41 - Peninggalan

5K 431 19
                                    

Obat ditangan Aldo, Bagas dan Adit terjatuh saat Arsen menepis tangan ketiga laki-laki itu dengan kasar. "Gua ga suka barang-barang gua disentuh. Paham, kan?" ucap laki-laki itu, penuh penekanan.

3 laki-laki itu hanya diam kemudian mengembalikan obat itu pada tempatnya.

"Just kidding. Lu bertiga kaku banget deh, kayak kanebo kering." laki-laki itu tertawa geli kemudian berbalik dan menghampiri Ganang. Meninggalkan 3 temannya yang tampak syok itu.

"Ngapain? Mau make sheetmask?"

Ganang tersontak kaget dan menoleh kearah Arsen yang ternyata sudah berdiri disampingnya. "Astaghfirullah, Ya Allah. Bisa ga sih lu ga ngagetin gua?" omelnya, kesal.

"Santai kali, Nang. Ini kan.. Rumah gua.." balas Arsen, agak terbata-bata karena tatapan Ganang.

"Reg, gua balik duluan deh kayaknya. Nyokap gua ngechat, nyuruh gua balik." ucap Aldo, ia menunjukkan pesan dari ibunya pada Arsen.

"Ada lagi yang udah mau pulang?" tanya laki-laki itu.

Bagas, Adit, Micho, dan Gazza mengangkat tangan mereka. Arsen menatap Ganang, laki-laki itu membalas tatapan Arsen dengan tampang lugu. "Lu ga balik?"

Ganang hanya menggelengkan kepalanya kemudian membiarkan Arsen mengantar ke 5 temannya keluar rumah.

Laki-laki itu menghempaskan tubuhnya dengan santai keatas kasur Arsen. Lagipula, ia sudah sering kerumah Arsen dan sudah sering tidur diatas kasur Arsen.

Ganang tau banyak tentang Arsen, tapi tak sebanyak yang diketahui Verdo. Laki-laki itu memang lebih dekat dengan Verdo dibandingkan Ganang.

"Nang.."

Ganang bangkit saat mendapati Arsen yang berdiri diambang pintu sambil menatapnya.

"A-apa?"

"Starbug yuk. Dirumah gua ga ada makanan sama minuman apa-apa, sekalian gua mau ngomong." ajak laki-laki itu.

Ganang tampak hendak menolak. Namun, Arsen sudah lebih dulu menyela sebelum Ganang sempat bicara.

"Iya gua tau duit lu udah abis. Jadi, ayo. Karna gua yang ajak, berarti gua yang bayar."

Ganang masih diam, ragu. "Gapapa nih emangnya? Gua balik aja deh, biar ga ngerepotin."

"Kuping dua, kurang?" sindir Arsen, ia menatap Ganang dengan tajam. "Gua bilang, gua mau ngomong sama lu. Lu ngerepotin apanya?"

Ganang menghela nafas berat, "Yaudah iya, ayo! Make seragam aja?"

Arsen mengangkat kedua bahunya, acuh kemudian melangkah keluar dan disusul oleh Ganang.

~~~

Saat kedua laki-laki itu masuk kedalam cafe itu, bel dipintu kaca itu berbunyi diiringi langkah kedua laki-laki itu menuju kasir untuk memesan minuman mereka.


Orang-orang yang berada disekitar sana, sontak melirik kearah mereka. Karena, hanya 2 orang laki-laki itu saja yang datang ke cafe dengan pakaian seragam sekolah, putih abu-abu.

"Lu mau apa?"

Ganang yang semulanya sedang memainkan ponselnya, langsung menoleh sekilas kearah Arsen. "Samain sama lu aja deh. Thank's ya."

Arsen menatap pria yang berdiri dihadapannya sambil menunggu pesanannya itu.

"Disini yang lagi sering diorder itu apa?" tanya Arsen.

"Oh akhir-akhir ini remaja yang dateng kesini sih lebih sering mesem Java Chip karena itu banyak coklatnya." balas pria itu.

"Okay.. Java chip Tall nya 2 deh."

ARSEN (END)Where stories live. Discover now