19. Senja

4.8K 252 3
                                    

Hembusan angin sore menerpa wajah Rachel. Gadis itu kemudian memejamkan matanya. Menikmati hembusan angin yang menampar lembut kulit-kulit wajahnya.

Ia duduk selonjor, di sampingnya Miko ikut duduk sambil melirik ke arah Rachel yang sedang memejamkan mata.

Cantik.

Satu kata itu yang terpatri di otak dan hati Miko. Miko tentu masih memiliki perasaan ini. Ia sadar sepenuhnya dengan apa yang dilakukannya pada gadis di sampingnya itu.

Menjauhi Rachel.

Miko sengaja melakukan itu. Ia ingin melihat bagaimana reaksi yang diberikan Rachel untuknya, dan juga karena ada masalah kecil yang terjadi belakang ini yang menimpanya.

Sungguh, dalam lubuk hatinya pun Rachel tetaplah yang berada di posisi pertama.

"Miko." Miko menoleh ketika mendengar panggilan lembut dari arah sampingnya.

"Kenapa?"

Rachel mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada Miko. Pandangannya menerawang, ia bingung ingin memulai percakapannya dari mana.

Walaupun tadi dirinya dan Miko pergi ke mall terlebih dahulu. Namun, sekarang ia merasakan kecanggungan. Tapi jika dilihat dari ekspresi cowok itu, sepertinya Miko terlihat santai.

"Mik,"

"Hm." Miko menatap wajah Rachel dengan pandangan lembut.

"Apa semua yang terjadi sama kita itu terlalu rumit?" Akhirnya satu kalimat pertanyaan itu yang muncul dari bibir Rachel.

Miko memandang Rachel bingung. Tatapan gadis itu masih memandang ke arah langit sore, enggan menatap wajah Miko.

"Enggak kok."

Rachel langsung menolehkan kepalanya menghadap Miko. "Kenapa?"

"Kenapa gimana?"

Wajah Rachel cemberut, Miko terlalu berbelit-belit, dan itu sukses membuatnya kesal. "Kok malah balik nanya sih??"

Miko tertawa renyah. Kemudian tangannya terulur ke arah pucuk kepala Rachel lalu mengacaknya pelan.

"Ya, yang terjadi ke kita tuh nggak rumit. Karena biar gimana pun kalo suatu hubungan yang terjadi nggak mengalami hal kayak gini, baru kita bisa tanya ke diri kita masing-masing. Apa kita masih punya perasaan satu sama lain, atau nggak."

Rachel terdiam. Jadi apakah selama ini Miko masih memperjuangkannya. Atau tidak. Ia makin bingung dengan apa yang diucapkan Miko tadi padanya.

Perasaannya makin bimbang. Antara memilih berhenti dan kecewa, atau lanjut walaupun juga mengalami kekecewaan yang pastinya lebih sakit daripada saat kita memilih berhenti berjuang.

"Aku bingung,"

"Apa kamu masih mau merjuangin hubungan kita yang nggak jelas ini atau nggak. Karena jujur aja, aku nggak mau kalau hubungan ini cuma satu orang aja yang berjuang. Sedangkan yang satunya udah putus asa dan mulai acuh buat mertahanin hubungan ini."

Wajah Rachel menunduk, ia takut melihat juga mendengar bagaimana reaksi dari Miko.

Hening.

Miko sepertinya bingung akan menjawab seperti apa pernyataan yang diucapkan Rachel itu.

"Maaf."

Satu kalimat bodoh yang total membuat Rachel makin menundukkan wajahnya keluar dari mulut Miko.

Kalimat bodoh yang mengandung banyak makna. Entah bagaimana Rachel akan menangkap satu kata singkat itu.

Maaf untuk apa?

Untuk berhenti? Atau untuk kembali melanjutkan?







Tbc

[A/N]
Huahhh, aku bingung mau ngelanjutin kyk gimana cerita-ceritaku ini.

Udah lama terbengkai yaampun:')

Sorry for typo/'s
Jangan lupa berikan vomment!

See u next

Na_Vania

09-01-2020

BACK TO YOU [END]Where stories live. Discover now