Deep Sea Mermaid

Chapter 16

Beberapa jam sebelumnya...

Tak Orfeo sangka acara perayaan untuknya berakhir lebih cepat dari yang ia duga. Di saat ia berpikir pestanya akan semakin panjang, Orfeo dapat bernafas lega ketika ia akhirnya kini bisa bebas dari sapa-menyapa dengan para tamu. Seketika juga rasa lelah menyerangnya, bersamaan dengan rasa kantuk yang mulai terasa.

Namun dirinya belum bisa kembali ke kamar begitu saja. Setelah para tamu akhirnya pulang, hal pertama yang Orfeo cari adalah ayahnya. Mengingat mulai saat ini tugasnya sebagai penerus sudah dimulai, ada banyak sekali hal yang Orfeo masih belum mengerti. Namun anehnya, setelah ia kembali dari bertemu sebentar dengan Arlunna, justru ia tak bisa menemukan keberadaan ayahnya tersebut. Ia juga tak bisa fokus mencari ayahnya kala banyaknya tamu yang harus ia layani. Hingga acara berakhir sekalipun, sang ayah tak bisa ia temukan di mana pun.

Ya sudahlah, toh keperluanku tidak begitu penting juga. Pikir Orfeo, menyerah dengan pencariannya. Ia juga memutuskan untuk mengecek hadiah-hadiah yang ia terima esok hari. Orfeo pun berjalan menaiki tangga perlahan.

"Yang Mulia,"

Suara panggilan Frezel seketika menghentikan langkah kaki Orfeo yang hendak naik ke anak tangga teratas. Sontak Orfeo berbalik, dan mendapati Frezel tengah beberapa langkah di belakangnya.

"Frezel, ada apa?"

"Saya mendapat laporan dari beberapa penjaga, katanya ada seseorang mengirimi Anda hadiah."

"Aku sudah bilang kan, besok semuanya akan aku buka. Jadi letakkan saja di ruangan yang sudah disiapkan untuk meletakkan semua hadiah-hadiahnya. Sekarang aku mau istirahat."

"Tapi Yang Mulia, hadiah ini... sepertinya bukan hadiah biasa."

Orfeo yang kembali membalikkan badan untuk melanjutkan perjalanannya ke kamar, seketika berhenti. "Apa maksudmu?"

Tapi Frezel tidak langsung membalas pertanyaan Orfeo, ia hanya menyodorkan sebuah kantung di tangannya pada pemuda itu. Orfeo yang penasaran, segera mendekati Frezel lalu menyambar kantung di tangannya. Spontan kedua mata Orfeo membulat ketika melihat apa isi di dalam kantung tersebut.

"Ini... jam saku milik kakak. Bagaimana bisa..." suara Orfeo bergetar, tak bisa menyembunyikan keterkejutan akan sesuatu yang ia lihat di dalam kantung.

Di dalam kantung tersebut, terdapat sebuah jam saku usang yang sudah berkarat. Meski sudah tak bisa dipakai, namun jam saku tersebut tidak sepenuhnya rusak. Meski begitu, jam saku tersebut tidak lagi dimiliki siapapun.

Di dalam kerajaan, jam saku seperti itu hanya dimiliki oleh anggota kerajaan saja. Jam saku itu sebagai pengenal identitas anggota kerajaan. Dengan bentuk dan desain yang berbeda, jam saku dimiliki tak hanya oleh raja, ratu, dan pangeran, pengawal pribadi, serta pasukan kerajaan juga memiliki jam saku mereka masing-masing. Jam saku dikenalkan sebagai pengenal anggota kerajaan oleh raja Cesario terdahulu sebagai bentuk bahwa semua waktu yang akan terjadi dan telah berlalu sangat berharga.

Mengetahui bentuk ukiran pada jam yang sangat rumit dan warna emas yang sudah mengusam, Orfeo langsung tahu siapa pemilik jam saku tersebut. Hanya ada satu orang selain dirinya dan ayahnya yang memiliki jam saku yang sama dengan mereka. Dan saat memikirkannya, rasa lelah yang ia rasakan sejak tadi seketika menghilang dan kini berganti menjadi keterkejutan dan penasaran yang bercampur menjadi satu.

"Frezel, siapa yang memberikan jam ini?"

"Menurut laporan, hadiah ini diberikan oleh Tuan Hedros Alestro."

"Tuan Alestro?" Kening Orfeo langsung berkerut, kedua alisnya bertaut; semakin bingung. Kenapa Tuan Alestro bisa memiliki jam saku ini?

"Tuan Alestro juga meninggalkan pesan untuk Anda, Beliau meminta maaf karena tak bisa mengembalikan benda ini saat pertemuan dengan Anda waktu itu. Beliau berkata bahwa ia menemukan benda ini di pantai. Beliau juga ingin memberikan ucapan selamat kepada Anda secara langsung jika diizinkan. Beliau akan terus menunggu kedatangan Anda di pantai di perbatasan bagian timur." Ucap Frezel panjang lebar, menyampaikan pesan yang ia dengar dari penjaga yang ia temui sebelumnya.