32. End/Epilog

15.1K 377 15
                                    

Sebelum baca vote dulu~

***

"Congrats, Chel!"

Muncul lengkungan lebar di bibir gadis itu. Ia sudah beberapa kali berpelukan dengan teman-temannya yang mengucapkan selamat. "You too, guys."

Amber yang berdiri di samping gadis itu menepuk bahu Rachel pelan. Mengucapkan selamat atas keberhasilan yang dicapai gadis berambut sebahu itu. Omong-omong, Rachel memotong rambutnya.

"Wah, nggak nyangka kamu masuk tiga besar lulusan terbaik! Sejak kapan sih lo jadi pinter gini Chel."

Rachel menggeplak kepala Ninda. Ejekan dari mulut sahabat bangke nya itu membuatnya reflek menggeplak kepala gadis itu sekaligus mencibirnya.

"Lo nya aja yang nggak tau kalo dari dulu gue pinter."

Ninda mengaduh sambil mengelus-elus kepalanya yang lumayan sakit akibar geplak an maut tangan Rachel.

"Yaelah, pinter dari mana orang tiap ada pr lo mesti nyontek si Amber, atau nggak Siti, anak pendiem yang pinternya menyerupai bapak Einstein."

Rachel menatap Ninda dengan tatapan death glare nya. Sambil mengangkat tangannya siap-siap menggeplak kepala sahabatnya itu kembali.

Sedangkan Ninda yang tau ancang-ancang Rachel lantas segera berlari menghindar dengan menjadikan Amber tamengnya.

Amber menatap keduanya malas. Mereka bahkan sudah resmi lulus SMA, namun sikap dua bocah ini masih sama, childish. Tolong berikan Amber kesabaran lebih.

"Nggak usah ditanggapin si monyet ini. Banyak nyemil baygon makanya agak amnesia."

Sekarang ganti Ninda yang menggeplak kepala Amber, lalu dengan pelototannya ia kembali berseru dengan suara cempreng, "Heh! Emang nyatanya kan si onoh nggak pernah ngerjain pr!"

Rachel dan Amber menutup telinga mereka. Sumpah, suara sepuluh oktaf milik Ninda bisa memecahkan gendang telinga mereka dalam sedetik. Jadi demi melindungi nusa dan bangsa dari ancaman mahluk jelmaan toa masjid, mereka pun memilih menutupi telinga mereka.

Bisa gawat kalau keduanya mendadak budek.

Amber bersedekap, sambil menatap Ninda garang. Sedang Ninda yang ditatap sedemikian rupa oleh Amber hanya bisa nyengir sambil menutup mulutnya.

"Rachel emang nggak pernah ngerjain pr, tapi tiap ulangan semester dia mesti di peringkat satu dua, saingan sama Siti,"

Ninda kembali membuka suaranya, namun ucapannya terpotong oleh kalimat sadis yang terucap dari Amber.

"ᅳnggak kayak lo, udah ngerjain pr tapi nilai pas-pasan."

Jleb

Ninda dengan hiperbola menatap Amber dramatis, sambil memegangi dadanya. Perkataan Amber tidak diragukan lagi, sangat tajam setajam silet. Nah, kayak program di TV kan jadinya.

Rachel yang melihat kelakuan keduanya pun hanya mempu tertawa sambil menatap maklum. Amber sahabatnya yang cuek dengan mulut tajam nya sangat kontras dengan sosok Ninda yang cerewet nya minta ampun dengan suara yang mirip toa. Namun walaupun begitu, mereka berdua tetap saling peduli satu sama lain, juga dengan Rachel pula. Jadi, Rachel merasa sangat bersyukur mendapat dua sahabat yang benar-benar tulus mau berteman dengannya.

BACK TO YOU [END]Where stories live. Discover now