23 - Suka

6.1K 511 13
                                    

Seorang gadis tampak menatap pemandangan diluar rumahnya melalui jendela kamarnya, ia terdiam memandang langit sore itu.

"Lova, tolong pergi belanja ke supermarket!!"

Gadis itu menoleh karena mendengar teriakan ayahnya dari luar. "IYAAA!" sahutnya kemudian mendengus kesal.

Ia kembali memandang keluar sana, "Bang Arsen beneran jadian ya.." lirih gadis itu, ia tersenyum kecut.

Gadis itu menghembuskan nafas kecewa kemudian keluar dari kamarnya, mengambil beberapa uang dan pergi ke supermarket terdekat.

Ia tidak tau apa yang ada dipikirannya. Apakah ia menyukai Arsen? Entahlah, dia sendiri tidak tau.

Gadis itu memasukkan beberapa bungkus mie instan kedalam keranjang belanjanya. Ia melangkah perlahan menuju kulkas pendingin yang berisi berbagai macam minuman. Saat ia tiba disana, tampak seorang lelaki sedang berdiri dihadapan kulkas itu, sambil memandang kedalam sana cukup lama.

"Mas, liatin apa?" tegurnya.

"Liatin masa depan kita nih." sahut laki-laki itu, kemudian ia menoleh kearah Lova.

Lova terdiam, itu Arsen!

"Hai, Lova. Belanja?"

Gadis itu mengangguk-angguk kemudian membuka pintu kulkas itu, memilih minuman yang akan ia beli.

Saat tangan gadis itu hendak mengambil sebuah kotak susu, tangan Arsen mendahului tangannya dan mengambil sekotak susu terakhir itu.

Lova menatap Arsen dan mengernyit, "Lu udah manis, ngapain minum susu. Nanti kalau gua diabetes karena ngeliatin lu, gimana?" ia mengangkat sebelah alisnya.

Gadis itu tertawa kemudian kembali menatap Arsen, "Manis darimananya sih? Mata lo sakit ya?"

"Iya nih, silau banget. Ada bidadari berdiri dihadapan gua." Arsen tersenyum tipis.

Gadis itu bergeleng pelan kemudian berjalan mendahului Arsen, Arsen mengekorinya dari belakang.

"Lo belajar dari mana deh? Bukannya katanya, lo kalem terus cuek ya?"

"Kan cuma 'Katanya' doang, kan?"

"Oh jadi lo aslinya gini?" ia menoleh sekilas kearah Arsen yang berjalan dibelakangnya. Arsen hanya tertawa kemudian berpindah kesamping Lova saat mereka sudah tiba didepan kasir.

2 orang itu diam saat kasir sedang menghitung total belanjaan Lova dan Arsen.

"Pisah, kak?"

"Gabung aja!" sahut Arsen, mendahului Lova yang baru saja tampak menyahut.

Lova mendongak dan menatap Arsen dengan tajam, Arsen hanya menatapnya sekilas tanpa bicara apapun. Laki-laki itu menyerahkan beberapa lembar uang berwarna merah kemudian membawa belanjaan mereka keluar, bersama Lova yang mengekorinya dibelakang.

"Lu tadi naik apa?"

Lova mengerjap halus, "E-eh? Jalan kaki, ga naik apa-apa."

"Ayo bareng." Arsen menghentikan langkahnya kemudian menoleh kearah Lova. Gadis itu tampak terkejut.

"Gamau!" tolaknya. "Balikin belanjaan gue!"

"Kalo ga bareng, berarti belanjaan lu buat gua." Arsen mengangkat bahunya, acuh.

"Ihhh jangan dong! Itu punya bokap gue." ia mengerucutkan bibirnya.

"Makanya ayo, bareng."

"Pacarmu ga marah?" tanya gadis itu dengan nada takut-takut.

ARSEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang