Papa-able-nya Aku

55.1K 3.8K 38
                                    

Pukul tujuh lebih lima belas menit.

Pas sedetik yang lalu, motorku berhenti tepat di depan sebuah rumah minimalis dengan bangunan joglo kecil di halaman depan.

Aku beranjak memasukkan motor matic yang setiap hari ku pakai untuk pulang-pergi kantor.

Aku memilih pakai motor biar enggak ribet pas macet di jalanan, Kalo pake motor kan bisa nyelip-nyelip dan gampang cari jalan tikus.

Dari garasi, aku langsung masuk ke pintu utama menuju ruang keluarga dan mendapati papa disana sedang membaca koran.

Di rumah ini, aku memang hanya tinggal berdua sama papa. Setelah mama meninggal Dua puluh tahun yang lalu dan papa tidak pernah punya niatan untuk menikah lagi.

Papa menjalankan bisnis kulinernya, dia merintis usaha ayam bakar sejak mama masih hidup hingga sekarang. Itulah kenapa, dari kecil aku suka banget makan sayap ayam. Jadi setiap papa pulang dari rumah makannya, dia selalu membawa sayap ayam bumbu kecap dalam porsi besar khusus untuk aku.

Di rumah ini, papa memperkerjakan seorang asisten rumah tangga, seorang tukang kebun dan seorang security yang khusus bekerja dipagi hingga sore hari. Malamnya mereka diperbolehkan pulang, kalo pas aku dan papa sudah sama-sama tiba di rumah.

Setiap hari kita sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Waktu paling pas untuk ngobrol berdua kalau sudah malam seperti ini.

Papa selalu pulang lebih awal, dan enggak pernah absen menunggu anaknya pulang dari kantor. Walaupun sampai tengah malam.

"Pa, Gita pulang." Sapaku pelan.

"Eh, gak jadi lembur kamu?" Tanyanya.

"Enggak pa, jadwalnya diundur." Jelasku sembari duduk di sampingnya.

"Papa udah makan?" Papa menggeleng.

"Tadi papa beli makanan ditaruh bibi di meja makan. Kamu bersih-bersih dulu abis itu kita makan malam." Aku menurut,

Setelah mandi dan berganti pakaian aku langsung menyusul papa di ruang makan.

"Sini biar Gita aja yang siapin Pa."

Aku mengambil beberapa piring makanan dari tangan papa. Dia mengangguk sembari duduk di kursi. Aku agak terkejut saat membuka bingkisan plastik berisi sayap ayam bumbu kecap. Auto menelan ludah menahan godaan! Duh, Jadi sangsi mau makan. Parno banget!

"Kamu kenapa? Tumben lihatin sayap ayam sampe segitunya?" Aku terperanjat mendengar pertanyaan papa.

"Eh, enggak kok pa enggak pa-pa." Kilahku sembari berusaha bersikap biasa, Papa diam tidak berkomentar lagi.

"Aku ambilin nasi ya pa, pake sayurnya juga." Papa menggangguk dan mulai makan.

"Kamu tumben nggak pakai lauknya, cuma sayur aja?" Aku tersenyum miris,

"Hhe, iya Gita lagi diet Pa." Jawabku bohong.

"Kayaknya nggak ada yang salah sama postur tubuh kamu, ngapain harus diet?" Papa mengamati badanku yang memang sudah kurus, Kalo dipikir-pikir enggak penting banget program diet.

"Emm.. berat badan aku naik parah pa. Jadi enggak ideal makanya Gita pengen diet."

"Sayang banget, padahal tadi papa jauh-jauh cari sayap ayam kesukaan kamu karna di rumah makan papa udah abis."

"Papa beli di tempat lain?"

"Iya, khusus buat kamu itu. Tapi kalo diet ya udah, besok biar dibawa bibi pulang aja taruh kulkas biar gak basi ya," Aku menggigit bibir pelan, pengen banget langsung ngabisin.

Sold Out!! Donde viven las historias. Descúbrelo ahora