3 : Ramen

8K 1.1K 323
                                    

Canon tapi tidak 100% canon

.

Mohon maaf jika banyak kesalahan

.

SasuSaku fans stay away!

.

3 : Ramen

.

.

Hanabi menghampiri Hinata sambil menunjukkan cengiran lebarnya. "Kudengar kemarin ada yang baru saja pergi berkencan~"

Hinata hampir memotong jarinya dengan menggunakan pisau. "A-apa maksudmu?! Dan harus berapa kali kukatakan padamu Hanabi-chan, jangan mengejutkanku ketika sedang memasak!"

"Nee-chan, apakah itu benar?" Desak Hanabi dengan tidak sabar.

"Itu tidak benar!" Pipi Hinata merona merah. "Darimana kau mendengar ini?!"

"Oh ayolah nee-chan... semua orang sudah mendengarnya~"

"I-itu bukan kencan!"

"Sungguh?" Hanabi tidak mempercayai ucapan Hinata.

Hinata mengangguk sambil meletakkan pisau dan sayuran yang ada di tangannya. "Kau tahu kan beberapa hari yang lalu Sakura-san meminta bantuanku. Sebagai bentuk rasa terima kasihnya dia... um... me-mengundangku..."

"Humph! Payah!" Hanabi terlihat kesal. "Kupikir si kuning itu sudah mendapatkan pencerahan lalu mengajakmu pergi berkencan!"

"Sudah kukatakan padamu jika kabar itu tidak mungkin benar."

Hinata terlihat senang saat Hyuuga Neji turut bergabung bersama mereka. "Nii-san, kapan kau pulang dari menjalankan misi?"

"Baru saja." Jawab Neji dengan letih dan lesu. Terlihat betul jika pemuda berambut panjang itu ingin sekali beristirahat secepatnya. "Ketika Hanabi-sama mengatakan jika kau dan Uzumaki itu berkencan, aku tidak mempercayainya."

"Tentu saja kau ingin agar nee-chan tidak berkencan dengan siapapun!" Hanabi mencibir sambil berlalu pergi. Dari sudut matanya Hinata bisa melihat tangan Hanabi diam-diam mencuri apel yang ada di atas meja.

"Hinata-sama, aku tidak keberatan jika kau dan Uzumaki itu bersama." Neji melipat tangannya di dada. "Aku hanya ingin kau mengingat fakta jika kau adalah puteri Hyuuga yang terhormat. Kau berhak mendapatkan pria yang terbaik untukmu."

"Nii-san..." Hinata sangat jarang mendengar Neji yang berbicara terus terang seperti ini.

Ekspresi Neji terlihat serius. "Apa kau yakin jika Uzumaki Naruto itu adalah pilihan yang terbaik?"

"Mengapa nii-san bertanya seperti itu?"

"Mungkin pendapatku ini sedikit bias." Neji menghela nafas panjang. "Pria yang baik, ketika mendengar ada gadis yang mengutarakan perasaan padanya maka dia akan memberikan jawabannya. Entah itu menerima atau menolak. Seorang pria yang baik tidak pernah menggantungkan perasaan orang lain."

"M-mungkin Naruto-kun lupa..."

"Hinata-sama, berhenti mencari-cari alasan untuk melindunginya."

"Aku..."

"Naruto memang pemuda dengan hati yang baik dan tulus. Ia juga ramah dan suka membantu. Sulit menjumpai seseorang dengan hati yang hangat sepertinya. Tapi dia juga memiliki kekurangan. Apa kau tahu apa itu?"

Hinata menggeleng. Di matanya, Naruto itu sempurna. Tidak ada yang perlu diubah lagi. Hinata menyukai Naruto apa adanya.

"Naruto memiliki hati yang terlalu luas dan lapang."

Momiji - もみじWhere stories live. Discover now