Sweet Danger eps 17

600 31 0
                                    

Hari ini sekolah dihebohkan oleh Stevy yang kakinya terkena paku. Tak hanya itu, lokernya juga banyak sampah. Namun satu yang mengejutkan, ada bangkai tikus disana.

Pihak guru sedang memeriksa cctv yang ada. Namun mereka tak menemukan apapun.

"Gue yakin ada yang dendam sama gue! " teriak Stevy di depan kelas. Teman-temannya saling menatap, lalu mengangguk setuju.

"Mungkin salah satu korban bullyan lo yang ngelakuin! " celetuk Nana, teman satu gengnya.

"Nggak, mereka semua cupu. Nggak mungkin mereka seberani ini. " kata Tina.

Hening.

Mereka semua berpikir, siapakah yang bisa melakukan semua hal ini? Pasti orang yang berpengalaman.

Bara diam, memasang wajah tak tertarik. Seperti ini saja hebohnya minta ampun. Bodo amatlah, yang penting apa yang menjadi tujuannya bisa tercapai tanpa gangguan. Apalagi gangguan dari hal seperti ini. Ciihh, menggelikan!

"Menurut lo, siapa Min? " tanya Stevy kepada Mino, sang juara kelas.

Mino mengangkat kedua bahunya, tanda tak tahu. Ya jelaslah, Mino hanya pandai pada teori, bukan logika.

Stevy berjalan terpincang menuju bangkunya. Setelah sampai dia berbicara dengan teman-temannya dengan raut wajah serius. Ahh, pasti membahas kejadian ini lagi. Membosankan. Lebih baik Bara pergi ke kantin membeli makanan siomay. Mumpung bebas karena para guru sibuk menangani masalah ini.

***

Clarine berjengkit kaget. Saat Stevy diteror, dia pun juga demikian kali ini. Kertas yang sama seperti sebelumnya namun dengan tulisan yang berbeda.

Hiburan menyenangkan, hari ini?

Siapa sebenarnya 'TD'?

Hiburan?

Iya sih, menyenangkan mendengar kabar bahwa Stevy mendapatkan teror. Namun siapa dia, kenapa dia bisa tau?

Ahh, dia harus bertanya kepada El nanti.

"Clar, beliin gue batagor dong di kantin!" titah Rara.

Clarine segera memasukkan kertas itu ke dalam tasnya. "Gue lagi mager, Ra. "

"Gue ga peduli, cepet! "

Rara menarik tangan Clarine agar dia berdiri. Clarine menghela napas lalu menerima sodoran uang lima ribu dari Rara.

"Nggak usah pedes ya, thanks Clar! "

Clarine mengangguk malas lalu berjalan menuju kantin. Setelah sampai, dia memesan batagor dan duduk dikursi menunggu pesanan siap.

"Beli batagor, ya? "

Iyalah, masih nanya lagi.

Clarine mengangguk. Bara hampir membayar pesanan Clarine sebelum Clarine berkata itu bukan miliknya.

"Kamu di suruh siapa? "

"Rara titip sama aku, "

"Terus kamu beli apa? "

Clarine menggeleng. Bara tersenyum, jika begini bukan titip namanya.

"Nih neng, makasih ya. "

Clarine menerima kantong plastik berisi batagor pesanan Rara. Setelahnya dia kembali ke kelas. Bara mengikutinya.

"Hehe, makasih Clar. Eh, kak Bara! " sapa Rara.

Bara tersenyum. Dia duduk di samping Rara. "Kaki kamu ada yang sakit? "

Rara menggeleng bingung. "Nggak kok, emangnya kenapa? "

"Oh, gapapa. Saran aja ya, kalo kaki sehat sebaiknya digunakan sesuai fungsinya sebelum sakit karena sesuatu,"

Rara hanya mengangguk seadanya. Dia tidak terlalu paham dengan apa yang dikatakan oleh Bara.

"See, ya! "

Bara melangkah keluar kelas.

***

Sialan!

Siapa yang berani mengganggu rencananya?!

Meski hasilnya sama dengan apa yang akan dia lakukan dan harapkan, namun tetap saja dia tidak terima. Ini bagiannya.

Drrrt drrt

"Hm, kirim info seperti biasa. "

Tuut

Pekerjaan baru lagi. Ahh, dia mengurusi hal ini nanti saja. Biarkan saja dahulu. Siapapun pelakunya, akan ia beri kejutan nanti, lihat saja. Elvano kan baik hati, hehe.

***

Sweet Danger ✓Where stories live. Discover now