Sweet Danger eps 16

620 32 0
                                    

Dengan langkah cepat, Clarine ikut dalam rombongan beberapa orang agar tidak terlihat oleh Bara. Namun usahanya sia-sia, Bara saat ini sedang mengawasi pergerakannya yang mencoba menghindari Bara.

Jika begini, hmm...

"Mau ke mana? "

Sontak semua mata tertuju pada Bara yang menggenggam tangan Clarine. Clarine terkejut lalu menunduk. Bara tersenyum tipis. Bara memang sengaja melakukan hal ini.

"Tadi..." Nyali Clarine menciut. Tatapan nyalang semua orang membuatnya terdiam. Apalagi genggaman tangan Bara kuat, tidak bisa dilepaskannya.

"Ayo! " Bara menarik Clarine agar mengikutinya. Sesampai parkiran, barulah
Bara melepaskannya.

"Kak, lain kali jangan kaya gini. "

Bara tersenyum lalu mengerutkan dahinya. "Kaya gini gimana maksudnya?"

Clarine salah tingkah. Bagaimanakah dia harus menjelaskannya. "Di sekolah, jangan berkomunikasi sama saya, "

"Emangnya kenapa, kamu nggak suka? "

"Bu-bukannya gitu!" Clarine membasahi bibirnya yang kering.

"Saya takut di bully kalo dekat-dekat sama kakak, " jawab Clarine jujur.

Bara tersenyum. "Tenang aja, mereka nggak bakalan berani bully kamu lagi. "

Clarine menatap Bara bingung. "Maksudnya?"

"Aku bakal jadi tameng kamu. Tapi kamu harus nurut sama aku. "

***

Tuk tuk tuk

Elvano mengetukkan jarinya dimeja. Matanya fokus menatap Ilma yang terus-terusan berteriak sejak plester mulutnya ia lepas.

"MAU KAMU APA SIH, HAH?! LEPASKAN SAYA! "

Hmm, lumayan jadi hiburan gratis bagi Elvano. Hitung-hitung berhemat.

"LEPASIN SAYA, BEDEBAH! SAYA AKAN BERIKAN KAMU UANG ASALKAN LEPASKAN SAYA. CEPAT LEPASKAN SAYA! "

Uang?

"SAYA AKAN LAPORKAN KAMU KE POLISI, LIHAT SAJA NANTI! "

Ya, kalau dia masih hidup.

"BEBASKAN SAYA! " teriak Ilma sebelum dia pingsan karena suntikan dari Elvano.

Sudah cukup hiburan kali ini. Saatnya mengurus sesuatu yang lain agar drama semakin seru.

***

Clarine ingin pulang. Dia lelah menemani Bara kesana-kemari mencari objek yang bagus untuk dipotret. Tapi Bara seolah tidak membiarkannya pulang cepat.

"Kita duduk sini aja, adem soalnya. "

Mereka berdua duduk dibawah pohon yang cukup besar. Clarine memukul pelan kakinya yang pegal-pegal. Bara meletakkan kameranya dan memberikan Clarine air minum.

"Kenapa nggak mau? " tanya Bara saat Clarine menolak.

"Aku mau pulang aja, kak. "

"Bentar ya, ada satu objek lagi yang belum aku foto. "

Clarine menghela napas. Sekarang dia mengantuk, terpaan angin di sini sangat sejuk.

"Oiya, hape kamu di mana? "

Clarine berdecak sebal mengingat nasib hapenya yang miris. "Rusak kak, "

Bara mengangguk. "Kalau ada yang ngerusakin sesuatu milik kamu, bilang sama aku. Aku kan udah janji buat jadi tameng kamu, "

Clarine mengangguk saja.

"Satu lagi, buang jauh-jauh sesuatu yang nyakitin kamu. Jika dia jadi penghalang, singkirkan dia. Aku siap bantu kamu, "

Clarine mengangguk lagi.

"Jadi... " Bara menatap Clarine. "Siapa yang nyakitin kamu? "

Kali ini Clarine menggeleng.

"Kamu tahu kan, kalo cewek itu nggak boleh ada luka di wajah? Seburuk-buruknya seseorang, dia nggak akan ngelukai bagian wajah cewek, kecuali kalau dia emang orang berengsek." Bara berkata sambil mengamati luka di dahi Clarine yang hampir mengering.

Clarine terdiam.

Tangan Bara kini menyentuh lukanya, membuat Clarine sedikit meringis. "Aku akan bunuh semua yang nyakitin kamu..." ucap Bara lirih namun masih bisa didengar oleh Clarine.

"Ini mau aku kok, kak. "

"... apalagi orang salah yang kamu belain. Akan aku siksa dia, "

Clarine menatap Bara sejenak. Bara akan membunuh El? Mungkinkah?

"Termasuk? "

"Termasuk orang tua kamu, "

Mata Clarine melebar. Mulutnya hendak berkata, namun tertutup lagi.

"So, don't be afraid! "

***

Sweet Danger ✓Where stories live. Discover now