Chapter 10

87 8 3
                                    


"Eh?"

Orfeo mengerjap kedua matanya, bingung sekaligus terkejut. Telinganya tak salah mendengar suara seorang wanita yang sedang ketakutan di dalam ruangan itu, dan matanya menangkap sosok seekor duyung yang tengah mendekat ke kaca, dengan raut wajah khawatir. Duyung yang sejak kemarin hanya diam tak mau mengatakan apa-apa, kini tiba-tiba berbicara. Bahkan ia melontarkan pertanyaan dengan bahasa yang dipahami. Hal itu tentu saja membuat Orfeo terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Kau..." Sang pangeran berjalan mendekat perlahan, menatap sang duyung dengan serius. "Mengenal Sang Pengguna Ulia tersebut?"

Arlunna tak langsung menjawab, ketakutan yang tergambar jelas di wajahnya saat ini menunjukkan bahwa ia tak tahu harus berbuat apa. Namun seseorang yang disebutkan Orfeo dan Frezel tadi sangat membuatnya ingin tahu tentang keadaan anak manusianya itu. "Apa yang ingin kalian lakukan terhadap Allen?" Pertanyaan yang sama kembali ia lontarkan.

"Allen? Apa itu namanya? Ternyata benar kau mengenalnya?" Orfeo mencoba untuk terus menekan Arlunna sampai ia mau mengatakan sesuatu. "Apa kau tahu di mana dia sekarang?"

Sang duyung menggelengkan kepalanya. "Tidak tahu. Kenapa kalian mencari Allen?"

Orfeo yang sedikit kesal dengan jawaban tak memuaskan dari Arlunna, menghela nafasnya berat sebelum menjawab. "Kerajaan ini membutuhkannya. Aku tak ingin sampai Kitab Ulia dan Penggunanya berada di tangan orang-orang yang ingin kembali menghancurkan kerajaan ini. Makanya aku harus mendapatkannya kembali. Apa kau benar-benar tak mengetahui keberadannya?"

Arlunna kembali menggelengkan kepala. "Kalau kalian sudah mendapatkan Allen, apa yang ingin kalian lakukan terhadapnya? Mengurungnya?"

"Hal itu akan aku putuskan nanti." Orfeo menjawab singkat dengan nada dingin.

Tiba-tiba raut wajah Arlunna yang semula penuh ketakutan, berubah menjadi masam. Jawaban dari Orfeo membuatnya geram. Dan kegelisahannya semakin menjadi-jadi. Ia tak peduli lagi jika ia sedang dalam bahaya atau tidak, yang penting adalah nasib Allenzel di tangan para manusia di hadapannya saat ini. "Jika kalian sampai memperlakukan Allen dengan buruk atau mengurungnya untuk kepentingan kalian saja, aku tak akan memaafkan kalian!"

Orfeo terdiam sejenak, memandangi duyung di akuarium di hadapannya dengan tatapan menyelidik. Sejak kemarin, duyung tersebut masih membisu dan tak mau buka mulut walaupun sudah didesak olehnya. Orfeo jadi berpikir kalau Arlunna tak mengerti ucapannya atau memang takut akan manusia. Namun lihatlah sekarang. Raut muka penuh emosi kini dapat Orfeo lihat dengan jelas. Sembari melontarkan ucapan mengancam yang tak segan-segan ia katakan.

"Heh," Orfeo mendengus, lalu menyeringai lebar. Ia mendekatkan kepalanya agar dapat memandangi Arlunna dengan jelas. "Lalu bagaimana denganmu? Kenapa kau yang seekor duyung bisa mengenal manusia seperti Allen itu? Apa kau menculiknya?"

"Tidak, aku tak pernah menculiknya!" Arlunna mencoba membela diri. "Aku hanya menolongnya..."

"Menolong? Apa maksudmu?"

"A-Aku... ingin mencari keluarga manusianya." Suara Arlunna semakin mengecil. Ia ragu untuk mengatakan kebenarannya pada dua manusia yang tak ia percayai di hadapannya saat ini.

Sang pangeran menunggu ucapan Arlunna selanjutnya. Tetapi tampaknya sang duyung tak berniat untuk melanjutkan penjelasannya yang terputus karena sesuatu. Orfeo yang masih tak mengerti dan ingin terus membuat Arlunna buka suara akan segalanya, hanya bisa mengandalkan satu hal kecil yang ia baru ketahui dari bibir sang duyung.

"Jadi begitu. Kau berusaha untuk menolongnya? Sudah berapa lama manusia itu bersamamu?" Tanya Orfeo.

Arlunna yang tak sadar tengah diinterogasi, menjawab seadanya. "Empat tahun, mungkin? Ah, iya. Umur Allen sekarang masih empat tahun jadi aku sudah bersamanya selama itu."

Deep Sea MermaidWhere stories live. Discover now