On Her Periode!

34.6K 3K 46
                                    

"Kamu gak jadi meeting?" Tama yang tengah Fokus memperhatikan jalan, sembari mengendalikan stir mobil langsung terkejut saat mendengar suara lemah dan serak wanita yang duduk di sampingnya.

Dia menoleh cepat ke arah samping, memperhatikan dengan teliliti orang di sampingnya.

Tama takut kalo dia hanya salah dengar tadi, karna setelah kejadian di apartement beberapa saat lalu, sampai pada akhirnya mereka sudah berada di mobil untuk pulang, Gita hanya diam seribu bahasa.

Dan sekarang, benarkah tadi Gita yang bertanya? Apa Tama salah dengar hanya karna dia terlalu berharap Gita akan kembali menyapanya?

Tama bahkan menghentikan mobilnya di pinggir jalan, takut kalau ketidakfokusan-nya malah justru membahayakan jika dia nekat berkendara.

Tama kembali menatap lekat pada Gita.

"Kamu gak jadi meeting?" Alih-alih menjawab, Tama justru tersenyum lebar.

"Ternyata kamu ya yang nanya." Ujar Tama sambil terkekeh.

"Bukan! Tuh semut-semut merah yang ada di pinggir jalan!" Gita mendengus.

Tama menghela nafas lega, Sangat-sangat lega.

"Aku pikir kamu gak akan mau ngomong sama aku lagi." Tama kembali melajukan mobilnya,

"Kamu belum jawab pertanyaanku."

Tama menggeleng sekilas,

"Enggak, aku gak jadi meeting."

"Kenapa?"

"Aku tunda besok siang."

Tama memang sengaja menunda Meeting. Karna insiden di apartement tadi membuat waktunya semakin mepet, dia juga ingin memastikan Gita benar-benar tidak marah atau trauma.

Apalagi kalo dilihat-lihat, kondisi Gita tadi sangat mengkhawatirkan.

"Padahal kamu udah rapi gitu pake jas."

"Gak pa-pa, nanti bisa ganti. Git kita makan dulu yuk!" Ajak Tama.

Gita menggeleng lemah,

"Aku pengen cepet-cepet pulang."

Tama mencelos, satu penyesalan kembali hadir di dalam hatinya. Andai saja tadi dia tidak menjahili Gita, Gita tidak akan memberi jarak sejauh ini pada dirinya.

Bahkan Tama sudah mempersiapkan diri jika ayah Gita akan menyidangnya saat tiba di rumah.

"Minum dulu ya, pucat banget muka kamu." Tama memberikan sebotol air mineral yang selalu dia simpan di mobil.

Gita menerimanya dengan tangan yang masih bergetar, meski sedikit.

Tama tidak tau lagi bagaimana cara membuat Gita percaya kalo tadi dia hanya bercanda. Bahkan melihat Gita menjadi ketakutan seperti ini membuatnya hancur sendiri.

"Git, kok gak diminum?" Tanya Tama lembut saat menatap ke arah Gita yang hanya memegang botol air.

"Aku gak haus Tam," Jawabnya pelan.

"Minum aja, sedikit gak pa-pa. Biar gak kering gitu bibir kamu."

Gita mengusap pelan bibirnya, memang kering.

Sekarang Tama yang mati-matian menahan keinginannya ikut mengusap bibir kecil itu, menggantikan jemari lentik milik Gita dan mengganti dengan jemarinya.

Shit! Apa karna tadi terlalu lama menangis? Batin Tama.

"Ada bantal gak Tam?"

Tama mengulurkan tangan ke jok belakang mengambil bantal kecil disana.

Sold Out!! Where stories live. Discover now