28. Go to Hell (Angga's House) 1

4.7K 236 12
                                    

Siders oh siders, kenapa engkau tak tahu malu~

(Baca pake nada nyanyian di upin ipin)

____

Rachel duduk manis di kursi teras rumahnya, dipangkuan gadis itu ada wadah kotak tupperware suruhan Bundanya agar ia berikan pada keluarga Angga, sepupu Rachel.

Well, sebenarnya bukan duduk manis, sih.

Sebab sedari tadi Rachel duduk sambil menggerutu, entah itu dilontarkan pada Bundanya, yang dengan kejam mengganggu aktivitas favoritnya, atau dengan Miko, cowok yang mengambil kesempatan dalam kesempitan itu.

Apa Rachel harus jujur, jika ia memang agak malas untuk keluar saat ini.

Bukan agak lagi, tapi sangat-sangat-sangat malas untuk beranjak barang sedikit pun dari tempat tidurnya.

Dan sialnya, Miko mau mengantar Rachel pergi ke rumah Angga kecuali bila si Rachel mau diajak olehnya jalan-jalan, atau bisa dibilang KENCAN.

Tett, tett, tett

"Bunda! Aku berangkat dulu ya!"

Tett, tett, tett

"Sabar dong, Mik!" Rachel berteriak sambil membuka pagar rumahnya dengan kasar.

"Itu tangan pengen aku potong, ya." Rachel tersenyum, lebih tepatnya menyeringai.

Miko yang ada di hadapannya hanya mampu tersenyum kikuk, sambil menggaruk tengkuknya. "Nggak, makasih."

"Yaudah ayo berangkat." Rachel menyelonong masuk ke dalam mobil Miko. Duduk tepat di samping kursi pengemudi. Bodo amat soal tata krama, dia sedang bad mood sekarang.

Miko yang melihat kelakuan Rachel hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya. Tahu bila Rachel sekarang sedang bad mood dan itu tandanya ia harus menjadi sabar berkali-kali lipat.

Kemudian mobil Miko pun melaju meninggalkan kediaman Rachel. Di dalam mobil Rachel memilih diam, mood nya yang hancur membuat semua hal terasa menyebalkan baginya. Untungnya Miko yang duduk di sebelahnya, lebih tepatnya mengemudikan mobil, sepertinya mengerti dengan suasana hati gadis itu. Jadi Miko pun juga diam, sama sekali tak mencoba membuka percakapan apapun itu dengan Rachel.

Well, Rachel yang sedang dalam mode bad mood bisa dibilang merupakan bencana. Sebab bila gadis itu dalam mode tersebut semua hal yang terlontar akan dijawab dengan nada cemooh yang terkesan nyolot. Nilai plus nya lagi, yakni kata-kata pedas.

Jadi, daripada nantinya dia sakit hati mendengar kalimat yang keluar dari mulut Rachel, Miko lebih memilih opsi bungkam.

Dan menunggu mood Rachel yang membaik.

Rachel menghela nafas sambil menatap keluar jendela mobil. Dalam hati sedikit menyesal karena bersikap seperti ini pada Miko. Padahal Miko tidak seratus persen salah.

Hey, semua hal yang menimpanya ini bermula akibat Bundanya.

"Miko."

Miko menoleh sebentar ke arah Rachel, senang karena mood gadis di sebelahnya ini mulai membaik.

"Ya?"

Rachel diam. Sebenarnya dia bingung kenapa ia tiba-tiba saja memanggil nama cowok di sampingnya.

BACK TO YOU [END]Where stories live. Discover now