaranya menghilang, maka akan berdampak pada yang satunya.

Rachel dan Miko sama seperti manusian dan tumbuhan. Yang ketika diumpamakan, bila tanpa adanya tumbuhan di dunia ini maka manusia akan ikut tiada, juga sebaliknya, apabila tak ada manusia di dunia ini maka tumbuhan juga tak akan bisa hidup.

Manusia butuh oksigen dari tumbuhan, dan tumbuhan butuh karbondioksida yang dikeluarkan manusia untuk proses fotosintesis mereka. Bukankah bila salah satu diantara mereka mati maka yang satu itu akan ikut mati?

Iya, mereka sama-sama saling membutuhkan. Sama-sama saling bergantung satu sama lain.

Rachel dan Miko. Mereka sama-sama saling membutuhkan. Sama-sama juga saling bergantung satu sama lain. Rachel bergantung pada Miko, Miko bergantung pada Rachel. Mereka tak akan bisa hidup tanpa satu sama lain.

Bisa dibilang seperti itu.

Tapi, Rachel ingin mengubahnya. Ia tahu dirinya sama sekali tak konsisten. Apalagi setelah selama entah berapa hari dirinya meminta agar mereka sama-sama berjuang, memperjuangkan perasaan mereka dengan tujuan yakni kembali bersama dan menjalin hubungan dari awal.

Namun, selama beberapa hari ini perasaan Rachel mulai goyah. Bukan. Bukan dirinya yang sudah tidak punya rasa untuk Miko.

Ia masih teramat sangat menyayangi sosok jangkung itu. Tapi ia hanya berpikir, bukankah masa depannya jauh lebih penting ketimbang masalah percintaannya?

Rachel sudah memantapkan hatinya. Ia akan segera mengambil keputusan. Dan dirinya berharap bila Miko akan mengerti keadaannya ini.

_____

Sekarang hari penerimaan raport sekolah. Sang bunda tercinta tengah sibuk mempersiapkan diri untuk rapat wali murid guna pengambilan raport kenaikan kelas.

Rachel tidak ikut ke sekolah tentunya. Karena memang sudah sekitar beberapa hari lalu sekolah telah menetapkan liburan kenaikan kelas. Jadi, toh buat apa dirinya repot-repot pergi ke sekolah.

"Rachel, bunda pergi dulu ya! Jangan lupa kunciin pagar!" Seru bundanya.

Rachel mengangguk, netranya masih fokus pada siaran televisi di hadapannya. "Buruan!"

"Iya, bun. Iya." Dengan gontai Rachel menutup pagar rumah.

Ia kemudian berbalik, hendak kembali masuk ke dalam rumah sebelum seseorang memanggil namanya.

"Rachel!"

Rachel menoleh. "Eh, Miko. Sini masuk, masuk."

Rachel membuka pagar, lalu mempersilakan Miko masuk ke dalam rumahnya.

"Duh, maaf ya berantakan."

"Nope."

Mereka duduk bersebelahan. Rachel duduk dengan santai sambil melahap camilan yang ada digenggamanya, matanya kembali fokus pada siaran televisi yang sempat terlewatkan beberapa menit lalu.

Miko juga diam saja. Sejujurnya ia merindukan momen ini, ketika ia dan Rachel menonton televisi dengan santai dan menghabiskan waktu bersama dengan kegiatan tak berarti.

"Mau, Mik?" todong Rachel sambil memberikan setoples makanan.

Miko menerimanya dengan sukarela. Toh, dirinya dan Rachel sering melakukan kegiatan ini dulunya, persis seperti apa yang tadi diucapkannya.

"Kamu nggak mau tanya kenapa aku kesini?"

"Nggak." Jawab Rachel acuh tak acuh sambil tetap fokus pada layar televisi.

Miko terkekeh kecil sembari mengusak pelan rambut Rachel. Kebiasaan Rachel yang menurutnya cukup menggemaskan. Ia tak akan peduli pada sekitarnya bila sudah fokus dengan televisi yang menampilkan serial kesukaannya. Itu yang diketahuinya.

"Yah, udah selesai." Rachel memandang layar televisi dengan pandangan memelas.

Detik berikutnya ia menghadap ke arah Miko. Ekspresi memelasnya telah terganti dengan mimik wajah ceria. Khas Rachel sekali.

"Jadi, kenapa kamu kesini?"

Miko sontak cengo akan perubahan ekspresi yang dikeluarkan Rachel. Walaupun ia terlampau sering melihat kelakuan Rachel yang menurutnya cukup absurd ini, tapi entah mengapa sampai sekarang dirinya masih merasa aneh dengan itu.

"Hoey, Miko!" Rachel melambaikan tangannya tepat di depan wajah Miko. Miko sontak yang awalnya melamun segera mengalihkan eksistensinya kepada Rachel.

"Duh, malah bengong." Rachel mencibir kecil sambil terus memakan setoples camilan.

Miko menatap ekspresi Rachel. Apakah dirinya harus mengatakan itu sekarang? Karena sungguh, Miko tak ingin mengubah suasana santai seperti ini menjadi menegangkan.

Apalagi hanya dengan melihat sikap yang ditujukan Rachel padanya sudah seperti dulu-dulu membuatnya entah mengapa menjadi semakin mengurungkan niatnya tadi.

"Nggak jadi deh."

Rachel sontak menatap wajah Miko dengan ekspresi bingung bercampur rasa geli.

Rachel terkekeh, "Yaelah, kamu nggak perlu malu-malu gitu kalo pengen bilang sesuatu. Kenapa? Kamu laper? Kamu pengen ke kamar mandi? Kamu pengen pulang tapi sungkan karena aku nya di rumah sendiri? Udahlah Mik, nggak usah sungkan kalo mau ngomong sesuatu." Terang Rachel panjang lebar.

Miko tersenyum kecil, lalu mengusak pelan pucuk kepala Rachel, lagi. Si cerewet Rachel sudah kembali ternyata, batinnya.

Maka sudah Miko putuskan saat ini, bila ia tak akan mengukapkannya apa yang ingin ia ungkapkan pada Rachel.

Setidaknya untuk saat ini saja.

Karena sungguh, sejujurnya Miko sudah mulai terlena dengan semua hal yang terjadi antara ia dan Rachel sekarang.



Tbc

[A/N]
Gatau ini apaan dah.
Btw cerita ini menuju ke END. Hikd:")

Ga kerasa udh lama beut. Fyi guys, yg mo tamat malah TFS 02:v

Aku masih buntu soalnya, bimbang mau ngelanjutin TFS 01 kea apa😅😅😅

Sorry for typo/'s
Jangan lupa berikan vomment!
Yg ga vomment ntr bisulan:)

See u next

Na_Vania

29-02-2020

BACK TO YOU [END]Where stories live. Discover now