Chapter 14

73 4 1
                                    


"Selamat ulang tahun, Pangeran. Semoga Anda panjang umur dan bahagia selalu."

Kedua mata Orfeo mengerjap bingung, hampir tak bisa berkata apa-apa. Ia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika tiba-tiba disapa oleh orang yang sejak tadi dicurigainya. Namun orang yang ada di hadapannya kini hanya mengembang senyum, seolah-olah tak menyadari keterkejutan Orfeo akan kehadiran dirinya. Orfeo cepat-cepat bersikap tenang, menundukkan tubuhnya sedikit pada orang tersebut, demi menyembunyikan gelagatnya yang agak aneh agar tidak dicurigai pula.

"A-Ah, terima kasih banyak atas ucapan Anda," Orfeo berkata sopan, sembari memasang senyum kaku di wajah.

"Ah, aku tak tahu jika kalian terlihat begitu mirip! Sungguh Ayah-Anak yang sangat serasi!" Puji pria tersebut, yang membuat Orfeo merasa jijik. Tapi sepertinya pria itu tidak memuji dengan asal-asalan, Orfeo dapat melihat suatu sorot mata yang menyiratkan berbagai makna darinya kala ia bergantian melihat dari Orfeo ke ayahnya.

Orfeo yang merasa kebingungan sejak tadi, memandangi tamu yang dibawa ayahnya dalam diam, akhirnya berusaha buka suara. "Um... maaf tapi—"

"Benar juga, maafkan saya yang belum memperkenalkan diri, Yang Mulia." Seakan sadar akan kesalahan dan kebingungan yang ditunjukkan Orfeo, pria itu langsung melepas topinya lalu membungkuk pada sang Pangeran. "Nama saya Ellias, dan ini dua penjaga saya. Sungguh sebuah kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan putra kebanggaan Tuan Victro."

Kebanggaan apanya? Orfeo semakin tak mengerti. Namun jika diperhatikan, pria bernama Ellias itu terlihat sangat akrab dengan ayahnya melebihi apa yang Orfeo kira. Sampai memanggil sang Raja dengan sebutan 'Tuan' daripada 'Baginda Raja' atau 'Yang Mulia'.

"Mereka adalah tamu penting di acara ini." Seolah dapat membaca pikiran anaknya, Victro menjelaskan lebih lanjut secara singkat.

"Oh, ternyata begitu. Maafkan atas kelancangan saya, semoga Anda menikmati acara ini." Orfeo cepat-cepat memperbaiki sikapnya, menuruti perkataan ayahnya barusan yang seolah mengatakan untuk menyambut tamu yang dibawanya.

"Tentu, tentu! Saya sendiri sudah cukup menikmati acara ini, sungguh acara yang luar biasa. Saya tak menyangka sebentar lagi Anda akan menjadi seorang raja, Pangeran. Saya sudah bisa membayangkan Anda akan sehebat Ayah Anda nanti."

"Hahaha, t-terima kasih..." Orfeo tertawa kikuk. Entah kenapa ia merasa cukup tak nyaman dengan segala pujian yang terus dilontarkan Ellias padanya tanpa henti. Apalagi ketika menyangkut tentang masa depannya menjadi penerus ayahnya, saat ini Orfeo sedang ingin menghindari topik tersebut. Tapi tak ia sangka Ellias akan terus berceloteh tentang hal itu padanya.

"Orfeo akan menjadi raja yang jauh lebih hebat dari itu, mengingat kemampuannya sudah melebihi kakaknya," balas Victro. Orfeo sontak terdiam mendengar ucapan ayahnya.

"Wah, hebat sekali! Seperti yang diharapkan dari adiknya—"

"Maaf, saya permisi dulu." Potong Orfeo, membungkuk singkat lalu berlalu begitu saja meninggalkan ayahnya dan tamu yang terus berceloteh tanpa henti.

Membawa perasaan tak nyaman, Orfeo nekat menahan rasa canggungnya dan berjalan menuju kerumunan para putri. Ia pun berdiri di depan salah seorang putri lalu membungkuk sopan sembari mengulurkan tangannya.

"Tuan Putri, maukah Anda berdansa bersama saya?" ajak Orfeo, demi menyibukkan dirinya sendiri agar ia tak berada di dekat ayahnya untuk sementara.

+++

Hah... Akhirnya bisa bebas juga...

Orfeo melepas helaan nafas lega. Setelah merasakan ketegangan dan kecanggungan di aula besar, baru saat ini ia bisa melepas sesak di dada. Walaupun untuk sementara karena acara masih belum berakhir, namun kebebasan sedikit yang ia akhirnya rasakan sudah cukup untuk menjernihkan isi kepala karena lelah. Orfeo sadar kalau ia memang bukan orang yang bisa tahan lama-lama berada di sebuah pesta. Berdansa selama tiga kali saja sudah cukup baginya.

Deep Sea MermaidWhere stories live. Discover now