Sweet Danger eps 3

952 57 6
                                    

Suara teriakan nyaring terdengar di sini. Erangan kesakitan dan putus asa membuat lagu kesukaannya semakin nikmat. Ditambah dengan adanya darah yang berada di mana-mana. Hmm, sungguh manis.

"Lepaskan aku, hiks hiks... " kata seorang wanita yang telah kehilangan jari-jarinya itu.

"Kalau tidak, langsung bunuh saja aku, ku mohon. "

Pria itu mengitari mangsanya, menyeringai puas melihat hasil karyanya yang menabjubkan.

Jari-jari tangan sudah ia putus, tanda silang di kedua pipi, dan motif acak di seluruh tubuh. Ahh, sungguh indah!

"Seharusnya kamu berterima kasih kepadaku. Bukannya aku sudah menghilangkan semua bebanmu dan mengakhiri penderitaanmu? " dia terkekeh, "dan seharusnya kamu merasa terhormat karena akan mati di tanganku, benar kan hahaha! "

Dua detik kemudian pria itu langsung menusuk lehernya, tepat di nadinya. Alhasil, wanita itu tewas.

Sang pria tersenyum geli. Seharusnya ia lebih lama bermain-main dengannya tapi, ya sudahlah.

***

Tiin tiin...

Brukk

Clarine terlempar cukup jauh. Untung saja dia bisa melindungi kepalanya. Jika tidak, mungkin dia sudah mati sekarang.

Terdengar langkah kaki mendekat dan berhenti di depannya.

"Oops, maafkan ibumu ini, nak. Kamu nggak kelihatan sih tadi. " Ilma tertawa, "lagian ngapain cewek malam-malam begini keluar, hah? Mau kemana sih anakku tersial ini? Oh, mau ke klub ya cari uang buat jajan. Kurang ya uang yang dikasih sama ayah kamu, iya? "

Clarine hanya bisa menangis di tempat. Seluruh tubuhnya rasanya sangat sakit. Apa lagi luka sayatan yang baru di lakukannya kemarin sore belum kering.

"Ya udah, nih aku kasih lagi buat jajan dan berobat. Jangan nangis lagi, ya, cup cup cup... "

Ilma mengeluarkan uang cukup banyak dari dompetnya dan memberikannya kepada Clarine. Melemparkannya ke wajahnya. Setelah itu dia kembali memasuki mobil dan pergi begitu saja.

Sungguh tidak berperasaan!

Clarine hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Sungguh sial nasibnya. Apa lagi di sekitar sini sangat sepi, jarang orang yang lewat. Jadi siapa nanti yang akan menolongnya?

Dia tidak mungkin kuat berjalan jauh. Handponenya pun ia tinggal di rumah.

Tanpa Clarine sadari, ada orang yang melihatnya sedari tadi. Namun dia tidak berniat menolongnya, bukan urusannya.

Dia berdecak ketika melihat tubuh Clarine ambruk. Clarine pingsan. Mau tak mau dia harus menolongnya.

***

Clarine membuka matanya perlahan-lahan, menyesuaikan pencahayaan di sekitarnya.

"Aku di mana? " gumam Clarine lemah, bahkan seperti tidak bersuara.

Sepintas dia teringat akan kejadian tadi malam. Ibu tirinya menabraknya dan pergi meninggalkannya begitu saja. Sungguh kejam!

Jika begitu, berarti dia sekarang berada di rumah sakit. Mungkin masyarakat setempat menemukannya dan membawanya ke sini. Syukurlah...

Ceklek

"Eh, nona sudah sadar. Ini, saya bawakan sarapan untuk nona. Dimakan ya, dan ini obatnya. Nona kehilangan banyak darah kemarin. " kata suster cantik itu.

Clarine mengangguk, "Iya sus, terima kasih. Tapi kalau boleh saya tahu, yang bawa saya ke sini siapa ya? "

Suster hanya tersenyum lalu pergi begitu saja. Clarine mengerutkan keningnya bingung.

Namun tiba-tiba saja kepalanya mendadak pusing. Ahh, sebaiknya dia segera makan.

***

Sweet Danger ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang