30 - Sakit

5.6K 415 9
                                    

Sejak Arsen terpilih menjadi Sekretaris 1, hidupnya berubah drastis. Ia harus memegang kunci kelas dan harus datang paling awal, jika tidak teman-temannya tidak akan bisa masuk kekelas.

Kedua, dia harus mengabsen setiap murid yang masuk, alpha, ijin maupun sakit. Karena itulah dia harus sering mengkontak Bu Widya, wali kelasnya.

Ia juga harus bolak-balik memberikan secarik kertas absen ke meja guru piket. Tentu saja, ia lakukan berdua dengan Verdo. Tapi karena Verdo sudah sibuk dengan urusan osis, maka tugas Arsen jauh lebih banyak.

Tapi Arsen tidak tahan jika harus setiap hari datang pagi, akhirnya dia memberikan kunci kelas itu pada Verdo, karena dia tau Verdo yang biasanya datang paling awal.

Entah kenapa laki-laki itu selalu teladan dan tampaknya Verdo tidak pernah mengerjakan PR disekolahan, tidak pernah melanggar peraturan sekolah kecuali terlambat yang mempertemukan dirinya dengan Arsen dulu.

Sudah 2 bulan ini Arsen menjadi sangat sibuk. Tapi itu bukan hambatan baginya untuk berhenti menghubungi Lova. Mereka sering saling bertukar pesan lewat Whatsapp dari pagi sampai malam.

Arsen pun tidak pernah memberitahu soal Sekretaris itu pada Lova. Secara, kelas Lova terletak sangat jauh dari kelasnya. Jadi dia kira, mungkin Lova tidak akan tau.

Akhir-akhir ini, hubungannya semakin erat dengan gadis itu. Arsen sangat menyayanginya, jadi ia harap, Lova juga begitu.

Arsen tipe orang yang agak susah diajak keluar. Makanya saat dia mengajak teman-temannya keluar, tidak ada satupun yang menolaknya.

Lova selalu memaksa laki-laki itu untuk pergi menonton bersama di Bioskop, tapi Arsen tidak pernah menyukai hal itu dari dulu.

Sejak dulu ia tidak suka menonton di Bioskop, ia lebih suka menonton dirumah bersama Razel dan Carmilla. Tapi sejak orang tuanya berpisah, ia tidak pernah menonton film lagi.

Baginya, menonton film hanya akan membuatnya mengingat kenangan indah masa lalunya, saat kedua orang tuanya masih bersama.

Hanya saja, Lova belum tau tentang Arsen. Arsen hanya menceritakan sedikit tentang dirinya pada Lova.

Orang-orang disekitar Arsen mulai menyadari perubahan sifat laki-laki itu. Arsen berubah menjadi lebih ceria, ia tampak lebih bahagia dan sering tersenyum.

Teman-temannya yakin, Arsen sekarang pasti menjadi seorang bucin 'Budak cinta'.

Arsen sering takut untuk melakukan suatu kegiatan. Ia selalu memikirkan Lova, Lova dan Lova. Sedikit-sedikit selalu "Ga ah nanti Lova marah." atau "Jangan deh, gua belom bilang sama Lova." dan juga "Kayaknya ga deh, nanti gua ga bisa chattan sama Lova." sampai teman-temannya bosan mendengar hal itu.

Tapi Verdo senang, Arsen tampak lebih bahagia sejak kedatangan Lova. Arsen harap, Lova akan membahagiakan Arsen.

Saat teman-temannya berjuang untuk menyenangkan Arsen, jangan sampai gadis itu membuat Arsen sedih.

Arsen mendesah lelah, ia melangkah pelan disepanjang lorong itu. Sejak jadi Sekretaris, ia harus pulang terakhir. Ia harus memastikan teman-teman kelasnya sudah pulang karna ia harus mengunci pintu sebelum ia pulang.

Verdo menyenggol lengan Arsen, Arsen menoleh kearah temannya itu, "Kenapa, hm?"

"Kita kok ga pulang? Kan udah kunci pintu. Kamu masih ada urusan?"

Arsen menggelengkan kepalanya, "Gua mau ngasih surprise buat Lova, gua jarang ketemu sama dia akhir-akhir ini. Lebih sering chattan." sahutnya, ia tersenyum lebar.

"Kamu mau ngapain?"

"Nanti lu liat aja." Arsen menyentuh sebelah pundak Verdo kemudian memasang ekspresi meyakinkan.

ARSEN (END)Where stories live. Discover now