Chapter 11

62 6 1
                                    

"Sampai di sini saja?"

Perjalanan jauh yang ditempuh Solaris dan Selena harus dihentikan sementara. Para lumba-lumba yang menuntun jalan mereka mengangguk akan pertanyaan Solaris. Setelah berenang cukup jauh demi mencari seseorang, Solaris dan Selena terpaksa mencari cara lain untuk sampai ke tujuan. Keduanya saling berpandangan, bingung. Pasalnya, mereka saat ini berada di tepi pantai yang sepi dan tak ada siapa-siapa di sekitar mereka.

"Hanya sampai di sini saja, ya." Solaris menghela nafas berat. Tampaknya para lumba-lumba tersebut hanya melihat Hedros pergi sampai di tempat mereka sekarang. Artinya Solaris dan Selena kini kehilangan jejak akan Hedros yang telah pergi semakin jauh.

"Jadi bagaimana sekarang?" Selena bertanya dengan raut wajah heran. Ia sendiri tak tahu apa yang harus dilakukan.

Solaris menatap sekitarnya. Saat ini ia tengah berada di tempat yang jauh dari rumah, pun jauh dari kediaman Hedros. Daerah pantai yang tak pernah ia kunjungi yang ada di hadapannya kini tampak begitu sepi. Melihat ke arah lain, tak terlihat pula sekiranya kapal-kapal manusia berlalu-lalang. Benar-benar daerah yang asing, membuat Solaris sedikit takut.

Tatapan Solaris fokus ke sampingnya, memandangi lautan yang luas sejauh mata memandang. Dengan sedikit keraguan, Solaris menjawab, "Mungkin kita harus melihat ke sana sedikit lagi."

Mengikuti petunjuk Solaris, Selena hanya mengangguk lalu melanjutkan perjalanannya. Cukup jauh dari pantai yang sepi, Solaris melihat ada papan kayu yang menjadi jembatan antara daratan dengan laut. Di sampingnya terdapat beberapa sampan kecil yang terikat ke tiang jembatan. Tampaknya tempat itu adalah daerah para pelayan.

Dengan sedikit penasaran, Solaris tanpa sadar mendekati jembatan kayu tersebut. Melihat keadaan sampan yang bersih, membuat Solaris tahu bahwa ada manusia di sekitar sini. Daerah yang ia kunjungi tidak sepenuhnya sepi, atau setidaknya itulah yang ia ketahui setelah melihat keadaan sekitar.

Begitu telinga Solaris menangkap suara langkah kaki di jembatan kayu tersebut, ia langsung menarik Selena masuk ke dalam air. "Ssstt, ada manusia." Sebisa mungkin, Solaris menarik Selena menepi di dekat sebuah sampan. Ia lalu membawa Selena ke bawah jembatan agar bayangan mereka tak terlihat.

"Jadi, kau akan pulang besok?" Selena mendengar suara seseorang lelaki yang cukup jauh, saat ia mencoba mengintip, terlihat dua manusia paruh baya sedang berada tepian tengah bercakap-cakap sembari membawa sebuah drum. Ia bertanya pada seorang wanita tua yang berdiri di atas jembatan.

"Begitulah, aku tak bisa meninggalkan tokoku terlalu lama." Wanita tua tersebut berjongkok, tampak tengah mengambil sesuatu dari dalam sampan. "Bisa-bisa pelangganku bosan menungguku."

"Aku senang mendengar bisnismu masih berjalan seperti biasanya." Pria tua tersebut tertawa. Solaris yang terus mendengar percakapan mereka, mencoba mencari cara agar keluar dari sana tanpa terlihat sedikitpun keberadaan mereka.

"Kita harus menjauh." Solaris memberi tanda pada Selena untuk menyelam, lalu pergi selagi dua manusia tersebut tengah sibuk. Selena mengangguk mengerti akan perintah Solaris. Perlahan, Selena masuk ke air lebih dulu, diikuti Solaris setelahnya. Namun Solaris yang sedikit tergesa-gesa, tanpa sengaja menjedukkan kepalanya pada salah satu sampan yang ada di dekatnya.

Duk!

"Aduh!" Solaris sontak meringis kesakitan. Jedukan kepalanya begitu keras hingga sampan yang ditabrak bergoyang-goyang.

"Suara apa itu?" Wanita tua yang tak sengaja mendengar suara seseorang di dekatnya, spontan berbalik untuk mendekati sampan lain yang secara aneh bergoyang-goyang di atas air. Saat ia melihat ke sekitar, ia tak menemukan sesuatu seperti penyu atau hewan laut apapun yang sekiranya menjadi penyebab goyangnya sampan itu.

Deep Sea MermaidWhere stories live. Discover now