Ayah Gita

33.8K 3K 67
                                    

"Kamu mau ngapain ikut turun?" Tanya Gita panik saat Tama membuka pintu mobil.

Mereka sudah tiba di depan rumah Gita,

"Mampir!" Jawab Tama santai.

"Ihh jangan, ada papaku di dalam!" Cegah Gita.

"Kenapa sih?"

"Papaku galak banget." Celetuknya.

Tama terkekeh,

"Kalo mau bertamu baik-baik gak akan dipenggal kan kepalaku?"

"Tapi Tam.." Gita berlari ke arah Tama yang sudah mendekati posisi pintu.

"Janganlah, pulang aja sana ini udah malam." Gita menunjukkan jam di layar ponselnya.

"Baru abis isya' Git!" Celetuk Tama cuek.

Gita hampir geram, bisa-bisanya sosok laki-laki di hadapannya itu nekat ingin bertamu.

Lalu bagaimana nanti komentar sang papa??

Gita sangat tau kalo
papanya adalah orang yang cukup welcome terhadap siapapun.

Tapi sekalipun itu, dia tidak menyangka akan mengenalkan sosok Tama secepat ini pada sang papa.

"Nanti kalo papa kamu marah-marah aku akan langsung pulang, tenang aja!" Tama mengerling jahil ke arah Gita.

Tidak lama kemudian, pintu rumah perlahan terbuka. Bahkan sebelum mereka mengetuknya.

Sosok yang mereka bicarakan sedari tadi, akhirnya keluar dari dalam rumah.

Tama memasang senyum sesopan mungkin, sedangkan Gita bertahan dengan raut wajah paniknya.

"Papa!" Panggil Gita kaku.

"Malam Pak," Sapa Tama pelan sembari menjabat tangan papa Gita.

"Selamat malam." Jawab papa Gita.

"Kenapa baru pulang?" Tanya sang papa entah untuk Gita atau Tama.

"Maaf pa, tadi keasyikan di rumah Raga sama Uli jadi gak sadar kalo udah malam." Jelas Gita.

Sang papa mengangguk,

"Mari silahkan masuk," Senyum Tama mengembang sembari menatap lekat ke arah Gita.

Seolah berseloroh,

'Papa kamu gak galak, dia ramah!'

Tama dengan senang hati mengikuti langkah papa Gita ke arah ruang tamu.

"Silahkan duduk "

"Terimakasih Pak."

Kalo diingat-ingat, ini kali kedua Tama duduk di sofa ruang tamu, rumah Gita.

Gita terlihat sangat kesal,

"Pa, Gita ke kamar dulu ya. Mau mandi sebentar." Sang papa mengangguk.

"Sudah sholat?"

Tama menggeleng pelan,

"Saya mau sholat Isya' sebentar, mau nunggu apa ikut sekalian?"

"Saya ikut pak!" Jawab Tama mantab.

"Baiklah, kalo begitu saya bilang Gita dulu biar nanti dia nyusul."

"Gita sedang datang bulan pak," Sahut Tama tanpa sadar.

Papa Gita mengangkat alisnya tinggi.

"Kamu tau darimana anak saya datang bulan?"

"Eh- ta-tadi sebelum pulang, Gita mampir dulu ke minimarket beli pembalut." Tama tidak mungkin menceritakan setiap detail kejadian yang baru saja terjadi.

Sold Out!! Where stories live. Discover now