20 : Makan Siang

8.8K 1.1K 259
                                    

Thanks buat nunuchan32 yang telah menghadirkan ide untuk chapter ini. Love you!

20 : Makan Siang

.

.

Sasuke sedang... menginjak-injak sesuatu.

"Um... S-Sasuke-"

Dengan sigap Sasuke menghalangi Hinata melihat sesuatu yang baru saja dia injak dengan sadis. "Ah, kau datang." Nada kalimatnya terdengar datar, seolah tidak terjadi sesuatu.

Ataukah memang tidak terjadi apapun?

"Ano... apa yang sedang..." Hinata mencoba melihat benda apakah itu namun Sasuke justru semakin menyembunyikannya. "Apakah itu..." Sebelum Hinata menyelesaikan kalimatnya, Sasuke menghampiri Hinata lalu menggandengnya memasuki kediaman Uchiha.

Hey! Jika Sasuke berpikir tindakannya itu bisa membuat Hinata melupakan insiden tadi maka...

Maka...

...dia berhasil.

Benak Hinata yang awalnya berisi tentang pertanyaan dan rasa ingin tahu kini berganti dengan perasaan takjub karena tangannya digandeng oleh seorang Sasuke Uchiha. Mana sempat Hinata memikirkan hal lainnya saat jantungnya berdegup dengan sangat kencang dan seakan ingin melompat keluar.

Mereka berada di dapur, di tempat yang sama seperti biasa dengan secangkir teh hangat dan...

Hinata merasa ada yang kurang. "Eh? Sasuke, tumben kau tidak memiliki biskuit."

Cangkir yang sedang berada di tangan Sasuke tiba-tiba terjatuh ke atas meja dan membuat teh panas membanjiri permukaan kayu itu.

Sepertinya untuk sementara ini kata biskuit akan menjadi hal yang tabu bagi Sasuke.

"Ah?!" Hinata bangkit berdiri dan mencari lap. "Apa kau tidak apa-apa? Apa kau terkena tumpahan teh?"

"Aku tidak apa-apa, cangkir itu hanya... tidak sengaja tergelincir dari tanganku." Sasuke berusaha meraih lap yang ada di tangan Hinata, sayangnya perempuan berambut panjang itu bersikeras membersihkan kekacauan itu dengan menggunakan tangannya sendiri.

"K-kau harus berhati-hati. Teh panas bisa melukai tanganmu."

Sayangnya mendengar kata 'tangan' justru membuat Sasuke berfokus pada tangan Hinata yang sedang membersihkan meja. Putih. Bersih. Beberapa bekas luka yang menghiasi tangan itu menunjukkan profesinya sebagai seorang shinobi yang sering terluka dan berdarah. Tangan itu juga lebih kecil bila dibandingkan dengannya. Terlihat rapuh namun sebenarnya sangat mematikan karena bisa menghabisi musuhnya dengan satu sentuhan.

Ia baru saja menyentuh tangan itu, atau lebih tepatnya menggandeng. Tangan itu hangat dan lembut. Sasuke tidak tahu mengapa ia tiba-tiba meraih tangan Hinata dan menggandengnya...

"--itulah mengapa aku datang... Sasuke, apa kau mendengarkanku?"

"......" Tidak, ia tidak mendengarkan apapun karena sejak tadi ia sibuk memikirkan hal lain.

Hinata memiringkan kepalanya. "Apa yang sedang kau pikirkan."

Aku tidak akan memberitahumu.

Sasuke berpura-pura sibuk mengambil teh untuk mengisi cangkirnya yang telah kosong. "Kupikir kau tidak akan datang lagi kemari."

"Kau... tidak suka bila aku datang?"

Momiji - もみじTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang