Sweet Danger eps 20

602 30 2
                                    

El langsung bergegas menuju rumah sakit meskipun Clarine tidak menghubunginya. Sialnya, ia malah dihadang banyak suster karena lukanya.

"Maaf mas, itu lukanya diobati saja dahulu takutnya infeksi. "

Sudah keberapa kalinya ini?

"Udah saya obatin kok sus, permisi. "

Memperlambat waktu saja. Ahh itu dia!

"Ngapain? "

"Eh? " kata Clarine refleks. "Lo kok tau gu--"

"Berapa? "

"Hah? " Clarine cengoh.

"Biar gue bayar biaya perawatan bokap lo. "

"Nggak usah! "

Elvano mengangkat sebelah alisnya. Sok gaya nggak mau, padahal kan dia nggak punya uang. "Yakin? "

"Iya, nanti gue ke rumah buat ngambil uang. "

Elvano ikut duduk di samping Clarine. Suara Clarine masih serak karena habis menangis.

"Mereka bakal nganggap lo maling, "

Clarine tak menjawab. Benar juga. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada jalan lain. Jika meminjam uang El dia malu, selama Clarine di rumah sakit pasti El yang membiayai. Masa Ayahnya, El juga yang membiayai?

"Tante Ilma masih lo sekap? "

Elvano mengangguk. "Dia terawat tenang aja. "

"Bebasin gih, biar ngerawat Ayah. "

Elvano menatap Clarine tajam. "Bakalan gue bunuh dia kalo lo ngomong kaya gitu lagi, "

Clarine mendesah. Elvano sulit juga diajak kompromi.

"Tumben lo bisa luka?" Clarine mengganti topik pembicaraan. Pusing membahas hal ini lama-kelamaan.

"Hm, ga penting. " jawab El tak minat.

Clarine menoleh, menatap wajah El saksama. Lukanya banyak sekali, sampai tangannya pun di perban. Habis ngapain sang psikopat ini?

El yang bisa menebak isi pikiran Clarine langsung menoyor kepala Clarine. Tak suka dengan tatapannya yang terlihat kasihan padanya.

"Pikiran lo kotor! " kata El saat Clarine masih sibuk mengelusi kepalanya.

"Enak aja, gue itu mikirin tentang gimana lo dapetin luka ini bukan tentang yang gitu-gituan! " seru Clarine tak terima.

"Itu lebih kotor menurut gue. " El berdecak. "Seharusnya gue bisa bunuh dia hari ini. " lanjutnya dengan suara pelan.

Clarine hanya menyimak. Jika soal membunuh, dia tidak mau ikut campur. Tapi mengherankan, siapa korbannya kali ini sampai El bisa terluka karenanya?

Ahh bodo amatlah!

"Gue ke kantin dulu, lapar. Titip Ayah ya bentar, jangan lo apa-apain. " Clarine bangkit dari duduknya. Dia melihat Ayahnya yang terbaring lemah sebentar melalui pintu kaca.

"Hm, gue ikut. "

Eh?

"Lo jaga Ayah aja di sini. Lagian kondisi lo kaya gini, lebih baik duduk aja, banyak istirahat."

"Ayah lo nggak butuh apa-apa dan gue baik-baik aja, "

El melangkah duluan mendahului Clarine yang mendengus. Mau tak mau, Clarine mengikutinya. Sampai di sana, Clarine memesan satu porsi soto dan es teh. Tak lupa dua tempe goreng sebagai pelengkap makan.

Elvano diam, hanya terus memainkan hapenya yang tampak ramai oleh pesan. Dia tidak memesan makanan apapun. Hanya air putih saja, itupun tidak disentuh sama sekali.

Selesai makan, mereka kembali ke ruangan. Elvano menunggu di luar sedangkan Clarine masuk ke dalam ruangan menggunakan baju serba hijau.

***

Hari ini Clarine tetap masuk sekolah. Dia sudah menyiapkan baju di rumah sakit untuk berganti pakaian sepulang sekolah.
Dalam hal mandi, dia tetap memilih pulang.

Kelas masih sepi. Udara terasa dingin menusuk kulit karena mendung yang tebal menutupi sinar matahari yang biasanya menghangatkan kulit. Clarine melipat tangannya dan meletakkan kepalanya. Dia mengantuk. Semalam dia tidak bisa tidur nyenyak di rumah sakit karena banyak nyamuk.

Hangat.

Kenapa suhunya menjadi hangat tiba-tiba? Ahh sudahlah, Clarine lelah. Dia malas untuk membuka mata. Jika pagi-pagi ada yang membullynya pasti bukan menghangatkan tapi mengguyurnya dengan sesuatu.

Bara tersenyum. Clarine tampak sangat lemah saat ini. Sangat mudah untuk mempengaruhinya jika seperti ini keadaannya. Pelan-pelan Bara mengelus rambut Clarine. Clarine hanya bergerak sebentar lalu kembali melanjutkan tidurnya dengan tenang.

Tak mau mengganggu, Bara membenarkan tatanan jaketnya di tubuh Clarine agar bisa menghangatkannya lalu beranjak pergi dengan meninggalkan sesuatu di laci mejanya. Tak lupa sekotak bekal sarapan dia tinggalkan di atas meja, samping kepala Clarine tertidur. Bara tau bahwa Clarine membutuhkan banyak energi untuk menghadapi segalanya.

***

Sweet Danger ✓Where stories live. Discover now