Kepada : Masa Lalu.

35.4K 2.6K 118
                                    

Di sebuah ruangan kerja kecil.

Tepat di depan Handaru saat ini, tatapan tajam wanita di hadapannya terasa menusuk-nusuk relung hati.

Tapi bentuk perjuangan seorang ayah untuk putrinya. Tidak akan gentar hanya karna ditatap seperti itu.

"Aku bingung harus memulai ini dari mana," Ujarnya pelan.

Wanita di hadapannya hanya berdecak malas tanpa ada niatan menimpali.

"Tapi dengan sungguh-sungguh, Aku meminta maaf untuk kesalahanku di masa lalu." Lanjutnya.

"Kamu tau mas, kesalahanmu itu sangat-sangat tidak pantas untuk dimaafkan!" Seru Wanita itu tetap mengeraskan hatinya.

Handaru memandang Ani dengan tatapan yang sulit diartikan.

Wanita yang menyandang gelar 'Mantan Istrinya' itu bagaimana bisa menjadi sekeras ini?

"Tidak masalah, aku tidak akan memaksa kalau kamu memang belum bisa memberi maaf. Aku sangat paham bagaimana besarnya kekecewaan kamu." Handaru menghela nafas.

"Setidaknya, aku sudah lebih lega karna akhirnya kita bisa bertemu seperti ini. Dulu, aku sangat susah mencari keberadaanmu,"

Ani menautkan alisnya.

"Untuk apa??" Tanyanya kemudian.

"Untuk menyelesaikan semua ini dengan baik-baik."

Ani menatap sinis ke arah Handaru.

"Ini tidak akan pernah selesai dengan baik-baik!" Cetus Ani.

Mereka sama-sama diam,

"Saat itu, aku selalu berfikir bahwa kita seharusnya tidak menikah. Tujuan orang menikah adalah hidup bahagia bukan? Tapi yang kita lakukan adalah mencipta luka," Ucapan Handaru terjeda.

"Dan kamu Tau mas, kamu yang paling besar membuat luka itu!"

"Aku tau, aku mengakui. Tapi kamu juga perlu tau bagaimana tersiksanya aku saat harus dengan tega melepaskan hubungan kita."

"Semua tidak pernah mudah An, seketika hatiku ikut lega saat mendengar kabar akhirnya kamu menemukan laki-laki yang baik sebagai penggantiku."

"Dan dia sangat-sangat jauh lebih baik daripada kamu!"

"Syukurlah, berarti doa-doaku dikabulkan." Ani tergagap mendengar jawaban Handaru.

"Aku tau kamu orang baik, dan akan ditemukan oleh orang baik juga!"

Ani tertawa sinis.

"Dan kamu orang brengsek, maka istrimu juga sebrengsek itu! Sampai merebut kamu yang nyata-nyata sudah punya istri!"

Handaru tersenyum pelan.

"Dia perempuan yang baik, sangat Baik." Ujarnya santai.

"Dia mampu merubahku menjadi lebih baik. karna perlu aku akui, yang brengsek disini hanya aku. Dan akar masalahnya sejak dulu ada padaku."

Sold Out!! Where stories live. Discover now